Lynne melirik ke arah Gabriel yang tertidur lelap setelah mengucapkan serangkaian kalimat yang sukses membuatnya baper untuk kedua kalinya hari ini. Lalu sekarang, Lynne lah yang menyetir karena Gabriel menolak mati-matian idenya mengenai supir pengganti.
Kelihatannya, Gabriel tidak suka berinteraksi dengan orang lain jika tidak terpaksa ataupun tidak menguntungkan. Mungkin karena alasan itu ... dia jarang muncul di media. Tidak seperti Daniel.
Lynne mencebikkan bibirnya sembari menghela napas pelan saat sadar bahwa jantungnya masih berdebar-debar.
Tampaknya, ia harus mengontrol perasaannya sesegera mungkin agar tidak mudah terjatuh pada pesona Gabriel.
Hanya dengan beberapa kata, Lynne bisa dibuat luluh lantak oleh seorang Gabriel Wallance?
Oh Tuhan, ini tidak benar. Sungguh, Lynne tidak pernah satu kalipun bersikap seperti ini selama hidupnya.
Ia tidak mengerti apa itu cinta, tapi ia mengerti tentang berdebar-debar dan perasaan senang ketika bersama seseorang. Margo pernah bercerita tentang pengalamannya, dan waktu itu Lynne berpikir Margo kekanak-kanakan hingga merasa senang hanya karena kehadiran Kenndrick di sampingnya.
Tapi sekarang ... Lynne sadar. Bahwa perasaan itu memang ada. Dan perasaan itu, sama sekali tidak kekanakan.
Lynne sepertinya benar-benar gila. Hanya dalam satu hari, dia berhasil terjun bebas ke dalam pesona Gabriel.
"Dasar jahat," gumam Lynne pelan sembari curi-curi pandang ke arah atasannya. "Kau tidak menyukaiku ... tapi kenapa ... kau buat aku menyukaimu?"
Setelah mengucapkan kalimat yang membuatnya tampak menyedihkan, Lynne tersenyum bodoh. Ia sungguh sial karena jatuh cinta dengan lelaki yang tak tergapai seperti Gabriel.
***
"Pak ... kita sudah sampai." Lynne menyentuh kemeja Gabriel pelan untuk membangunkan lelaki itu, tapi Gabriel sama sekali tak bereaksi. Sebenarnya, Lynne sangat ingin memegang wajah Gabriel dan menciumnya agar lelaki itu bangun. Tapi—Ah, tunggu dulu. Apa yang sedang Lynne pikirkan?
Apa otaknya sudah benar-benar tercemar dengan film Fifty shades of Grey?
Atau, sisi jalang Lynne sudah muncul ke permukaan setelah terpendam selama 24 tahun?
Entahlah. Lynne tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Gabriel mengeluarkan sisi lain dari dirinya. Sisi yang tak pernah Lynne ketahui.
"Pak ...." panggil Lynne satu kali lagi. Ia mengambil tindakan lebih berani untuk menguncang tangan Gabriel. Tapi ... sungguh, Gabriel sama sekali tidak terpengaruh.
Apa jangan-jangan, Gabriel pingsan?
"Pak! Pak!" Lynne berteriak kencang setelah menyadari bahwa pemikirannya masuk akal. Gabriel memang tampak pucat dan tadi ia juga bilang ... kalau ia pusing.
Astaga ... bagaimana ini? Haruskah Lynne memanggil ambulan?
Bagaimana kalau Gabriel mati?!
"Pak!" Lynne mulai panik saat Gabriel masih bergeming seolah suara Lynne yang cempreng nan besar ini tidak terdengar sama sekali. "Pak jangan mati ... ku mohon."
Lynne menarik tangan Gabriel dan menghela napas lega saat merasakan denyut nadi di sana. Syukurlah, Gabriel masih hidup.
Tapi kemudian, Lynne sadar kalau suhu tubuh Gabriel tidak normal. Tampaknya lelaki itu demam.
"Badannya panas sekali," gumam Lynne ketika memegang dahi Gabriel.
"Pak ... kau sakit. Kita harus ke rumah sakit atau kau mau tinggal di apartmentmu saja?" tanya Lynne lagi dengan suara keras. Tapi kali ini, ia berbicara tepat di depan telinga Gabriel.
KAMU SEDANG MEMBACA
[#W1] That devil is my CEO (COMPLETED)
Romance[Follow dulu untuk kenyamanan bersama🙏] cerita ditarik sebagian demi kepentingan penerbitan. ⚡WALLANCE BOOK ONE⚡ --- Gabriel Wallance, anak bungsu dari Wallance's Group. Tidak pernah muncul ke publik, bahkan enggan menyapa karyawan karena rasa mala...