Extra! - Kaito Kuroba

1.9K 146 2
                                    

Aku Kaito Kuroba atau yang jika ada dalam mode famous nya kalian kenal dengan Kaito Kid, aku adalah generasi kedua dari Kaito Kid pertama, yaitu Ayah ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku Kaito Kuroba atau yang jika ada dalam mode famous nya kalian kenal dengan Kaito Kid, aku adalah generasi kedua dari Kaito Kid pertama, yaitu Ayah ku.

Hidup ku, dari awal tidak pernah baik-baik saja, terlahir dikeluarga pencuri dan hidup lama tanpa sosok seorang Ayah, ditambah ibu ku yang depresi sehingga terus menerus berfoya-foya menghabiskan uang warisan yang entah berapa turunan lagi akan habisnya.

Ada 2 hal yang membuat jantung ku berdetak seakan hidup, yang penuh pertama adalah saat aku menjadi Kaito Kid, rasanya seperti aku memiliki kekuatan lebih ketika memakai kostum serba putih itu, memamerkan diri ku hingga dilihat publik, dikejar polisi dan juga penjahat...  Rasanya sangat menyenangkan seperti darah naik keubun - ubun ku, aku sangat bersemangat.

Dan yang kedua,  dia adalah cinta pertama ku, Aoko Nakamori
Gadis yang kini telah tiada didunia, Gadis yang telah ditembak mati oleh Shinichi Kudo. Yah... Itulah misi terakhirnya, menumpas habis BO dan tentu saja ketua dari semuanya yang tidak lain adalah Aoko sendiri.

Aoko...  Penerus dari orang yang membunuh Ayah ku.

Aoko...  Salah satu alasan ku hidup bersemangat.

Aoko...  Orang yang menipu ku dengan cara yang sangat manis.

Jika kau bertanya apa Aku marah pada Kudo, tanpa ragu aku akan menjawab "Ya".

Karena dialah yang bilang tidak akan membunuh siapapun meski penjahat sekalipun, aku melihatnya...  Ia perlahan berubah menjadi seseorang yang lain, dan aku yakin itu karena Gadis blonde yang selalu berada disampingnya.

"Pengaruh Buruk"

itulah yang Aku pikirkan tentangnya.

Setelah kematian Aoko, hidupku seperti berada diruang kosong yang hampa, semuanya gelap dan yang dapat ku lihat hanya warna hitam perlahan aku mengeluarkan cutter dari saku ku, aku telah memikirkan ini Berberapa hari.. Dan aku tidak akan ragu lagi, aku akan mati dan menemui Aoko si kriminal itu sebagai kaito si kriminal dan disiksa dineraka bersama.

Ya.. Itulah yang Aku pikirkan...

Tapi dia datang pada ku, tanpa mengintip atau apapun, dia masuk tanpa ragu bahkan tanpa melepas sepatu.

Ya..  Itulah dia

Dia adalah racun bagi siapapun, termasuk aku yang entah sejak kapan ikut menegak nya dengan senang hati.

Dia adalah racun yang manis dan mematikan, dimana Aku terpanggil untuk datang padanya untuk mengantarkan jiwa.

Dia..  Adalah racun terindah ku..

Racun yang membuat ku tidak mati seketika untuk mati kesakitan secara perlahan...

Dan Shiho Miyano lah Racun yang ku maksud.

Dia melirik ku tanpa ekpresi seolah yang ku lakukan adalah hal yang wajar. "jika kau mati hari ini,  mereka akan menyalahkan ku.. Jadi jangan mati" itulah hal pertama yang ia ucapkan. Saat itu wujudnya masih anak - anak karena belum berhasil dengan penawarnya.

"kenapa? " aku bertanya.

"kenapa?  Karena aku disini" jawabnya enteng membuat aku mengangkat sebelah alis ku.

"begitukah cara mu menghargai sebuah nyawa? " tanya ku.

Ia menopang dagu kecilnya, "untuk ukurang seseorang yang pernah membuat obat untuk kematian masal.... Mungkin ya? " ia menyahut dengan wajah biasa.

Aku tertawa, kemudian menodongkan cutter ku padanya, ku letakan dilehernya hingga menggores dan mengeluarkan sedikit darah.  "kenapa kau menyuruh Kudo menembak Aoko? " tanya ku tidak tahan lagi.

"aku tidak menyuruhnya " sahutnya, "ia melakukanya sendiri karena tidak ingin aku yang melakukanya" lanjut Gadis penyihir itu, entah itu pembelaan diri atau apapun aku tidak tahu,  tidak mengerti dan tidak mau mengerti.

"tapi aku tidak bisa bilang kalau aku tidak bersalah, walau bagaimanapun dia membunuh karena aku" lanjutnya, jujur aku geram, gemas, marah dan perasaan buruk lainnya.

Tangan nya memegang tangan ku yang menggenggam cutter, "jadi jika kau marah maka marahlah pada ku" lanjutnya lagi dengan suara biasa menekankan cutter tadi semakin menggores lehernya, kini aku yang malahan berusaha menarik tangan ku agar tak melukainya.

"kau ini sebenarnya apa? " ujar ku masih dengan usaha menarik tangan ku darinya.

"entahlah..  Apa kau kesulitan membedakan monster, setan, hantu dan iblis? Karena semuanya menyeramkan bagi ku semua itu tidak ada bedanya,  kau akan lari tanpa memikirkan apa ataupun siapa dia" jelas nya, akhirnya aku mendorongnya menjauh dan memegang cutter untuk diri ku sendiri mengarahkanya ke nadi ku.
Ia menatap ku kosong, seolah yang ia saksikan hanya kejadian dimana semut mati terinjak manusia.

"sebelum kau mati..  Boleh aku bertanya? " ujarnya,  aku tak menyahut dan hanya menatapnya.

"kau bunuh diri karena sudah tidak memiliki alasan hidup atau karena kau ingin bertemu dengan nya? " aku tertawa hambar

"aku ingin bertemu,  aku merindukan nya" sahut ku.

"itu berarti kau mati bukan karena tidak memiliki alasan hidup kan?  Baiklah..  Aku akan membuatkan mu alasan keren untuk hidup" jujur aku tidak tahu dia berkata apa,  yang jelas wajahnya kini terlihat bersemangat.
Gadis aneh.

"bagaimana kalau kau mencoba menahan rindu dan pergi terbang dengan sayap mu 1/2 tahun lagi?  Bukankah itu keren,  jika kau sanggup bertahan sampai titik itu mungkin aku akan mentraktir mu es krim? " tawarnya, aku sedang berbicara dengan kakak dingin itu kan?
Kenapa dia mendadak aneh.

"lagi pula kalau kau mati memangnya kau tahu alamatnya?  Dineraka nomer berapa? " aku mengangkat alis ku,  dia tidak sedang bercanda kan?  Kalau iya.. Ini benar - benar tidak lucu.

"kenapa aku harus ditraktir es krim? " tanya ku.

"karena kau suka kan?  Dingin dan manis" sahutnya lagi, "pilihan ada ditangan mu" ia berbalik dan melambai pergi,  "ah" ia berbalik seperti melupakan sesuatu. "kau melihat lemari disana?  Didalamnya ada plastik pastikan jika kau bunuh diri atasnya agar tidak mengotori lantai" ujarnya aku malah tertawa kecil kemudian ia keluar dan menutup pintu.

Tawa aneh terdengar oleh telinga ku, tawa siapa lagi kalau bukan tawa ku,  aku terduduk diruangan yang ternyata dipenuhi bohlam itu, tapi kenapa aku selalu merasa kegelapan?  Kenapa aku baru sadar?

Yah aku bahkan tidak mengerti, tentang kenapa aku berhenti dan mendengarkan kata - katanya.

Racun...  Aku telah teracuni

****
Sorry for oot and Typo

After All - [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang