14

146 6 8
                                    

Melihat sosok itu akan masuk ke dalam kelas, Clavenia langsung berdiri dari bangkunya dan menarik tangan sosok itu kembali ke luar kelas. Sedangkan geng monster hanya melihat dari jendela bahwa Clavenia sedang mengajak Orlando ngobrol sebentar.

"Ceritain semuanya ke gue.."

"Gini ya, kenapa sih setiap ada terjadi sesuatu, lo pasti nyuruh gue cerita ke lo. Emang lo siapa?" suara Orlando meninggi merespon permintaan perempuan tersebut.

"Jelas lah. Karena semua yang lo lakuin itu ada kaitannya sama gue!"

Orlando tertegun. Apakah Clavenia sudah mengetahui semuanya? Ia berharap Clavenia hanya menebak-nebak. Tetapi siapa yang bisa menjelaskan apa yang terjadi? Carline? Gerald? Gak mungkin. Hanya mereka bertiga saja yang tahu.

"Ngomong apasih lo? Kemaren tidur mimpi apaan? Lo jadi gak jelas gini." Orlando mulai berpaling meninggalkan Clavenia sendiri berdiri.

"Gue kemana pas di SN? Kenapa gue bisa ngilang?"

Langkah Orlando terhenti. Dia sudah tau soal ini? Tidak. Mungkin dia hanya tau sebatas itu saja.

"Tanya diri lo sendiri aja. Kenapa nanya gue?" ketus Orlando melanjutkan langkahnya.

***
Seharian Clavenia sangat bete sama Orlando dan sangat menyesal kenapa ia membiarkan Orlando menjadi teman sebangkunya. Seharusnya dia sendiri saja.

Ia lekas berdiri kemudian memindahkan semua barangnya menuju bangku kosong atau bangku keramat yang terletak di belakang bangkunya sendiri. Orlando melihat itu semua tetapi tidak berniat untuk mencegahnya juga.

"Mending lo jauhin gue daripada lo tau kalau.... kalau gue gagal lindungin lo saat itu."

Walaupun aksi Gerald belum 100% berhasil, tetapi ia sudah merasa bersalah atas dirinya sendiri. Andaikan dia tak meninggalkan Clavenia sendiri disana, padahal ia mengetahui bahwa Clavenia sedang saat mabuk. Mengapa ia sangat tega membiarkannya? Mengapa ia harus berlama-lama di kamar mandi sehingga menimbulkan niat buruk dari iblis-iblis itu?

Saat jam pelajaran, hp Clavenia bergetar. Ia lekas membuka pesan LINE nya itu.

Reno Devan: clav, gimana? Dapet keterangan apa dari Lando?

Clavenia mendengus kesal. Tak tahu mengapa ia menjadi sangat benci laki-laki itu.

Clavenia Wibowo: gak tau ah, gue udah gak peduli. Urusan dia aja. Udah lah mulai dari sekarang, kita gak usah lagi cari tau soal dia. Gue gak mau lagi dekat sama Revan. Dia gak pernah mau kasih tau apa-apa ke gue.

Ia mematikan hpnya kemudian melanjutkan catatannya yang sempat terhenti akibat membalas pesan singkat itu.

Sepulang sekolah, seperti biasa jika ia tak pulang dengan Orlando, ia pasti akan menunggu abangnya di lobi sekolah. Tetapi, disana terdapat 'mantan' sahabatnya yang juga sedang menunggu bersamanya. Ia memberanikan diri untuk menghampirinya, dan mengajaknya ngobrol.

"Car, belom pulang?" Entah mengapa pertanyaan dasar seperti ini tetapi membuat Clavenia gugup luar biasa. Seperti lagi ajakin ngobrol gebetan.

Carline terlihat kaget dan gugup. Ia hanya menunduk. Akhir-akhir ini memang dia terlihat diam di kelas. Kurang bergaul dengan siapapun, termasuk Jane dll.

"Belom" jawab Carline singkat tanpa melihat sumber suara sama sekali.

"Udah ditelpon?" tanya Clavenia lagi.

"Belom. Hp gue rusak."

Clavenia mengobok-obok tas sekolahnya kemudian mengeluarkan barang kecil itu dan menyodorkan kepada Carline.

Orlando's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang