"Apa?"
Dia bertanya sesingkat itu, agak menyebalkan.
Tapi ya sudah lah, tujuan ku datang kesini hanya untuk mengembalikan hoodie milik Vano lalu mengucapkan terimakasih karena telah meminjamkannya.
Terdengar begitu mudah bukan? Tapi mengumpulkan niat ini sangat berat, apalagi karena kejadian kemarin yang membuatku menjadi seribu kali lebih malu.
Aku menatap matanya yang sedang menatapku terlebih dulu, "Eemm anu, ini makasih." Ucapku sambil menyodorkan hoodie coklat miliknya.
Vano mengambilnya. Karena sudah cukup malu, tanpa menatapnya lagi aku langsung membebalikkan badan dan segera melangkahkan kaki.
ku harap ketika aku pergi, Vano menahanku terus bilang 'Mau kemana? Kantin bareng yuk,'
Tapi ternyata halu ku hanya sebatas halu.
Kok gak ditahan sih
panggil dong
Ishh nyebelin
Aku berjalan dengan mengambil langkah cepat, segera ku hampiri Wina yang sudah lebih dulu berada di kantin
Ku lihat dia bersama seorang cowok, kaki ku melangkah lagi menuju tempatnya dan duduk disebelah Wina. Aku membenarkan posisi duduk ku dan masih belum sempat melihat ke arah cowok yang ada didepan Wina.
Mungkin cowok itu Alex yang sering Wina ceritain ke aku.
Setelah membenarkan posisi duduk, aku mengangkat kepala untuk bergabung dengan obrolan mereka karena mendengar obrolannya yang cukup asik.
Namun mataku terbuka lebar, ketika ku lihat cowok yang ku kira Alex tadi, "Andra?" ucapku.
Seketika mereka berdua berhenti berbicara, Wina langsung menoleh dengan tatapan bingun ke arah ku, "Siapa?" tanyanya.
Mulutku sudah siap untuk menjawab pertanyaan Wina, namun cowok yang ku duga bernama Andra ini langsung menjawabnya dengan sigap. "Eh Aira, lu sekolah disini juga?"
Aku berdecik kesal karena omongannya, aku tidak mau menjawab namun mataku selalu saja menatapnya dengan tatapan tidak suka.
"Oh, kalian sudah kenal? Baguslah," Kata Wina dengan tatapan ceria.
Ku lihat bibir tebal Wina yang begitu melukiskan tawa cerianya, rasanya kurang ajar jika aku menghancurkan tawa indahnya begitu saja.
Aku kembali menatap Andra, begitupun juga Andra yang sudH menatapku dengan tatapan ancaman.
"Eh ngomong ngomong, Andra siapa?" tanya Wina yang masih bingung dengan ucapan ku tadi.
Aku berpikir sejenak, "Ah iya itu dia kan namanya Salex Mandra, nah dulu suka kebiasaan manggilnya Andra." jawab ku berbelit belit.
Wina menganggukkan kepalanya, aku melirik lagi kearah Andra. Ku lihat dia sedang tersenyum jahat kearah ku.
"Berarti kalian udah kenal lama dong," ucap Wina lagi yang ku balas dengan anggukan kecil.
"Dari kapan?" tanyanya lagi.
Sumpah demi apapun aku ingin kabur karena males menjawab pertanyaan ini. Mataku kembali menatap Andra yang ingin menjawab, Namun dengan sigap aku langsung menjawabnya. Takut Andra akan ngomong macam macam, "Ah iya, sebelum pindah ke SMP lu. Gue SMP nya di sekolah Andra,"
![](https://img.wattpad.com/cover/131258188-288-k742089.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FANATIK
Ficção AdolescenteYang berlebihan itu tidak baik, apalagi terlalu fanatik. I am nothing more than a Claira athrama