Chapter 06

27 8 0
                                    

Keesokan malamnya Bella mengirimkan pesan kepada Kak Edwen melalui Line di ponselnya.

"Kak, kayaknya gue jadi ikut deh!"

"Iya ta?"

"Ee.. iya Kak"

"Oke, gue jemput lo malem ini!"

"Malem ini Kak?!!"

"Iya, emang kenapa?"

"Ga..gak papa kok Kak"
"Yaudah gue siap-siap dulu ya Kak"

"Ok"
"Gue sekarang dalam perjalanan"
"Paling bentar lagi nyampai rumahmu"

Bella terkejut melihat pesan yang dikirim oleh Kak Edwen dan dia segera bersiap-siap untuk mengganti pakaian yang cocok untuknya yaitu, baju lengan panjang berwarna biru laut dipadu dengan celana jeans dan juga jaket. Kemudian Bella berdandan senatural mungkin agar tidak kelihatan seperti nenek-nenek. Lalu Bella segera turun ke bawah menuju pintu keluar rumahnya.

"Duh! Gue harus cepet-cepet nih, nanti keburu Kak Edwen dateng lagi!" kata Bella sambil berlari menuju pintu keluarnya.

Kemudian Bella menabrak seseorang dihadapannya dan ternyata itu Bi Ema sekaligus pembantu di rumah Bella selama orangtua Bella pergi bisnis ke luar kota.

"Astaghfirullah!" jawab mereka berdua serempak.

"Aduh Non! Kalau jalan hati-hati Non" nasehat Bi Ema.

"Iya Bi, Bella minta maaf ya?" jawab Bella memohon.

"Iya Non, Bibi maafkan. Tapi, kenapa Non Bella berpakaian serapi ini?" tanya Bi Ema bingung.

"Itu Bi, mau kerumah temen soalnya ada tugas yang harus diselesaikan Bi!" jawab Bella berbohong.

"Oh yaudah hati-hati ya Non!" pesan Bi Ema kepada Bella.

"Iya Bi!" jawab Bella sambil keluar dari pintu rumahnya itu.

Ternyata saat Bella keluar dari rumahnya tiba-tiba motor sport Kak Edwen tiba di rumah Bella dan Bella yang melihat Kak Edwen berpakaian kasual itu munculah ketampanan dari wajahnya. Bella tidak sadar jika Kak Edwen sedang memanggil Bella dari tadi dan Bella hanya melamun saja.

"BELLA!" panggil Kak Edwen keras.

"Eh.. iya Kak maaf, gue melamun tadi! Hehe..." jawab Bella cengengesan.

"Hmm..." kata Kak Edwen sambil menyodorkan helmnya kepada Bella.

"Emang sekarang kita mau kemana Kak?" tanya Bella ingin tau.

"Keliling kota aja" jawab Kak Edwen jelas.

"Oh.. Ok!" kata Bella sambil menaiki motor sport Kak Edwen.

"Breem... breem... breem... motor sport Edwen lalu melaju dengan kecepatan sedang dan meninggalkan rumah Bella.

Saat di jalan mereka berdua sama sekali tidak berbicara hanya diam dan melihat pemandangan jalan di kiri kanan mereka. Tiba-tiba Bella melihat ada orang yang menjual es krim di taman itu kemudian Bella menyuruh Kak Edwen untuk pergi ke sana.

"Kak ke situ yuk! Aku mau beli es krim" ajak Bella sambil menunjukkan tempatnya itu.

"Ok" jawab Kak Edwen simpel.

Akhirnya mereka berdua pun tiba di taman itu untuk membeli es krim dan Bella langsung beranjak ke tempat itu untuk membelinya.

"Pak, saya mau beli es krim rasa vanilla satu!" kata Bella sambil mengeluarkan uangnya itu. Lalu uang yang Bella keluarkan itu ternyata dimasukkan kembali oleh Kak Edwen.

"Lho Kak! Kok uang gue dimasukkin lagi​?" tanya Bella sambil memakan es krim vanillanya itu.

"Udah biar gue aja yang bayar" jawab Kak Edwen sambil mengeluarkan uangnya dari dalam dompet itu.

"Pak, tambah satu lagi es krimnya rasa coklat!" ucap Edwen kepada Bapak itu sambil memberikan uangnya.

"Ha? Sejak kapan Kak Edwen suka makan es krim?" tanyanya dalam hati.

"Ayo kita duduk disitu aja!" ajak Kak Edwen sambil memakan es krim rasa coklatnya itu.

"Iya Kak" jawab Bella singkat.

Sesampainya di tempat duduk itu mereka berdua hanya diam saja karena sibuk memakan es krimnya masing-masing dan Kak Edwen pun menoleh melihat Bella sedang asyik memakan es krim vanillanya itu dan juga melihat mulut Bella belepotan semua.

"Bel, lo noleh ke gue sebentar deh!" pinta Kak Edwen.

"Emang kenapa Kak?" tanya Bella sambil memakan es krim vanillanya.

"Itu mulut lo belepotan semua!" jawab Kak Edwen sambil memajukan kepalanya ke mulut Bella untuk membersihkannya.

Bella terdiam karena apa yang barusan dilakukan Kak Edwen itu sangat romantis banget dan itu membuat jantung Bella dag dig dug lebih cepat dari biasanya. Begitupun juga dengan Kak Edwen. Mereka berdua pun akhirnya saling bertatapan mata secara langsung.

"Kenapa gue ada rasa gak enak ya sama Bella? Atau jangan-jangan gue suka lagi sama Bella? Haduh Edwen sadar dong!" batin Edwen dalam hati.

"Kenapa jantung gue berdegup lebih kenceng banget ya dari biasanya? Gue gak pernah sedeket ini sama Kak Edwen? Mungkin gue ada rasa kali ya sama Kak Edwen? Sadar Bel! Sadar!" firasat Bella dalam hatinya.

"Gue!" kata mereka berdua kompak.

"Kakak duluan aja deh yang bicara!" jawab Bella dengan rasa tegang.

"Lo aja dulu yang bicara gue nanti aja!" jelas Kak Edwen.

"Kakak aja dulu gue mau habisin es krimku" jawab Bella tersenyum.

"Itu... ee.. ee..?? Ya apa ya..?? Gue gak bisa jawab Bel!" kata Kak Edwen sambil memikirkannya.

"Gak papa Kak, kalau Kak Edwen mau ngomong sesuatu sama gue ngomong aja!" jawab Bella jelas.

"Duh! Gimana nih? Gue harus ngomong apa sama Bella kau gue kayaknya punya perasaan sama dia?" kata Edwen frustasi dalam hatinya.

"Kenapa​ gue punya firasat sesuatu ya? Apakah Kak Edwen mau nembak gue? Atau gak?!?! Ya ampun Bella jangan berpikiran seperti itu! Gak baik tau! Kok gue jadi gak sabaran sih nunggu Kak Edwen berbicara sesuatu?" batin Bella protes dalam hatinya sambil melihat raut wajah Kak Edwen khawatir.

"Kak!" panggil Bella pelan.

"Iya ada apa Bel?" tanya Kak Edwen gemetaran tangannya.

"Kak Edwen gakpapa?" tanya Bella risau.

"Iya gakpapa kok Bel!"jawab Kak Edwen meyakinkannya.

"Oh ya! Tadi Kakak mau ngomong apaan?" tanya Bella penasaran.

***





















Hayo.....
Kayaknya si Edwen bakalan ngomong apa ya sama Bella?
Mau tau kelanjutan ceritanya?
Vote+comment dulu ya...
👇👇









EDWENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang