chapter 11

65 8 0
                                    


"Yauda terserah Lo aja" lanjut Vito pasrah lalu berdiri dan meninggalkan rani sendiri ditaman belakang sekolah.

Setelah Vito pergi, Rani menangis sejadi-jadinya. Tidak perduli dengan matanya yang semakin membengkak hidung yang memerah rambut yang sedikit acak-acakan.

"Kalo gue tau jatuh cinta bisa sesakit ini, lebih baik gue gak usah jatuh cinta dari awal" Batin Rani.

Rani masih terisak dengan tangisan nya. Hingga tepukan di bahu membuat dia terkejut sekaligus berhenti menangis.

Rani menghapus bekas air matanya.dan langsung menampilkan ekspresi yang biasa - biasa saja seolah-olah dia tidak kenapa-kenapa.

Rani menghela napas lalu matanya yang jeli langsung melirik ke arah seseorang yang telah duduk di bangku tepat sebelahnya.Radwan!
Orang itu adalah Radwan.

"Ngapain Lo disini!?" Tanya Rani dengan tatapan tanya kepada seseorang disampingnya.

"Kalo abis diputusin gak usah nangis bisa kan!?" Tanya Radwan dengan tatapan lurus ke depan.

Rani mengkerut kan alis nya hingga menjadi terlihat segaris. Rani nampak berpikir siapa yang habis di putusin sama pacarnya, " siapa yang habis di putusin?masa iya dia nyangka nya gua abis putus si? Punya pacar aja engga,jangankan pacar gebetan gue aja udah ada yang punya" batin Rani.

"Gue ga abis putus" jawab Rani dengan nada datar.

"Lah terus Lo kenapa nangis!?" tanya Radwan.

"Gaperlu tau"

"Oh"

"Ye"

Hening.

Hingga Rani berdiri, membersihkan roknya untuk beranjak dari sini bahwa Bel istirahat akan segera berbunyi.

"Gue kelas" ucap rani langsung meninggalkan Radwan sendiri di taman sekolah.

****

Sebelum Rani masuk kedalam kelas rani menyempatkan untuk ke toilet sekedar melihat keadaannya.

Tepat di samping Rani ada dua orang kakak kelas yang melihat penampilan dari atas sampai bawah.

"Lo yang nama nya Rani!?" Tanya kakak kelas yang terkenal dengan nama Fingkan.

" Iya kak saya Rani" jawab Rani sesopan mungkin.

"Lo siapa nya Vito? Berani banget deketin cowo orang!! Dasar cewek gatel" Kata Fingkan dengan nada tak ramah.

Rani hanya diam dan menunduk. malas meladeni cewek yang mengaku-ngaku pacar abangnya..

"Permisi kak saya mau ke kelas" kata Rani sambil menuju keluar toilet. Namun tangan Rani di cekal oleh Fingkan lalu mendorong Rani hingga terbentur tembok.

Rani hanya bisa meringis kesakitan sambil memegang sikut nya yang terasa perih.

"Ga sopan Lo ya sama kakak kelas ha!?" Bentak Fingkan.

"Kurang sopan apa lagi saya kak? Saya sudah menjawab dengan sesopan mungkin kak" balas Rani dengan nada masih terdengar sedikit sopan.

Karna Rani sadar bahwa perempuan di depannya ini adalah kakak kelasnya.

"Masih bisa ngelawan juga Lo!!" Teriak Fingkan dengan muka memerah.

"Gue senior disini dan posisi Lo masih junior jadi jangan macem-macem sama senior!" Kata Fingkan tajam.

"Kalau kakak kelas nya kaya Lo buat apa harus di hormati?" Tanya Rani tak kalah tajam

"Kurang ajar" balas Fingkan dengan tangan yang ingin menampar Rani.
Rani hanya bisa memejamkan matanya pasrah.

ASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang