Bagian 29

4.7K 201 13
                                    


Sudah satu minggu setelah semua kejadian yang cukup mengejutkan terjadi, dimana dengan ke abu-abuannya Kafka menyatakan perasaan bimbang miliknya kepada Afka, dimana Hendra dengan secara tiba-tiba menyatakan cinta kepada Faya yang ternyata terbalaskan, dimana Nino yang masih belum menemukan seseorang yang cukup mampu singgah dihatinya yang selalu kosong itu.

Ya, mereka sudah kembali kepada tanggung jawab mereka masing-masing, begitupula dengan Afka, jika kalian bertanya bagaimana pertemuan antara Afka dan Kafka setelah kejadian itu, ya mereka tetap bertemu dengan normal hanya saja bedanya terjadi pada Kafka, setiap dia bertemu atau berpapasan -yang dimana sering terjadi mengingat mereka adalah bos dan asisten- dengan Afka selalu ada umpatan dan geraman tertahan yang keluar dari bibir miliknya. Sedangkan Afka? dia hanya memasang wajah polosnya, wajah polos penuh pertanyaan setiap kali Kafka melakukan umpatan dan geraman-geraman tertahan miliknya.

Seperti contohnya saja baru terjadi tadi pagi, saat Afka menyambutnya yang baru datang seperti hari-hari biasanya.

"Selamat pagi Pak, hari ini akan dilakukan pertemuan dengan pihak investor untuk mengkaji anggaran yang diusulkan ...." Afka mengekor mengikuti Kafka masuk ke dalam ruangannya sembari menjelaskan agenda apa saja yang akan dilakukan oleh atasannya itu.

Kafka berjalan menuju mejanya, sambil mengusir semua bayangan-bayangan yang bahkan kejadian itu sudah hampir terjadi satu minggu yang lalu, namun setiap dia berada di dekat wanita itu rasanya semua kejadian berputar di otaknya tanpa diperintah, membuat Kafka frustasi menahan sesuatu yang merasa sesak di bawah sana, oh ayolah dia normal bukan? Atau karena wanita itu dia menjadi tidak normal bayangkan, hanya membayangkan saja dia mudah sekali mengeras, ASTAGA!

Kafka duduk mencoba memfokuskan dirinya dengan agenda-agenda yang sedang dibacakan oleh asistennya itu, asisten yang mampu membuatnya kehilangan akal sehat. Lagi! matanya tak dapat dia alihkan dari bibir berwarna merah itu, bibir yang sedang bergerak, oh ayolah rasa bibir itu benar-benar memabukan, dan Kafka ingin merasakannya lagi.

"Shit!" tanpa sadar Kafka mengumpat dengan cukup keras, membuat Afka terinterupsi.

"Maaf?" tanya Afka penasaran.

"Bukan apa-apa, lanjutkan" sial, Kafka sangat lemah, bahkan wanita dihadapannya tidak benar-benar menggodanya dan dia sudah berfantasi terlalu jauh, itu menggelikan dan menjijihkan ayolah Kafka, wanita itu bahkan memakai pakaian lengkap dan tertutup, otaknya perlu dicuci dan direndam di pemutih sepertinya agar kembali bersih. Dia harus sering mandi dengan air dingin. Ya dia harus melakukannya, pikiran Kafka yang membuatnya tanpa sadar mengangguk-anggukan kepalanya.

Berbeda dengan Afka, dia bingung, setelah pernyataan abu-abu itu, Afka bahkan tidak tahu apa arti sebenarnya, bukankah Kafka sangat jago bermain tarik ulur kepadanya? Bisa saja kemarin dia memperlakukan hal yang manis atau bahkan hal-hal yang membuatnya selalu kehilangan akal sehatnya, namun keesokan harinya seperti tak terjadi apapun. Membuatnya merasa bingung.

Selalu saja stuck tak ada kemajuan yang berarti, membuatnya ragu dengan perasaan miliknya, apakah perasaan miliknya terbalas atau hanya sebatas menjadi 'mainan' saja? Atau Kafka sedang bersikap profesional? Bagaimanapun juga bila diingat-ingat semua kejadian yang terjadi diantara mereka bukanlah waktu kerja, selalu di luar jam kerja, dan di luar kantor. Ya seperti itu, Afka hanya mengangguk-anggukan kepala menahan dirinya agar tidak terlalu kecewa semakin jauh, dengan cara membuat teori diatas.

Satu jam lagi, Kafka akan melaksanakan rapat bersama investor, Afka sudah selesai menyiapkan semua bahan yang diperlukan oleh Kafka. Hari ini nampaknya menjadi hari yang cukup sibuk, dimana telepon masuk terdengar lebih sering dari biasanya, sayang Afka tak dapat melihat bagaimana sibuknya karyawan lain, setidaknya mengamati dapat membuang semua rasa bosan, mendengar ketukan pada keyboard, suara printer yang sedang bekerja, kilatan-kilatan yang berasal dari mesin fotocopy, suara galon, dan derap langkah yang hilir mudik dengan segala kesibukannya.

Everlasting Love [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang