Hari ini adalah hari selasa. Yah, sebenarnya tak ada apa-apa. Hari selasa sama dengan hari-hari biasanya bagi Clavenia. Tetapi bedanya, dia sudah berpacaran dengan Gerald. Ia merasa sangat beruntung mendapatkan Gerald, lelaki yang sangat dipujanya dari kelas 10.
Gerald adalah seorang pemain basket di sekolahnya. Jika bisa menyombongkan diri, alasan mengapa Clavenia sangat bangga memiliki seorang Gerald didalam hidupnya: Gerald merupakan seorang kapten basket. Ia sangat sering mengharumkan nama SMA Patriot dengan membawa piala setelah pertandingan. Bahkan, ia tak jarang diberikan kepercayaa untuk melatih adik-adik kelas atau untuk mempromosikan ekskul basket kepada siswa-siswa baru.
"Jadi lu gak berangkat ama gue?" tanya abang Clavenia bernama Clement. Clement merupakan mahasiswa di salah satu universitas terkenal di Jakarta. Ia merupakan sosok inspiratif Clavenia. Perbedaan umur mereka hanyalah 2 tahun itulah mengapa mereka sangat mengenali satu sama lain.
"Gak bang. Gue berangkat ama temen." jawab Clavenia melahap sosis di hadapannya.
"Yaudah. Carmel. Sini berangkat." panggil Clement. Carmel adalah adik paling kecil walaupun umurnya sekarang sudah tidak bisa dibilang kecil banget. Ia duduk di bangku kelas 10 SMA Patriot juga.
Selama ini Clavenia sangat sayang kepada saudaranya karena orang tua mereka sangat sibuk. Mungkin dalam seminggu hanya dua hari di rumah, sisanya pasti ke luar kota bahkan ke luar negeri. Maka dari itu, mereka diurus oleh Mbak Tuti yang telah mengasuh mereka dari kecil pula.
Setelah Clement dan Carmel berangkat duluan ke sekolah, tak lama berbunyi klakson dari luar rumah.
"Mbak, aku berangkat dulu ya." pamit Clavenia mencium tangan Mbak Tuti. Ia memang sudah menganggap Mbak Tuti seperti ibu kandungnya sendiri.
"Hati-hati ya dek. Inget jangan pulang malem-malem!" seru Mbak Tuti sedikit teriak agar suaranya terdengar oleh Clavenia yang sudah di ruang tamu.
Clavenia tak lupa untuk bercermin yang entah keberapa kalinya. Ia harus memastikan make up nya kali ini terlihat cantik walaupun tidak menor. Rambutnya juga tak lupa ia catok sehingga menciptakan gelombang yang begitu menawan.
"Pagi..." loncat Clavenia ke dalam mobil. Seketika Gerald hanya melihatnya tanpa berkedip. "Hei, kenapa?"
"Kamu cantik banget hari ini.." kagum Gerald masih memandangi wajah kecil Clavenia yang sedikit lebih bersinar hari ini. Clavenia hanya tersenyum simpul menanggapi pujian Gerald.
Hari ini berlangsung dengan sangat baik. Mungkin begini ya orang yang sedang jadian. Hari-harinya sangat menyenangkan.
"Ngapain sih lu senyum-senyum daritadi?" suara itu mengagetkannya yang masih terhalang oleh pujian Gerald tadi pagi.
"Ya gapapa. Hehehe"
Tak lama sosok laki-laki tinggi tersebut masuk ke dalam kelas. Tak ada yang berubah dengannya. Sama seperti kemarin, ia masih tanpa ekspresi. Tapi ada satu yang membuatnya kelihatan lebih berbeda hari ini. Ia tak menggunakan kacamata. Hal ini membuat sebagian perempuan pangling untuk melihatnya lebih lama termasuk Clavenia.
"Wah gak usah dilihatin sampai kayak gitu juga kali." Carline mengagetkan Clavenia. Benar, ia sangat terkagum akan penampilan Orlando, anak baru itu hari ini.
"Gak lah, keliatan beda aja dia."
Pak Wisnu pun masuk ke kelas dan kelas sejarah pun akhirnya dimulai.
***
Layaknya kekasih pada umumnya, acara istirahat Clavenia pun tidak bersama Carline lagi. Ia bersama sang kekasih yaitu Gerald.
"Rald, kamu kenapa?"
Tanpa alasan Gerald sangat diam setelah memujinya tadi pagi. Ia menatap sepiring nasi gorengnya tanpa selera.
"Kamu yang kenapa?" tanya Gerald balik membuatnya terkejut. Gue? Gue kenapa?
"Aku udah tau ya anak baru itu.. Jangan buat dia pindah sekolah akhirnya.." lanjut Gerald. Clavenia langsung memutar otaknya yang sempat terhenti akan perkataan Gerald. Ini anak kenapa ya?
"Rald... emang anak baru itu kenapa? Dia gak ngapa-ngapain" ujar Clavenia masih bersikap tenang menghadapi Gerald.
Gerald tak merespon ucapan Clavenia tetapi hanya menghabisi nasi gorengnya.
***
Selama di kelas Clavenia terus memikirkan perkataan Gerald barusan. Emang gue ngapain dah sama anak baru itu? pikir Clavenia. Ia terus memutar otaknya sampai sebuah lemparan buku mendarat di punggungnya.
"Apaan sih?" teriak Clavenia masih bete. Ini pasti kerjaan usil anak-anak monster di belakang.
"Penghapus" kata anak itu singkat. Clavenia langsung membalikkan badannya untuk melihat sosok yang melemparnya buku itu. Suara yang tidak asing di telinganya.
"Apaan penghapus?!"
"Pinjem"
Clavenia meraih penghapusnya kemudian memberikannya kepada Orlando.
"Oke, gue mau lu kalo ngomong gak cuma satu kata." sambil memberikan penghapus itu, Clavenia membalikan badannya kembali. "Dan satu lagi gak usah lempar-lempar buku segala. Lu jadi orang sopan dikit lah. Anak baru juga kok belagu sih!" teriak Clavenia sedikit ngegas membuat semua mata melihatnya karena telah memaki-maki anak baru tersebut.
"Kenapa?"
"Iya lah. Lu orang paling ngeselin yang gue pernah kenal. Percuma muka lu ganteng tapi kelakuan lu mines. Gak bakal kelihatan cool dan gak ada cewek yang bakal suka ama lo!" seru Clavenia masih terbakar emosi.
"Gue harus peduli"
FUUUUUCKKKK. Udah ah. Clavenia tak memedulikan laki-laki itu lagi. Ia bahkan tak akan mengambil penghapus itu lagi dari tangan Orlando.
***
Di atas mobil mereka masih terdiam satu sama lain. Padahal mobil tersebut belum jalan sama sekali. Mereka masih di parkiran sekolah memandang ke depan sambil diam-diaman. Hanya musik yang mengisi atmosfer canggung dalam mobil tersebut.
"Jadi gosip itu gak bener kan?" akhirnya suara itu mulai terdengar. Clavenia sangat lega mendengar suara yang membuatnya sangat lega tersebut.
"Gosip apaan sih, Ger?" kali ini ia sangat butuh penjelasan yang kuat dari Gerald.
"Yah katanya kamu caper ke anak baru itu."
SIAPA COBA YANG BIKIN GOSIP KAYAK GINI? Bahkan ia sendiri tak pernah mendengar gosip ini di kelasnya sendiri. Ia bahkan juga bersikap dingin kepada Orlando.
"Hah??? Kamu denger darimana sih? Sumpah bego banget." ujar Clavenia ceplas-ceplos masih tak menyangka.
Gerald kemudian menatap wajahnya sangat lekat. Tak lama, ia mendekatkan wajah Clavenia dengan wajahnya. Mereka ciuman selama beberapa detik.
"Promise me, you won't let go."
Ucapan Gerald tersebut membuat Clavenia seketika merinding. Gerald memang tak pernah gagal untuk membuat hatinya mencair.
![](https://img.wattpad.com/cover/136441235-288-k838825.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Orlando's Secret
Teen FictionAda sesuatu yang aneh pada dia. Wajahnya yang dilengkapi oleh kacamata coklat yang membingkai kedua bola mata hitam pekatnya itu, hidung kecil dan mancungnya, bibirnya yang tipis dan kecil, semuanya menghiasi wajahnya yang berbentuk oval dengan dag...