Bagian 33

4.9K 212 16
                                    

Kalian tahu tentang waktu yang tiba-tiba berhenti saat kalian sedang berada di dekat seseorang yang mampu membuat kalian merasa nyaman? Sekalipun kalian tidak pernah mengenal seseorang itu? Saat semua terasa berjalan melambat, ada suatu hal yang membuat kalian merasa hangat, seperti halnya matahari menyapamu.

Dia bersinar, entah mengapa hanya itu yang ada dipikiran Nino saat mengikuti dari belakang kemana arah wanita di depannya akan membawa dirinya. Tangan mereka menyatu dan wanita itu sesekali berbalik untuk sekedar tersenyum kepada Nino sembari terus menuntun diri agar Nino mengikutinya. Meskipun Nino tidak bisa melihat dengan jelas senyuman miliknya, karena wanita itu memakai masker, tapi Nino tau jika wanita itu sedang tersenyum karena matanya yang bergerak melengkung. Rambutnya yang dibiarkan tergerai bergerak seirama dengan hembusan angin yang mengenainya.

"Habis ini belok mana?" tanya Lea dengan mata yang terlihat sangat antusias.

"Lurus," tanpa menjawab Lea tetap berjalan menembus kerumunan manusia yang memadati sepanjang jalan yang mereka lalui.

"Ayo dong cepetan dikit," pinta Lea melihat jika Nino yang sedari tadi selalu berada di belakangnya.

Dalam hati Nino merasa ingin selalu berada di belakang wanita itu, melihat bagaimana rambut miliknya bergerak mengikuti angin yang mengenainya, atau saat beberapa menit sekali wanita itu selalu berbalik ke arahnya dan tersenyum dengan mata berbentuk bulan sabit miliknya.

Ini aneh mereka baru bertemu dua kali, dan baru mengetahui nama satu sama lain dalam beberapa menit yang lalu, tapi mengapa Nino merasa sudah nyaman? Dan merasa jika mereka sudah bertemu lebih dari yang sebenarnya terjadi, wanita itu terasa familiar untuknya, terasa jika kehadiran wanita itu tepat.

"Ah aku melihatnya, itu bangunan yang paling ramai dan bercahaya?" tanya Lea memastikan jika yang dilihatnya benar toko yang dimaksud oleh Nino.

"Ya,"

"Kamu udah punya Resident Evil 7?" tanya Lea kepada Nino.

"Udah,"

"Seriusannn? Wah ajak aku main itu okey?" Nino hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh Lea.

"Terus kamu mau beli game apa?"

"Call of Duty kayanya," jawab Nino sembari mulai mencari kebagian kaset khusus untuk PS 4.

"Kamu punya GTA V?"

"Punyaa,"

"Wah kamu punya banyak ya padahal menurutku kaset ps 4 itu mahal-mahal,"

"Anggep aja itu hadiah setelah satu bulan kamu bekerja dengan giat," jawab Nino.

"Hmm bener juga, tapi diusia kamu yang sekarang kayanya kamu ga ada beban, padahal banyak yang berada di usia kamu terlalu mengejar pekerjaan agar dapat mapan dan mendapatkan uang yang banyak, mereka bahkan jarang menggunakannya untuk kebutuhan pribadi mereka,"

"Hidup itu dinikmati, saat kamu berumur dibawah 35 tahun, bekerja usahakan bukan uang yang kamu jadikan tujuan melainkan pengalaman, kenapa?"

"Kenapa?"

"Karena pengalamanlah yang akan menentukan seberapa pantas kamu dihargai,"

"Sukailah pekerjaanmu dan jangan pernah memikirkan hasil yang didapat,"

"Wahh, itu kata-katamu?"

"Bukan, itu kata-kata dari dosenku waktu aku masih kuliah dan ya kata-kata itu yang aku pegang sampai sekarang," Lea hanya dapat mengangguk-angukan kepalanya setuju dengan apa yang baru saja Nino katakan.

"Di dunia artis, kamu merasa nyaman?"

"Ya seperti yang aku katakan saat kita berada di rooftop aku menyukainya tetapi adakalanya aku lelah untuk terus memasang senyuman di wajahku, itu melelahkan terlebih saat kamu benar-benar sedang tidak ingin tersenyum untuk hal apapun,"

Everlasting Love [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang