POV Jaejoong
Entah apa dosaku dikehidupan lampau, sampai mempunyai teman yang sangat menyebalkan seperti mereka. Kalau mereka senang mestinya berbagi kebahagian untuk temannya, ini malah merepotkan temannya, untung teman, coba kalau tidak udah dibuang kali. Sungguh hari yang mengesalkan, kenapa tidak mereka saja yang mengunjungi ku. Ini malah aku disuruh menyusul mereka ke Jepang. Tapi dari pada mereka cerewet lebih baik aku menurutinya saja.
Saat ini aku sedang di bandara untuk berangkat mengunjungi sahabatku, kami berteman sejak kecil. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah dan tinggal bersama. Sebagai sahabat tentu aku sangat bahagia dengan keputusan mereka. Sahabatku seorang namja kalau kalian tau, mereka sama-sama namja. Mungkin bukan hal yang aneh lagi dizaman sekarang, tapi tetap saja ada berbagai pandangan miring dari orang lain. Tapi kebahagian cuma kita yang bisa menentukannya, tidak peduli dengan perkataan orang karena hidup kita, milik kita sendiri.
Temanku juga berteman dengan Yunnie, mereka juga yang secara diam-diam membantuku untuk dekat dengan Yunnie tanpa sepengetahuan Yunnie. Tapi kami berbeda nasib, mereka penuh dengan kebahagiaan sedangkan aku penuh dengan derita. Sampai mereka kesal dan menyarankan ku satu hal untuk memutuskan apa yang harus aku lakukan nantinya.
Awalnya aku tidak yakin dengan saran mereka, bahkan aku malah takut bahwa aku benar-benar akan kehilangan mereka. Mungkin orang lain akan berpikir aku sangat bodoh, karena tetap mencintai orang seperti mereka, tapi mau dikata apa, melupakan seseorang yang kita cintai itu sangat sulit. Tapi setelah dipikir-pikir kembali saran mereka tidak lah salah, pada akhirnya aku harus memutuskan untuk mengambil tindakan tegas. Tindakan tegas ini lah yang harus aku lakukan. Demi diriku juga, demi kebaikan kami semua.
******
POV Yunho
Sudah 2 hari kami tiba di desa Miwa, hari pertama sampai kami beristirahat dulu karena walau bagaimanapun, kasian anakku jika kami langsung mencari Jaejoong. Setelah beristirahat seharian, besoknya kami memulai pencarian kami bertanya dengan penduduk disana. Hari sudah sore tapi masih belum ada petunjuk dimana Jaejoong tinggal. Apa dia sudah pergi dari sini, terbesit pikiran tersebut. Tapi aku harus tetap optimis, kita pasti akan bertemu kembali, karena dia takdirku.
"Appa, minnie lapar" ucap anakku
"Baiklah, ayo kita mencari makan, sepertinya ini juga sudah jam makan sore" ucapku kepada Minnie, sambil melihat sekeliling mencari tempat untuk makan
Kami pun bertemu dengan Ahjumma dan bertanya dimana tempat makan terdekat disini, dia pun memberitahukan bahwa ada kedai makanan yang enak tapi sayang hari ini tutup dan di desa seperti ini sulit mencari tempat makanan kalau mau harus jalan jauh ke arah kota. Karena tidak tega melihat anakku yang kelaparan ahjumma itu menawarkan aku untuk makan ditempatnya. Kami pun berangkat menuju rumah ajhumma tersebut.
"Terima kasih ahjumma, maaf merepotkan" ucapku
"Tidak apa-apa nak, namamu siapa, sepertinya kamu bukan penduduk didesa ini" tanya ahjuma tersebut
"Maaf atas ketidak sopanannya, nama saya Jung Yunho dan ini anak saya Jung Changmin" ucapku sambil memberi salam perkenalan
"Baiklah ayo kita segera kerumah ahjumma sebelum semakin gelap, dirumah ahjumma juga sedang datang cucu ahjumma mungkin dia bisa bermain dengan Changmin, panggil saja saya ahjumma Hwang" ucap ahjumma tersebut sambil mengenalkan diri
Akhirnya kami tiba dikediaman ahjumma Hwang, kami pun berbincang-bincang ringan setelah mengisi perut. Hingga ahjumma bertanya tujuan kami kesini.
"Nak Yunho sedang apa disini, sangat jarang orang berkunjung ke desa Miwa, kecuali disaat-saat liburan"
"Sebenarnya saya sedang mencari seseorang ahjumma, menurut informasi yang saya dapat dia sedang ada disini, makanya saya menuju kemari untuk menjemputnya. Cuma setelah seharian bertanya tidak ada yang mengenalinya" ucapku menjelaskan
"Kalau ahjumma bisa bantu pasti ahjumma bantu, siapa orang yang kamu cari, namanya atau mungkin fotonya itu lebih membantu" ucap ahjumma Wang
"Namanya Jung...bukan Kim Jaejoong, ini fotonya ahjumma" sebutku sambil menunjukkan foto Jaejoong.
"Kalian mencari Jaejoong dia memang tinggal disini, baru berapa bulan dia menetap disini, dia sangat cantik walau seorang pria" ucap ahjumma Hwang membuatku tersenyum membenarkan dalam hati Jaejoongku memang cantik.
"Ahjumma kenal dengan Jaejoong, bisa tolong tunjukkan dimana dia tinggal" ucapku dengan nada memohon tapi tidak dapat ditutupi suaraku terdengar sangat antusias
"Kedai yang tadi kalian liat, itu tempatnya tinggal tapi saat ini dia sedang pergi katanya sih menemui temannya di Jepang. Jaejoong juga tidak bilang kapan dia kembali"
"Baiklah ahjumma, kami pamit dulu kembali kepenginapan kami, terima kasih atas makanan dan informasinya. Maaf telah merepotkan" ucapku jujur saja aku kecewa karena tidak dapat bertemu dengan Jaejoong secepatnya tapi setidaknya masih ada harapan karena dia memang tinggal disini.
"Baiklah, hati-hati dijalan, nanti kalau ahjumma bertemu dengan Jaejoong akan ahjumma sampaikan kalau kalian mencarinya"
Setelah itu aku dan changmin pun berpamit menuju kepenginapan. Bahkan changmin terlihat sedih karena tidak bisa segera bertemu dengan ummanya.
Aku harap benang merah kita masih ada Joogie, aku masih sangat mencintaimu dan Minnie masih sangat membutuhkan mu seumur hidup kami.
Tbc.....

KAMU SEDANG MEMBACA
Adakah Ruang Untukku???
Фанфик5 tahun, menurutku bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah penantian...Aku hanya berharap ada keajaiban untuk orang sepertiku, tapi semua hanyalah anggan-anggan, karena tidak ada kebahagiaan bagi orang sepertiku.... Peringatan!!! Cerita ini tentang...