Kisah ini bukanlah sebuah legenda akan tetapi benar-benar terjadi pada leluhur kami, yaitu perkawinan antara seorang perempuan dari "dunia kita" ini dengan seorang lelaki dari "dunia siluman" yaitu siluman pejajaran ( siluman macan ).
Tepatnya kisah tersebut terjadi tidaklah kami ketahui, namun kira-kira terjadi pada jamannya Kyai Astrajiwa, yaitu leluhur kami pada level ke 3 dari Mbah Agiana, kami sendiri sekarang ada pada level 11. Kalau Mbah Agiana kira-kira hidup sekitar tahun 1600an, maka Kyai Astrajiwa hidup sekitar tahun 1700an. Nama-nama seperti Kyai Artajiwa dan Nyai Sedi adalah nama-nama sesungguhnya dari leluhur kami, sedangkan nama-nama yang lainnya adalah nama-nama imajinasi untuk menghidupkan ceritera dalam kisah ini.
Kisah ini akan kami sajikan dalam 3 bagian, yaitu :
1. Bagian 1, Sang Pengembara
2. Bagian 2, Sayembara Tanding
3. Bagian 3, Perpisahan.Bagian 1
Sang Pengembara 1
Saat itu dukuh Pekuncen hanya terdiri dari beberapa rumah ( sekitar 10 sd 15 rumah ) yang letaknya juga saling berjauhan. Disebelah selatan dukuh Pekuncen, kira-kira berjarak 1 Km terdapat dukuh Sibalak kemudian ke selatan lagi sekitar 1 Km terdapat dukuh Sikemplang. Di dukuh Sikemplang inilah dimulainya kisah tersebut. Baik dukuh Pekuncen, Sibalak maupun Sikemplang semuanya terletak dikaki Bukit Banowati, masyarakat setempat menyebutnya Gunung Banowati. Yaitu deretan kaki Gunung Slamet sebelah timur. Ketiga dukuh tersebut terletak dipinggir sungai Lumeneng, sungai yang mengalir dari selatan yaitu dari desa Badak. Berliku-liku mengalir ke utara dan kemudian bercampur dengan sungai Comal, yang seterusnya bermuara ke laut Jawa.
Ketika itu di dukuh Sikemplang, tiga orang gadis asik mencuci di sungai Lumeneng. Salah satunya bernama Sedi, dua orang temannya berseru : "Ayo Sedi, aku sudah selesai. Cepat sedikit, kalau tidak kamu aku tinggal!". " Sebentar lagi, ini tinggal sedikit. Tapi kalau kalian mau pulang duluan ya silakan. Aku nanti pulang sendiri, bukankah masih ada orang-orang yang bekerja disawah" demikian Sedi menjawab. Ketika cucianya selesai, Sedi pun segera pulang. Dikanan-kiri jalan pulang terbentang sawah dan tampak beberapa orang petani sedang bekerja, Sedi pun bergegas pulang.
Ketika ia berjalan mendekati pohon poh, sejenis mangga yang buahnya kecil-kecil, tiba-tiba hatinya terasa berdebar. Ketika ia melihat ke arah pohon poh, tampak seorang pemuda berdiri memperhatikan. Tanpa sadar Sedi behenti dan memandang kearah pemuda itu. Seorang pemuda tampan berkulit kuning dan berambut ikal tersenyum kepadanya, dan ketika beradu pandang dengan pemuda itu tiba-tiba suatu perasaan aneh menjalar, mulai dari relung hati terus keseluruh tubuh.
Getaran itu begitu kuat mencekam jantung, ia tidak mengerti kenapa tiba-tiba muncul rasa senang ketika saling tatap. Ada sesuatu yang mengembang didada, membuat wajahnya merah merona. " Ah tidak ", tiba-tiba ia merasa malu ketika sadar bahwa ia telah saling pandang dengan pemuda yang belum dikenalnya itu.Nini Sedi pun segera mengalihkan pandangannya kearah lain serta melangkah kembali. Namun karena tegesa-gesa, ia terpeleset sehingga cuciannya jatuh tercecer di jalanan.
" Nini, kenapa kau?", pemuda tadi segera meloncat kearah Nini Sedi. "Ah, aku...aku tidak apa-apa. Aku kurang hati-hati sehingga terpeleset" jawab Nini Sedi terbata. "Tapi, tapi....cucianmu terjatuh dijalanan. Tentu harus dicuci lagi" kata pemuda itu. "Ya ya, aku memang harus mencuci lagi" jawab Nini Sedi.
" Mari ..... mari aku bantu membawakan ke sungai" pinta pemuda tadi. "Biarlah, aku bawa sendiri. Gak apa-apa" jawab Nini Sedi. Tapi ternyata ia diam saja ketika pemuda tadi membantu membawakan cuciannya ke sungai.Dan Nini Sedi memcuci kembali cucian yang kotor karena terjatuh tadi sambil dadanya terasa gemuruh, entah karena rasa senang bercampur malu atau juga takut. Ya takut dilihat oleh orang-orang yang sedang disawah. Ia takut jika dilihat oleh orang-orang bahwa ia mencuci ditungui oleh seorang pemuda yang tidak dikenalnya. Ketika selesai mencuci Nini Sedi bekata denga lirih serta bergetar suaranya : "Terima kasih kakang sudah membantu dan menemani, aku akan pulang, tidak usah diantar lagi".
Nini Sedi segera bergegas pulang, ia sampai lupa menanyakan nama pemuda itu. Padahal sebenarnya ia masih ingin tinggal lebih lama bersama pemuda itu. Ada rasa senang yang merambat dalam dada, sehingga hatinya berbunga-bunga. " Ya Nini" tergagap pemuda tadi menjawabnya. Dan ketika Nini Sedi lenyap ditikungan, pemuda itupun menarik napas berkepanjangan. Ia juga lupa menanyakan nama gadis tadi, : "Ah... mengapa jadi begini...." desah pemuda tadi. Tiba-tiba ia merasa ada sebagian dirinya yang terbawa ketika gadis itu berlalu.
Bersambung......
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkawinan Dua Dunia
Mystery / ThrillerKisah perkawinan antara dua makhluk yang berbeda alam, yaitu antara wanita dari dunia nyata ini dengan laki2 dari alam siluman