EXO & F(X) [ LAA TAHZAN - 1]

24 5 2
                                    

Matahari pagi sebentar lagi akan terbit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari pagi sebentar lagi akan terbit. Langit ufuk timur dihiasi semburat oranye, membaur dengan biru gelap yang belum sempurna, menciptakan planet warna yang tidak biasa. Embun pagi menetes melalui sudut-sudut daun dan langit perlahan-lahan berubah cerah, seakan menyimbolkan harapan baru.

"Hei, Kim Lami, apa kau tidak ingin melihat pemandangan secantik ini sekarang?" tanya lelaki 37 tahun itu pada putri kecilnya yang kini sudah berusia 14 tahun.

Lami, panggilan gadis kecil itu menguap lebar-lebar tanpa bisa ditahan lagi, mengusap air mata kantuk yang memenuhi sudut matanya. "Bagus, tapi aku mengantuk sekali, Ayah,"

Sudah tiga hari yang lalu seorang Kim Lami resmi mengenakan hijabnya. Karena ia sudah mencapai usia baligh. Mengalami menstruasi pertama.

"Hari ini Kakak Luhan dan Kakak Sehun datang dari Busan berkunjung kemari. Apa Lami tidak merindukan mereka?" tanya sosok wanita cantik yang wajahnya sama persis dengan Lami. Ia mengenakan t-shirt longgar lengan panjang dan rok panjang sambil menggandeng anak laki-laki berusia enam tahun. Jaemin, adik Lami. "Hampir enam tahun kita tidak bertemu mereka. Terakhir mereka ke mari saat Jaemin lahir."

Wajah Lami langsung berseri. "Kakak Sehun? Dia mau kemari?! Wah, apa dia masih ingat denganku?"

Suho tersenyum tipis. "Yang datang dua orang tapi kenapa kau hanya bertanya Sehun?" goda ayahnya.

Wajah Lami langsung bersemu merah. Dulu saat kecil Lami sangat dekat dengan Sehun. Ke mana Sehun pergi, Lami selalu membuntutinya mirip ekor.

Mereka berempat menunggu kedatangan Sehun dan Luhan hingga matahari meninggi dan langit berubah jingga, tidak bergerak hingga kehangatan sinarnya menyentuh wajah mereka.

"Assalamu'alaikum!"

Mereka segera menoleh pada asal suara itu. Dua orang pria tampan berdiri gagah di depan pintu halaman rumah mereka. Dua orang bersaudara yang terlahir dengan wajah yang serupa. Mereka adalah Luhan dan Sehun. Keponakan Suho.

"Wa'alaikum salam," jawab semuanya kompak. Dua pemuda tadi menghampiri Suho dan Sulli, bergantian mencium tangan mereka lalu saat Lami ingin bersalaman seperti keduanya, mereka menarik tangannya dan mengatubkan di depan dada.

"Loh, kenapa?" tanya Lami tak mengerti.

Sulli tertawa pelan. "Mereka sudah bukan mahram-mu lagi. Ingat itu," bisik Sulli.

Lami hanya tersenyum malu. Lalu Suho menyuruh mereka istirahat sejenak. Hingga satu jam kemudian mereka kembali berkumpul di halaman rumah.

"Ayah, bisakah Ayah bercerita bagaimana kalian dulu bertemu?" Lami menatap orang tuanya.

"Menarik, aku juga penasaran bagaimana kalian bertemu," timpal Luhan.

"Aku masih ingat puisi yang ditulis, Paman dulu," ledek Sehun.

[END] ✅ Fanfic IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang