Chapter 08

16 3 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dan Bella bergegas keluar dari kelasnya dan segera pergi mencari Kak Edwen karena harus ada informasi penting yang harus dibicarakan dengannya. Sudah berkali-kali Bella mondar-mandir di sekolah tetapi​ tetap tidak ketemu dengan Kak Edwen.

"Mana sih tuh anak! Kok gak ketemu-ketemu dari tadi! Pusing gue mending gue tidur aja dirumah!" batin Bella emosi dalam pikirannya.

Saat berbalik badan Bella menabrak tubuh seseorang di hadapannya dan segera Bella meminta maaf kepada orang tersebut.

"Maaf-maaf gue gak sengaja nabrak lo!" kata Bella meminta maaf. Tetapi, setelah dilihatnya orang tersebut ternyata dia adalah Kak Edwen yang sedang asyik menguping omongannya Bella tadi.

"Lho Kak Edwen!" kata Bella kaget.

"Ya kenapa?" tanya Kak Edwen mendengus kesal.

"Ya apa nih! Gue harus jawab apa ke Kak Edwen?" batin Bella membungkam mulutnya sambil buru-buru berpikir kata-kata yang akan dikeluarkan.

"Eh.. anu Kak... itu soal tentang Rachel Kak..!?" jawab Bella tegang.

"Ada apa emangnya sama dia?" tanya Edwen tak sabar.

"Itu.. ee... dia bilang Ogeb untuk berhenti ngacauin kegiatannya dia!" jawab Bella sambil menghembuskan napasnya.

"APA! DIA BILANG GUE OGEB??!" bentak Kak Edwen dengan amarahnya itu.

"I–ya Kak" jawab Bella takut.

"Awas aja tuh anak! Tunggu pembalasan gue!" kata Edwen sambil memukul tangannya sendiri.

"Udah kita pulang Bel!" pinta Kak Edwen sambil menggenggam tangan Bella menuju ke parkiran.

"What's! He say us? Oh My God!" batin Bella senang dalam hati.

***

"Eh Chel lo gak liat apa! si Ketua Osis itu pegang tangan Bella?" tanya Ziva cempreng.

"Iya gue liat kok! Tapi, gue penasaran banget sama Bella? Apa jangan-jangan dia pacarnya tuh Ketua Osis ya?!" jawab Rachel berpikir.

"Ha! Gawat dong, berarti lo bisa ancam si Bella, Chel!" kata Avon tersenyum senang.

"But, wait minute! Gue mau mastiin dulu si Bella beneran pacaran apa nggak?" jawab Rachel sambil melihat Bella pergi keluar dari gerbang sekolah.

"Ok deh Chel!" kata Ziva dan Avon bersamaan.

"Udah dulu ya gue mau balik rumah!" kata Avon pamit kepada kedua temennya itu.

"Ye hati-hati Von!" jawab Rachel yang diikuti anggukan kepala Ziva.

"Kayaknya kita harus mulai nyusun rencana deh buat si Bella!" kata Ziva memikirkannya.

"Iya betul juga! Tumben otak lo pinter Va, sejak kapan otak lo udah mulai pinter?" tanya Rachel penasaran.

"Udah dari dulu lah Chel otak gue pinter!" jawab Ziva dengan gaya bicaranya itu.

"Bukannya lo itu pinter makan ya?" tanya Rachel sambil tertawa.

"Apaan sih lo Chel! Jahat banget! Udah ah mendingan gue pulang aja!" jawab Ziva sebal berlalu meninggalkan Rachel sendirian di koridor.

"Tungguin gua dong Va!" kata Rachel setengah mengejarnya.

"Ngapain gue nungguin lo! Udah sana pulang sendiri aja!" jawab Ziva ketus.

"Yah jangan marah gitu dong! Bentar lagi kan kita ada kegiatan baru!" kata Rachel tersenyum kepada Ziva sambil merangkul bahunya.

"Oh iya! Gak sabar gue Chel" jawab Ziva dengan ekspresi bahagia.

"Nah gitu dong! Baru temen gue dan lo tenang aja, kita pasti  bakal dapetin tuh anak!" kata Rachel geram.

"Ok setuju!" jawab Ziva irit.

***

Keesokannya di sekolah para siswa-siswi sedang ramai-ramainya melihat papan pengumuman yang berisikan foto-foto Bella yang dicoret-coret menggunakan spidol hitam.
Dan semuanya pun tertawa terbahak-bahak melihat foto Bella.
Yah? Siapa lagi kalau bukan ulah si Rachel and the geng?
Dan saat Bella dateng ke sekolah yang dianter oleh Kak Edwen, Bella langsung melihat segerombolan siswa-siswi sedang ribut dengan apa yang ada di papan pengumuman itu.
Bella semakin penasaran banget ingin melihatnya.

"Kak Edwen!" panggil Bella seraya turun dari motor sportnya Kak Edwen.

"Ada apa?" tanya Kak Edwen sambil meletakkan helmnya di kaca spion.

"Itu Kak.. ada ribut-ribut di papan pengumuman itu kayaknya ada sesuatu deh yang ditempel di papan pengumuman. Gue jadi penasaran banget Kak! Kita ke sana yuk Kak!" ajak Bella berjalan duluan meninggalkan Kak Edwen di belakang.

"Eh tunggu bentar! Lo harus gandengan tangan sama gue!" jawab Kak Edwen sambil menggandeng tangan Bella.

"Aduh Kak! Gue tuh kan bukan anak kecil lagi" kata Bella cerewet.

"Udah! Gue cuma takut aja lo diapa-apain di papan pengumuman itu nanti" jawab Kak Edwen khawatir.

"Yaudah cepetan dong Kak ke sana!" ajak Bella sambil berjalan cepat mendahului Kak Edwen.

"Santai aja kali Bel!" jawab Kak Edwen sedikit kesal.

Tapi Edwen mempunyai firasat yang gak enak di dalam hatinya bahwa saat dia mengantarkan Bella sampai ke papan pengumuman itu akan terjadi sesuatu yang buruk dan Edwen mau gak mau harus berbohong kepada Bella untuk mengantarnya ke taman sekolah di belakang.

"Bel kita ke taman belakang aja ya!" kata Kak Edwen menarik tangan Bella untuk menuju ke taman belakang.

"Tapi.. kita udah mau hampir sampai di papan pengumuman Kak!" jawab Bella gak sabar.

"Udah lo nurut aja sama gue! Soalnya gue punya firasat buruk disana!" pinta Kak Edwen dengan nada sedikit tinggi.

***






























How chp.8 nya?
Please vote and comment ya....
Ditunggu 😉

EDWENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang