Hari-hari Clavenia terasa sama saja setelah putus dari Gerald, kecuali ia sudah semakin dekat dengan Orlando. Sosok laki-laki yang hanya berbicara satu kata itu mulai berubah. Ia sudah belajar banyak vocabulary baru kayaknya.
Dan, Carline? Entah mengapa Carline seperti menjauhinya. Awalnya, Clavenia merasa sangat sedih karena seperti sudah terjatuh tertimpa tangga pula. Pacarnya menjauhinya, lebih tepatnya mantan, kemudian sahabatnya dari kelas 10 juga (yang sudah berubah semenjak kelas 11 semester 2 dan sampai sekarang). Padahal saat kelas 10, terdapat gosip yang tidak enak menyangkut nama Clavenia. Carline lah salah satu teman yang mendukungnya dan ada setiap Clavenia memiliki masalah.
"Temen lu siapa lagi namanya, Carline ya? Itu gak pernah lagi dateng ke rumah?" pertanyaan Clement memang selalu tiba-tiba. Tanpa pernah ada pemanasan lebih dahulu. Kini mereka berempat (Clement, Carmel, Clavenia dan Mbaknya) sedang menyantap makan malam bersama di meja makan bundar itu.
"Gak. Udah gak deket lagi sekarang" ujar Clavenia menancap perkedel jagung di hadapannya. Pertanyaan itu sangat menyakitkan sebenarnya, ada masalah apa sebenarnya antara mereka?
"Padahal cantik. Hahaha. Dia agak mirip sama Vania sih." Ucap Clement masih mengunyah makanan dalam mulutnya.
"Ye bilang aja lu belom bisa move on" todong Carmel. Clement menatapnya sinis.
***
Setiap harinya mereka terus bersama membuat Clavenia melupakan sakit hatinya selama beberapa hari terakhir. Orlando memang menjadi sahabatnya sekarang. Segala sesuatu ia beritahukan kepada Orlando."Car?" panggil Clavenia setelah melihat Carline tidak lagi duduk di sebelahnya. Bahkan tasnya pun sudah pindah di sebelah Elha.
"Hmmm sorry ya Clav. Tapi kayaknya lu lebih akrab ama Lando sekarang" kata Carline mengetahui panggilan Clavenia tadi. Clavenia menelan ludahnya pelan.
"Gak papa. Lu juga gak usah duduk ama Clavenia lagi." ujar Orlando melempar tasnya ke bangku sebelah Clavenia kemudian meninggalkan kelas. Seluruh mata di kelas menyaksikan adegan itu termasuk Clavenia. Kenapa jadi Orlando yang marah ya?
Geng monster tersebut menyusul langkah Orlando dari belakang. Mereka semua penasaran dengan tingkah Orlando akhir-akhir ini yang sudah jarang main sama mereka dan cenderung lebih dekat dengan Clavenia. Saat Orlando sedang belanja gorengan di kantin, sekelompok laki-laki menghampirinya.
Mereka hanya bisa memandang dari jauh tanpa menghampiri sama sekali.
"eh itu bukannya si Gerald and the gang ya, anak-anak basket semua?" bisik salah satu dari mereka, James.
"Iya weh. Ngapain ya? Ribut ya?" balas Gilang disambut oleh endikan bahu anggota monster yang lain.
"Oke gue tunggu lo pulang sekolah ini. Di lahan sebelah. Awas lo gak dateng" jari telunjuk Gerald sangat sakti, tetapi herannya Orlando tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Akhirnya Gerald pergi bersama teman-teman basket lainnya.
"Tadi lu denger gak mereka ngomong apa? Kayaknya Gerald bilang tunggu di lahan sebelah? Yang kosong itu sebelah sekolah?"
"Kayaknya sih. Oke. Kita harus bantuin temen kita."
***
Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Tak ada gerak-gerik mencurigakan yang ditunjukan oleh Orlando. Bahkan ekspresi takut pun tidak. Seperti biasa ekspresi dia memang selalu datar di kelas, kecuali sedang ngobrol dengan Clavenia atau tertawa dengan geng monster."Clav, lu balik sendiri dulu ya hari ini. Gue ada urusan dikit." pamit Orlando meninggalkan kelas. Akhir-akhir ini mereka sering pulang bareng, tetapi herannya abangnya tak pernah lagi memedulikannya jalan sama cowok. Mungkin karena ia sudah bertemu dengan Orlando saat itu.
Perlahan-lahan geng monster juga mulai membereskan barang-barang mereka dan mengikuti jejak Orlando dari belakang.
"Weh monster, tumben lo pada gak nongkrong dulu." teriak Elha setelah melihat mereka semua pergi meninggalkan kelas.
"Gak papa ada urusan" jawab salah satu dari mereka.
Mereka terus mengendap-endap di balik tembok. Celaka nih Orlando. Diajak berantem rame-rame malah sendirian. Goblok. pikir mereka.
Tepat dugaan mereka. Disana sudah terdapat anak-anak tim basket yang kelihatannya sudah menunggu kedatangan Orlando.
"Kenapa?" Hanya pertanyaan itu yang keluar dari mulut Orlando setibanya di tempat itu.
"KENAPA?" teriak Gerald mulai mendekati Orlando yang berdiri agak jauh darinya. Ia mendatanginya bersama teman-temannya. "JAUHIN CLAVENIA!"
"Ada lagi permintaan lain?" tantang Orlando memandang anak-anak basket lainnya. "Kalau cuma itu permintaan lo, ngapain lo mesti ajakin temen-temen lo? Takut?"
Di balik tembok, teman-temannya memandang aksi menantang Orlando.
"Tae, yang disana Orlando. Yang deg-degan gue Kampret"
Gerald mengerang siap melayangkan tinjunya kepada sosok di hadapannya itu. Tetapi harus diakui, Orlando sangat sigap menangkap tinjukan spontan tersebut.
"Gue pikir anak basket di sekolah ini tersaring. Ternyata enggak." ujar Orlando mulai membalikkan kakinya bermaksud meninggalkan tempat itu. "Oh ya satu lagi gue belom jawab. Gue gak bisa jauhin dia. Lo yang jauhin."
Kali ini Gerald tak bisa menahan amarahnya selain menoyor belakang kepala Orlando. Orlando langsung tumbang dihantam keras oleh Gerald. Kemudian teman-teman Gerald mulai menghampiri untuk membantu Gerald.
Tak bisa diam melihat ini, Reno keluar dari tempat persembunyian mereka setelah merekam aksi baku hantam tersebut.
"Woi anak-anak basket. Siap-siap aja masa depan lo pada hancur. Hahahaha" teriak Reno menunjukkan hpnya yang memutar aksi kebrutalan mereka.
Otomatis mereka langsung berhenti menyerbu Orlando dan mengejar Reno yang sekarang lari ke kantor kepala sekolah untuk menunjukkan rekaman tersebut.
Geng monster langsung menghampiri Orlando yang terbaring lemah disana. Buset ini anak pingsan we. Mereka sangat panik kemudian menggendong tubuh Orlando secara bersamaan.
Di UKS kira-kira 2 jam, Orlando mulai siuman. Ini udah sore sekitaran jam 6an. Kepala Orlando sudah dibalut terlihat sedikit darah yang menembus balutan itu.
"Weh sadar dia.." panggil Patrick membangunkan anak-anak lain yang saking lamanya sampai ikut ketiduran juga di ruang UKS.
"Gue dimana?"
"Di UKS bego tadi lu berantem sama Gerald. Tenang aja. Gerald bakal dapet hukumannya besok"
Gerald merasa kepalanya sangat pusing. Apakah penyakitnya kambuh lagi setelah dipukul tepat di belakang kepalanya oleh Gerald?
"Guys, please jangan kasih tau Clavenia soal ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Orlando's Secret
Teen FictionAda sesuatu yang aneh pada dia. Wajahnya yang dilengkapi oleh kacamata coklat yang membingkai kedua bola mata hitam pekatnya itu, hidung kecil dan mancungnya, bibirnya yang tipis dan kecil, semuanya menghiasi wajahnya yang berbentuk oval dengan dag...