Sayembara Tanding 2

3.5K 88 2
                                    

Tiba2 Kyai Astrajiwa berseru : " Nokidin, engkau jangan mengacaukan acara ini ! ". Namun Ki Singa Truna cepat2 menjawab : " Maaf Kyai Astrajiwa, saya memang terlupa. Apa yang dikatakan oleh putra Kyai benar, sekarang saya persilahkan bagi siapa saja yang ingin mengajukan diri dalam sayembara tanding ini dipersilahkan ! ". Dengan nada perlahan tapi penuh kepastian Nokidin berkata : " Ki Singa Truna, saya mengajukan diri untuk mengikuti sayembara tanding ini ". Kembali Kyai Astrajiwa berseru : " Nokidin !!! ", tetapi Nokidin cepat2 menjawab : " Maaf ayah, saya sudah berumur 18 tahun. Saya berhak untuk mencari pendamping hidup saya, dan sayembara tanding ini adalah cara yang baik bagi saya untuk mendapatkan pasangan hidup ".  Tiba2 terdengar suara mendengus dari Bagus Kuncung, Ki Singa Truna segera bertanya : " Apakah ada yang ingin engkau sampaikan Bagus Kuncung? ". Yang menjawab justru Jaka Kentring, sambil tertawa Jaka Kentring berkata : " Ia khawatir kalau Nokidin ikut, khawatir kalah dalam sayembara tanding ini " . Bagus Kuncung menjawab dengan kethus : " Huh, siapa yang takut ! ".
Akhirnya Ki Singa Truna mengatakan : " Baiklah, kalau sudah tidak ada lagi maka sayembara tanding dimulai sesuai urutan lamaran. Yang pertama Bagus Kuncung akan berhadapan dengan Jaka Kentring, kemudian pemenangnya akan menghadapi Lukita seorang pengembara dari tanah Pasundan. Seterusnya Nokidin akan maju terakhir, karena ia mengajukan diri paling akhir ".
Sementara itu jantung Nini Sedi berdebar melihat perkembangan sayembara tanding. Ia benar2 mengaharap Lukita yang berhasil memenangkan sayembara tanding ini. Namun jika melhat lawan2 yang bakal bertarung, hatinya semakin cemas. Bagaimana kalau yang menang bukan Lukita, apakah ia akan sanggup menjadi istri orang lain. Padahal hatinya hanya untuk Lukita, Nini Sedi menunduk sedih. Tapi itulah adat kebiasaan yang harus dipatuhi.
" Lukita ", tiba2 Ki Sangga Langit berbisik : " Kyai yang menjadi saksi sayembara tanding ini adalah termasuk orang yang aku maksudkan. Manakala ia sudah membaca satu kalimat yang aneh itu, sebaiknya kita segera menghindar " . " Apakah Ki Sangga yakin itu? " tanya Lukita. " Ya, aku yakin itu ", jawab Ki Sangga Langit : "  Dan anaknya yang akan ikut bertandng, jangan2 juga sudah menguasai kalimat aneh itu. Kalau seperti itu, sebaiknya engkau tidak usah berpikir untuk memenangkan sayembara tanding ini ", bisik Ki Sangga Langit. " Aku tidak tahu Ki Sangga", jawab Lukita. " Ya ya, mari kita lihat perkembangannya saja ! " , lanjut Ki Sangga Langit.
Sementara itu, Bagus Kuncung telah melompat ke kalangan. Dengan bersalto tiga kali Bagus Kuncung mendarat manis ditengah, tanpa suara sedikitpun. Pemuda berumur 19 tahun ini memang tampan, kuncungnya berjumbai diatas keningnya. Sepasang alis yang tebal serta sepasang mata yang hitam, dan sesungging senyuman menghias wajahnya.  Dengan setengah  membungkuk, ia     menghormat kearah Kyai Astrajiwa dan Ki Singa Truna, sementara matanya nakal memandang Nini Sedi yang menunduk disamping ayahnya. Kemudian diteruskan kearah Ki Setra Wungkal dan Jaka Kentring dengan anggukan kepala saja, selanjutnya kearah Lukita, juga dengan mengangguk saja. Kesan sombong Bagus Kuncung memang tampak   ketika bersalto untuk masuk kalangan maupun ketika menghormat.  " Inilah Bagus Kuncung, putra Ki Suta Blonos dari Gepura ", demikian Ki Singa Truna memperkenalkannya : " Selanjutnya Jaka Kentring putra Ki Setra Wungkal dari Majakerta akan  maju untuk melawan   ".
Terdengar suara krincing2 ketika Jaka Kentring berjalan menuju kalangan. Suara krincing2 adalah bunyi gelang kroncong yang terpasang disalah satu kaki Jaka Kentring. Mungkin karena suara krincing2 itulah mengapa ia dijuluki Jaka Kentring. Pemuda yang juga berumur 19 tahun ini  berjalan biasa saja ketengah kalangan, rupanya memang ingin memperdengarkan bunyi gelang kroncongnya. Jaka Kentring membungkuk dalam2 ketika menghormat kearah Kyai Astrajiwa dan Ki Singa Truna. Dengan tersenyum manis Jaka Kentring mengangguk kearah Nini Sedi. Selanjutnya dengan setengah membungkuk, ia menghormat kearah Lukita.
Bagus Kuncung dan Jaka Kentring saling  menghormat, sesaat kemudian mereka mulai bergerak  mencari kesempatan untuk menyerang. Namun ada sesuatu yang aneh, ketika tadi Jaka Kentring berjalan terdengar krincing2 bunyi gelang kroncongnya. Sekarang justru hening, tiada suara apapun meski Jaka Kentring bergerak memutari Bagus Kuncung. Tampaknya Jaka Kentring sedang menunjukkan kemampuanya menyerap bunyi. Jaka Kentring membuka serangan dengan pukulan  kearah kening dengan jari tangan menekuk, namun Bagus Kuncung hanya menarik kepalanya sedikit kebelakang tanpa membalas. Serangan Jaka Kentring kearah kepala memang bukan serangan sesungguhnya, karena tiba2 saja tangan Jaka Kentring mengepal dan langsung meluncur kearah dada. Melihat perubahan ini siku tangan Bagus Kuncung dengan cepat menyongsongnya. Rupanya pada gebrakan pertama ini Bagus Kuncung sudah mengajak benturan tenaga. Melihat ini, Jaka Kentring langsung membuka tangannya yang mengepal. Kemudian dengan meminjam tenaga dorongan dari siku Bagus Kuncung, dialihkan kearah kanan sehingga lambung kanan Bagus Kuncung terbuka. Segera Jaka Kentring menarik lututnya terus diarahkan ke lambung kanan Bagus Kuncung.

Bersambung........

Perkawinan Dua DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang