"Lynne ...," ucap Gabriel pelan. Suaranya terdengar lembut sekaligus serak, membuat Lynne mau tak mau menatap ke arah matanya.
"Iya?" tanya Lynne heran. Mereka berdua sudah sampai di depan gedung hotel yang tampak mewah. Satu hal yang baru Gabriel tahu, ada banyak wartawan di depan pintu masuk. Dan hal itu sukses membuatnya bergidik ngeri. Berurusan dengan berbagai jenis manusia yang belum pernah ia temui adalah momok bagi Gabriel.
Sedangkan bagi Lynne ini luar biasa. Perayaan ini sungguh fantastis, dan Lynne sadar bahwa Wallance adalah konglomerat asli.
Lantas sekarang, apa Lynne akan bergandengan tangan dengan salah satu keturunan Wallance yang tak pernah muncul ke publik ... Gabriel?
Oh astaga, seluruh wanita di dunia akan iri setengah mati kepadanya.
"Ini." Gabriel merogoh kantong sakunya dan mengeluarkan sebuah kotak. Kemudian dengan gerakan lambat, ia membukanya. Lynne bisa melihat sebuah cincin berkelap-kelip karena pantulan cahaya. Ya Tuhan ... indah sekali.
Lynne merasa di lamar meskipun nyatanya tidak begitu. Ia nyaris meneteskan air mata, tapi Lynne tahu Gabriel akan menganggapnya gila jika tiba-tiba ia menangis.
"Be my princess for tonight." Gabriel memasangkan cincin berlian itu di tangan Lynne dan yang aneh, ukurannya pas!
"K-kapan kau menyiapkannya, Gab? Dan bagaimana bisa ... kau tahu ukurannya?" tanya Lynne sembari memandangi cincin itu, terpesona. Berliannya memang tak terlalu besar, tapi cincinnya tampak simpel. Mirip dengan karakter Gabriel.
"Sesaat setelah kau setuju untuk menjadi tunangan palsuku, aku menyelidiki semua tentangmu. Lagipula itu tidak mahal, jangan terlalu dipikirkan."
Lynne melongo dibuatnya. Ia yakin, cincin ini seharga mobil yang mungkin sudah cukup mewah bagi Lynne, dan Gabriel menyebutnya tidak mahal?
Shit, orang kaya memang berbeda.
Gabriel tersenyum singkat lalu melirik ke arah para wartawan itu. "Kita harus turun sekarang. Kau siap?"
Lynne mengangguk seraya menarik napasnya dalam-dalam. Jantungnya berdebar kencang. Ia gugup, tapi Lynne berjanji dalam hati kalau Gabriel tidak akan menyesal membawanya ke sini.
"Tapi ... apa kau masih sakit? Maksudku, kau baik-baik saja kan?" tanya Lynne ragu meskipun sekarang ia bisa melihat rona merah di pipi Gabriel. Tampaknya suhu tubuh lelaki itu sudah kembali normal.
"Aku baik-baik saja berkatmu, bahkan sekarang semua rasa pusing itu hilang. Terima kasih, Lynne."
"Sama-sama." Lynne mengangguk-angguk.
Gabriel tersenyum singkat lalu keluar dari mobil. Ia membukakan pintu Lynne dan menuntun gadis itu keluar. Ia menyodorkan tangannya dan tersenyum manis.
"Let's go princess."
Lynne mengerjap. Ya Tuhan, ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Dia ... dan Gabriel bergandengan tangan di depan para wartawan. Entah kenapa Lynne merasa seperti berada di negeri dongeng. Ia menjadi Cinderella dan Gabriel adalah pangerannya.
Mereka berdua berjalan pelan. Lynne sempat menundukkan kepala karena malu. Semua orang menatapnya. Semua orang sedang menilai penampilannya. Dan satu hal yang Lynne tahu, mereka sedang menilai kecocokan antara Lynne dan Gabriel.
"Jangan menunduk, nanti mahkotamu jatuh, princess," tukas Gabriel dengan suara rendahnya. "Jangan malu, Lynne. Tunjukkan sisi dirimu yang begitu mengagumkan hingga bisa membuatku terpukau waktu itu. Kau adalah tunanganku. Ingat, tunangan Gabriel Wallance tidak boleh malu pada dirinya sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
[#W1] That devil is my CEO (COMPLETED)
Romansa[Follow dulu untuk kenyamanan bersama🙏] cerita ditarik sebagian demi kepentingan penerbitan. ⚡WALLANCE BOOK ONE⚡ --- Gabriel Wallance, anak bungsu dari Wallance's Group. Tidak pernah muncul ke publik, bahkan enggan menyapa karyawan karena rasa mala...