Bagian 2

10.1K 468 4
                                    

Kafka POV

Hari ini aku ada janji sebelum membuka kelas pada pagi ini, aku membuat janji dengan asistenku, aku mengangkatnya karna dia adalah mahasiswi terpandai di universitas, selain itu dia juga aktif diberbagai aktivitas kampus dan organisasi di dalamnya. Aku berkata jika aku akan menemuinya di perpustakaan kampus pukul 07.35.

Untuk informasi saja aku adalah seseorang yang sangat perfeksionis, karena dari kecil aku dibesarkan oleh keluarga yang memiliki tingkat kedisiplinan dan ketepatan yang sangat tinggi. Ayahku seorang direktur utama dan sering dipanggil dengan sebutan 'Big Boss' di perusahaannya, perusahan yang dimiliki oleh ayahku diberi nama Huston Regency and Property  ya dari namanya kalian pasti bisa menebak bergerak dibidang apakah perusahaan ayahku, kami memiliki beberapa apartemen, perumahan, pusat belanja, dan segala bidang tentang sewa menyewa dan jual beli bangunan serta proyek pembangunan.

Perusahaan sudah tersebar keluar negeri seperti Singapura, Malaysia, Hongkong, Jepang, Australia, dan kami sedang tahap negosiasi dengan tender di Amerika kami ingin membuka di luar Asia. Sengaja memang nama Huston di namaku tidak aku ikut sertakan jika sedang berkenalan dengan siapapun. Aku ingin hidup mandiri. Untung saja ayahku memiliki 2 putra, Miko Ananta Huston adalah putra pertama Danny Huston alias kakakku. Ibuku bernama Vero Widana Huston. Aku anak bungsu. Aku diijinkan oleh ayahku memilih jalanku sendiri, karena kakakku dengan penuh tanggung jawab akan meneruskan karir ayah di perusahaan.

Hubunganku dengan keluargaku baik-baik saja tak ada masalah, kakakku cukup sering mengunjungiku jika dia tidak sibuk, ibuku selalu menelponku siang maupun malam, ayahku selalu ada di setiap panggilan dari ibuku. Aku memutuskan membeli rumah di dekat kampus, bukan membeli sih sebenarnya hanya membangun di tanah milik ayahku. Semua sudut dari rumah ini akulah yang merancang, aku sangat menyukai hal-hal seperti itu, karna menurutku itu menyenangkan apalagi jika kita bisa langsung mengaplikasikan desain kita ke sebuah bangunan.

Rumah ini  cukup luas memiliki 3 lantai, lantai pertama jelas diisi dengan ruang tamu, ruang santai, dapur, kamar mandi, kamar-kamar asisten rumah tangga dan satpam, serta kamar tamu, sedangkan lantai 2 sepenuhnya adalah milikku haha, dilantai 2 hanya ada satu kamar yang jelas itu milikku, aku memilih lantai dua karena aku menyukai hal-hal yang berbau balkon, selain kamarku dilantai dua juga diisi dengan ruang kerjaku, pool billiard, tempat gym pribadi, dan juga kolam ikan dengan air mancur yang menempel pada tembok sepanjang 10 meter. Sedangkan lantai ketiga digunakan untuk tempat santai terdapat gazebo disana dan tempat barbeque yang asik.

Aku berusia 25 tahun. Aku belum pernah berpacaran. Mendekati wanita. Ataupun berkencan. Hanya saja aku sudah merasakan first kiss saat usiaku 9 tahun, aku sangat mengingatnya padahal saat itu aku masih kecil, sebenarnya itu kecelakaan.

Kafka kecil sedang menemani ibunya belanja disalah satu pusat perbelanjaan milik keluarganya, walaupun begitu Vero -Istri pemilik pusat perbelanjaan & ibu dari Kafka- tetap ingin melakukan hal-hal normal yang biasa ibu-ibu lakukan, belanja, ke pasar, tea time, dan bergosip ria. Kafka kecil juga sangat senang jika diajak ibunya belanja, dia pasti akan meminta banyak hal seperti jajanan ataupun mainan, saat sedang asik belanja tiba-tiba saja ada anak kecil yang umurnya jelas lebih muda darinya memeluknya dengan sangat erat dan tiba tiba saja 'Cup' gadis kecil itu menyium bibir merah muda milik Kafka kecil.

"Kamu manis, mau ga jadi pacal aku, atau tunggu aku sampai usiaku tujuhbelas tahun?" ucap gadis kecil itu polos, sedangkan Kafka kecil masih shock dengan apa yang baru saja terjadi.

"Mah, aku takut." kalimat pertama yang diucapkan Kafka kecil pada saat itu, dia langsung memeluk mamahnya dan menangis. Sedangkan gadis kecil itu hanya melihat adegan itu tanpa merasa bersalah. Beberapa detik kemudian gadis yang merasa namanya dipanggil oleh seorang perempuan beranjak pergi dari tempat perkara kejadian.

Everlasting Love [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang