chapter 4

85 16 5
                                    

"Vin,gue pengen cerita deh sama Lo." Ucap Rani yang berada di dalam kelas berdua dengan Vina, sedangkan Caca dan Anita sedang pergi ke ke toilet.

"Cerita aja si," ucap Vina santai sambil memainkan handphone nya.

"Gue pengen cerita tapi Lo malah maen hp gimana gue pengen cerita ketika dunia Lo teralihkan oleh hp!"

Vina memasukan handphonenya kedalam saku rok abu-abu miliknya.

"Ckckck. Yaudah si, Mau cerita apa?".

Rani terdiam sebentar antara lanjut bercerita atau tidak.

Baik! Sudah diputuskan oleh Rani untuk bercerita kepada Vina. "Gini Vin,gue penasaran sama Ka Aldi masa," ucap Rani dengan harap-harap cemas.

"WHATTT!!"

Vina tidak bisa meninggalkan sifat hebohnya itu. Vina teriak dengan sangat kencang membuat teman-teman yang berada dikelasnya menoleh kearah mereka berdua.

Rani menghela napasnya dan memukul lengan Vina pelan. Sungguh kenapa dia bisa berteman dengan Vina yang suka teriak-teriakan. "Biasa aja kali ish!"

‌"Eh iyaiya maaf! Lo serius Ran, Suka sama Ka Dino?" Tanya vina yang mulai serius dengan topik pembicaraan nya.

"Ihh gue bukan suka! Tapi gue cuman penasaran aja sama dia, Vina!"

"Penasaran kata lo? Inget ya Ran! Penasaran itu awal rasa suka sama seseorang."

"Sejak kapan Lo jadi bijak Vin! hahaha" ucap Rani sambil tertawa.

"Bodo amat! sebel gue!, dibilangin juga!" Geram Vina dengan mata mendelik dan tangan yang disilangkan didepan dada. Ciri khas seorang Elvina Mozakia.

"Eh iyaiya! tapi ya Vin gue kayanya gak bakalan mungkin bisa dapetin dia nih." Kata Rani dengan nada yang sangat putus asa.

Vina menaruh kepalanya di atas meja dan menghadap Rani. "Kenapa ga mungkin coba, Lo aja belom nyoba udah bilang gak mungkin aja!"

"Ga ada yang ga mungkin di dunia ini, selagi mau mencoba kenapa engga? Usaha gak pernah ngehianatin hasil!" lanjut Vina dengan mata yang lama-lama tertutup.

Rani menghela napasnya dan menatap kosong pintu masuk kelasnya, membenarkan ucapan yang baru dilontarkan oleh sahabatnya itu. "Iya juga sih Vin! Tapi gue gak mau jatuh cinta ah!"

"Kenapa emangnya?"

Rani menolehkan pandangannya hingga menatap Vina yang ternyata juga sedang menatap kearahnya.

"Gue takut buat jatuh cinta Vin! gue takut cinta gue bertepuk sebelah tangan! Gue takut buat patah hati! Gue takut buat kecewa,"

"Maka dari itu,untuk sekarang ini biar gue mengagumi dia aja dari jauh Vin" lanjut Rani.

"Itu si seterah hati lo Ran! Tapi apa Lo gak mau mencoba dulu?"

"Pengen gua mencoba Vin,tapi gue bener-bener takut." jawab Rani lirih sambil memainkan pulpen yang sedang di pegang nya.

Vina merubah posisinya dari tiduran menjadi duduk tegap menghadap Rani. "Tenang aja Ran,lo punya kita! Lo punya gue, Caca, Anita disini yang siap ngebantuin Lo dalam hal apapun!" ucap Vina yang membangunkan semangat Rani.

"Kalo lo mau curhat Lo bisa curhat ke kita semua Ran!" lanjut Vina.

Rani memukul pelan bahu Vina yang dibalas toyoran kecil dari Vina lalu mereka tertawa bersama. "Makasih Vin, Lo emang sahabat gue deh! Yang lain mah sodara!"

"Anjir!"

"Jadi! kita bukan sahabat Lo yang baik nih?"

Tertawa mereka berhenti ketika ada seseorang yang berceletuk. Mereka membalikkan badan dan menghadap ke seseorang yang baru saja masuk kedalam kelas. Ternyata Caca dan Anita yang baru selesai dari ritualnya.

ASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang