Chapter 05

22 9 2
                                    

Saat sampai di sekolah Bella melihat ada keributan yang terjadi di sekolahnya dan ternyata yang Bella lihat adalah​ Rachel and the geng sedang mem bully anak baru itu di depan halaman sekolah. Bella langsung aja menghampiri siswa-siswi yang melihat keributan itu.

"Eh! Ray, disitu kenapa kok pada ribut-ribut?" tanya Bella penasaran sambil melihat keadaan di halaman sekolah itu.

"Oh itu, si Rachel and kawan-kawannya lagi nge bully anak baru katanya sih pindahan dari Bali!" jawab Rayhan jelas.

"Oh... kok gak ada yang ngebantuin​ sih? Kan kasihan banget tuh anak" tanya Bella prihatin kepada anak baru itu.

"Kayaknya sih gak ada yang berani Bel?" jawab Rayhan agak menakutkan.

"Seharusnya kan ada Ketua Osis yang harus membantu anak baru itu!" kata Bella protes.

Tiba-tiba apa yang dikatakan oleh Bella, ketua osis pun dateng menghampiri keributan pembullyan itu dan berteriak untuk menghentikannya.

"STOP!! KALIAN INI GAK ADA PUAS-PUASNYA APA NGE BULLY ANAK BARU!" teriak Ketua Osis lantang.

"LO ITU! berani-beraninya ngehentiin kegiatanku, gak ada urusan lain apa! dan lo itu gak usah ikut campur urusan gue!" jawab Rachel berani.

"Berani-beraninya lo ngomong gitu ke Gue! Sekarang lo semua ikut gue ke Ruang BK!" bentak Ketua Osis kepada Rachel and the geng.

"Aduh! Gawat nih.. Chel mendingan kita kabur aja deh" kata Deva sambil menarik tangan Rachel ke belakang.

"Lo pilih gue aduin ke Ruang BK atau Kepsek?" tanya Ketua Osis nantang.

"Ya ampun, jangan dibawa ke Kepsek dong!" jawab Rino gemetar dan ketakutan.

"Elo semua itu kok takut banget sih! Kayak orang bego aja tau!" kata Rachel keras.

"Tapi Chel, kalau kita sampai di bawa ke Ruang Kepsek gimana?" tanya Via ketakutan.

"Oke fine! Kita pasrah ke Ruang BK aja" jawab Rachel sambil menyerahkan diri dan teman-temannya pun ikutan juga.

Kemudian si Rachel menarik kerah baju Ketua Osis itu dan berbisik keras di telinganya.

"He! Inget baik-baik ya lo bakalan celaka kalau lo bersangkut-paut sama gue. Atau gak mungkin kalau lo punya pacar bakalan gue celakain juga pokoknya!" kata Rachel panjang lebar dan kemudian Rasel melepaskan kerah baju Ketua Osis itu.

Lalu Rachel and the geng dibawa oleh Ketua Osis ke Ruang BK untuk menceritakan apa yang terjadi di halaman sekolah tadi dan mereka harus jujur menceritakannya.

***

Akhirnya saat bel pulang sekolah Edwen terus memikirkan jawaban Rachel sampai gak sengaja menabrak Bella di hadapannya.

"Maaf Bel, gue gak tau lo di depan gue?" kata Edwen meminta maaf kepada Bella.

"Iya, tapi kayaknya​ Kak Edwen lagi mikirin sesuatu deh!" jawab Bella sambil menatap mata Kak Edwen.

"Enggak kok!" kata Edwen meyakinkannya.

"Bener??" tanya Bella tak percaya.

"Iya" jawab Kak Edwen bohong.

"Yaudah gue pulang dulu ya Kak" ucap Bella seraya pergi dari hadapan Kak Edwen menuju pintu gerbang sekolah. Tetapi, tangan Bella ditarik oleh Kak Edwen dan lantas Bella mau terjatuh tapi tubuh Bella ditahan oleh Kak Edwen. Mereka berdua jadinya saling bertatapan mata dan Bella merasakan detakan jantungnya lebih cepat dari biasanya begitu juga Kak Edwen.

"Kenapa detak jantung gue lebih cepet ya?" kata Bella dalam hati sambil menatap mata Kak Edwen.

"Gue gak pernah ngerasain hal seperti ini sama Bella, baru sekali ini gue ngerasain!" ucap Edwen dalam hati sambil menatap mata Bella.

Lalu tiba-tiba Edwen membenarkan posisi badan Bella ke semula dan mereka berdua menata seragam masing-masing.

"Maaf gue gak bermaksud gitu Bel!" kata Edwen kepada Bella.

"Iya kak, gak apa kok" jawab Bella polos.

"Gue anterin lo pulang ya?" pinta Edwen berharap.

"I.. iya deh Kak!" jawab Bella gugup.

***

"Makasih Kak udah dianterin pulang" kata Bella sambil melepas helmnya.

"Iya" jawab Edwen singkat.

Saat Bella menghampiri gerbang rumahnya, Edwen berteriak sesuatu.

"BEL! LO MAU GAK MALMING BARENG GUE BESOK" teriak Edwen dari jauh.

"Haduh... gimana nih?" kata Bella frustasi karena jantungnya berdegup kencang.

"Eng... gue mikir-mikir dulu deh Kak!" jawab Bella sambil menampilkan senyum palsunya.

"Ok!" kata Edwen sambil menyalakan mesin motornya dan melaju pergi.

***

"Gawat!Gawat! Gimana nih gue beritahunya?" kata Bella stres sambil mondar-mandir di dalam kamarnya.

Kemudian Kak Eward mengetuk pintu Bella untuk menyuruhnya makan malam di bawah.

"Tok!Tok!" ketuk Kak Eward dari luar.

"Masuk!" jawab Bella dari dalam.

"Ayo Bel, kita makan malam!" ajak Kak Edwen.

"Ok kak!" jawab Bella sambil menutup pintu kamarnya.

***

Saat Bella di kamar, dia tidak bisa memikirkan jawaban apa yang akan dikatakan kepada Kak Edwen nantinya. Tiba-tiba Kak Eward masuk ke kamar Bella.

"Lho Bel! Belum tidur kamu?" tanya Kak Eward sambil duduk di samping Bella.

"Belum kak, gak bisa tidur gue" jawab Bella menunjukkan gigi putihnya itu.

"Emang lagi mikirin apa sih? Kok gak bisa tidur?" tanya Kak Eward penasaran.

"Anu... itu loh kak? Em..em..em..??" jawab Bella malu-malu.

"Ada apa sih Bel? Bicara sama kakak dong!" tanya Kak Eward kepo maksimal.

"Eee... itu kak, si Kak Edwen ngajakin gue malming bareng besok? Tapi aku bilangnya mikir-mikir dulu gue masih belum bisa jawab langsung ke Kak Edwen" jawab Bella menjelaskannya.

"Oalah gitu ta... tenang aja kan ada Kak Eward yang ngebantuin kamu Bel!" kata Kak Eward sambil membenarkan rambutnya.

"Gaya tok Kakak!" jawab Bella sambil melipat kedua tangannya.

"Biarin dong!" kata Kak Eward.

"Eh.. tapi Kak kalau sampai Papa Mama tau gimana?" tanya Bella takut.

"Tenang Bel, urusan itu biar Kak Eward aja yang ngurus!" jawab Kak Eward meyakinkan.

"Bener Kak??" kata Bella tak percaya.

"Iyaa" jawab Kak Eward irit.

"Makasih Kak! Gue seneng punya Kakak kayak lo!" kata Bella sambil memeluk Kak Eward.

"Iya sama-sama Bel" jawab Kak Eward yang juga memeluk Bella.

***




















Ditunggu ya Chapter berikutnya...
Jangan lupa vote and comment nya!
😊😊

EDWENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang