3

130 3 0
                                    

Malam ini ia harus mengerjakan PR untuk minggu depan. Clavenia lalu mengobok-ngobok tas sekolahnya berusaha meraih beberapa buku-buku termasuk salah satu buku yang terselip dalam tasnya. 

"Lah ini buku siapa ya?" tanya Clavenia dalam hati. Ia membuka buku tersampul rapi bergambar sepeda motor dengan background alam tersebut lalu melihat isinya. 

Tulisan dalam buku itu sangat rapi. Bahkan lebih rapi daripada tulisannya sendiri. Siapapun yang melihat buku ini pasti menyadari bahwa pemilik buku catatan ini adalah sosok yang sangat pintar-juara-satu-olimpiade-matematika-lima-dekade. 

Tetapi ada yang aneh disana, ini buku-buku rumus IPA yang tentunya sama sekali tak dimengerti oleh Clavenia. Tak sengaja, ia membuka halaman pertama dan menemukan nama Orlando disana. Orlando Revan. 

Revan? Ini nama seperti tidak asing di telinganya. Clavenia sudah menduga ada rahasia dalam diri Orlando yang berhubungan dalam hidupnya juga. 

***

"Ini buku lo gue balikin" sahut Clavenia menyodorkan buku Orlando. 

Kedua bola mata Orlando membesar walaupun dibingkai menggunakan kacamata tapi sangat jelas terlihat ekspresi terkejut Orlando. 

"Ternyata lu... Revan?" 

Seketika Orlando merasa seperti tertabrak tiang. Ia berharap ia langsung bisa pingsan sekarang dan masuk rumah sakit saja daripada harus menjawab pertanyaan Clavenia. 

"Clav.. gue sebenernya..." 

"Bagus juga nama lu." lanjut Clavenia selanjutnya tanpa memedulikan kalimat Orlando yang terputus itu. 

Clavenia kembali ke bangkunya tanpa memikirkan lebih lanjut ekspresi Orlando. Orlando hanya bisa mengelus dada saat mengetahui Clavenia belum menyadari semuanya. Sikapnya kembali dingin kepada semua orang. 

Beberapa menit kemudian, Clavenia membalikkan tubuhnya sambil tersenyum kepadanya. 

"Mulai hari ini gue bakal panggil lu Revan." 

Kalimat tersebut kembali seperti pisau yang menancap ke otak Revan. 

Suara bising tiba-tiba terdengar. Sekolah ini memang tidak ingin menghabiskan uangnya untuk memperbaiki suara speaker untuk pengumuman sehingga selalu membuat telinga seluruh SMA Patriot sakit. Tetapi tidak dengan bel sekolah (baca: kecuali bel masuk kelas). 

"Bagi Clavenia Anastasia Wibawa kelas 12 IPS 2 dan Gerald Alfred siswa 12 IPA 1, mohon ke kantor sekarang!" seru suara di speaker itu membuat mata Clavenia langsung terbelalak. Haduh cobaan apa lagi ini? 

Clavenia bangkit berdiri disambut oleh bisikan dan tatapan-tatapan sinis semua anak termasuk tatapan bahagia salah satu orang disana yang senang bahwa sesuatu akan terjadi. 

Ia hanya melihat sekilas jendela ruangan tersebut yang sudah terdapat Gerald duduk diam di dalamnya. Clavenia mengetuk pintu dan sedikit menundukkan kepalanya. 

"Ada apa ya pak?" tanya Clavenia sopan. 

"Kamu masih tanya apa yang kamu tau kamu telah lakukan?" 

Terlihat Gerald disana hanya sedikit menunduk tak berani melawan semua perkataan Pak Aji, guru BP. Ia sepertinya sudah mengetahui mengapa ia berada di ruangan ini. 

Pertanyaan sekaligus sindiran Pak Aji dijawab dengan gelengan Clavenia. 

Pak Aji mengeluarkan hpnya dalam saku kemudian menunjukkan sesuatu yang memenuhi layar hp beliau. Sebuah foto.... 

"Loh itu dari siapa pak?" Siapa yang sangka?? Bahkan Clavenia dan Gerald pun tak menyangka harus masuk ke ruang BP karena foto tersebut. Ia juga tak pernah memiliki histori nakal di sekolah yang mengharuskannya menginjak kakinya di ruangan itu. 

Orlando's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang