Gadis berambut coklat itu nampak sibuk memilih buah-buahan segar dipasar yang tak jauh dari kebun buah itu sendiri, disampingnya ada pria berambut serupa dengan memakai kacamata, siapa lagi kalau bukan Subaru Okiya. "bagaimana kalau makan malam nanti buah saja?" tawar gadis itu, Subaru tersenyum kecil.
"aku mengerti.. Aku yang akan memasak, tunggu sebentar disini akan kupilihkan Sayur yang enak, kau mau apa?" tanya nya."Kare"
"kare?" subaru menggernyit mengingat ini bukan Jepang, negara dimana menemukan bumbu kare lebih mudah dari menemukan garam, Ini Irlandia , negara dimana kau harus meracik sendiri bumbu kare mu untuk makan malam.
"bagaimana kalau kita ke afganistan saja? "ajak Shiho tiba-tiba. Subaru makin heran, bagaimana bisa Pembahasan makan malam dengan Kare tiba-tiba berubah menjadi acara pindah ke Afganistan? Dia banar-benar tidak bisa mengerti gadis satu ini.
"ada apa lagi? Kau ada masalah?" tanya Subaru, gadis itu menggeleng.
"hanya... Ingin saja"sahutnya enteng atau cenderung berekpresi seperti tidak peduli."tunggulah disini, aku akan membeli bahan Kare.. Aku akan segera kembali" ujar Subaru kemudian menghilang di kerumbunan orang, Shiho tersenyum kepada penjual Apel itu.
"Aku Ambil yang ini" ucap Shiho sembari memberikan sebuah wadah berisi apel pilihanya, Penjualnya kemudian menimbang dan memberikan Apel itu kepada Shiho.
"Ini Aku berikan Jeruk.. Makanlah bersama suami mu" ujar si Penjual.
Shiho tertawa kecil ketika penjual itu menyelipkan berberapa jeruk kedalam plastik."Terima Kasih" Ujar Shiho sembari sedikit membungkuk meski bukan merupakan kebiasaan negara ini.
Yah terlihat sebuah cincin dijari manis gadis itu, cincin serupa dengan yang dipakai Subaru.. Akhirnya mereka memutuskan menikah setidaknya agar mendapat izin bisa tinggal bersama. Gadis itu memandang langit sebentar sebelum melanjurkan berjalan dan ditabrak anak-anak yang berlarian,apel yang tadi ia beli berhamburan kemana-mana, ia lekas berjongkok dan memunguti apa yang barusan ia beli, hingga seseorang memungut sebuah Apel dan memberikan padanya. Shiho mengak ludah sekali,pasal nya ia merasa kenal dengan lekuk tangan ini, benar saja.. Seperti yang kalian semua pikirkan, ia adalah Shinichi Kudo.
Shiho lekas bangkit dan mengambil kantong belanjaanya berniat akan pergi, namun suara itu menghentikanya.
"Kau meninggalkan milik mu" Teriak Pria itu,menghentikan langkah Shiho.
"k..kau boleh memiliki nya" sahut Shiho berusaha terdengar tegas.
"sungguh? bagaimana bisa Aku yakin kalau ini bukan apel beracun ? Kau kan penyihir" Shinichi tertawa pelan, sebelum melangkah mendekat.
"kalau begitu, kau hanya harus menunggu cinta sejati mu menemukan mu, setelah itu kalian akan hidup bahagia selamanya" sahut Shiho masih membelakangi Shinichi.
"itu artinya.. Aku harus berterima kasih banyak kepada penyihir bukan? Ia membuat ku dicari, lalu ditemukan..." Lelaki Detektif itu kemudian menggosok-gosokan Apel tadi kepakaian yang ia pakai, sebelum menggigit nya. "Asam" komentarnya dalam hati. "tidakah kau merindukan ku? Setelah 1 tahun? " tanya Shinichi.
"haruskah?" Shiho bertanya balik, lelaki itu refleks menggeleng.
"tidak.. Jangan merindukan ku, tapi.. Aku akan senang jika kau melakukannya" sahut Shinichi, kemudian mengangkat tangan nya, menunjukan jari manis yang sudah memakai cincin tanda bahwa ia sudah tak lajang lagi.
"Aku menikah.. Seperti mau mu, apa kau terluka?"
"tidak"
"Aku menikah.. Dan sudah menjadi suami orang lain, apa kau terluka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
After All - [End]
Fanfiction[ WARNING ! ] - Shinshi Pairing - Selama ini Aku menolak masuk dalam permainan jahat Aku selalu berpikir untuk tidak menjadi pemeran antagonis diantara mereka Karena itu aku pergi jauh Karena aku takut Aku berhenti terluka dan berhenti mati rasa Ak...