1:45

113 8 0
                                    

"PEREMPUAN BODOH!"

Bunyi penampar menyinggah ke telingaku. Aku terus menerpa ke arah mak. Mak terjelupuk, memegang pipinya yang bisa ditampar ayah.

Ayah.

Layak ke lelaki ini digelar 'Ayah' ?

Pipi itu aku usap perlahan-lahan. Kami berkongsi tangisan. Teresak-esak tubuh 40-an itu menahan tangis. Caci hamun yang dihumban tidak lagi aku dengar. Hanya wajah kasihan emakku yang aku fokuskan.

Orang bawak mak pergi jauh-jauh dari sini, satu hari nanti. Itu janji orang.

B:)liWhere stories live. Discover now