Sang Pengembara 3

6.5K 142 4
                                    

Sang Pengembara 3

Perlahan Lukita naik ke pendapa dan duduk ditikar dihadapan lelaki itu. Selama ini Lukita tak pernah gentar apalagi takut dalam menghadapi apapun. Ia adalah salah satu prajurit muda dari kelompok siluman pejajaran yang ditugaskan secara diam2 oleh Prabu Mahesa Trandeman, Raja Pajajaran I untuk menjaga putranya yaitu Raden Mundingwangi yang sering pergi mengembara untuk bertapa.

Sementara itu, ketikai Raden Mundingwangi telah dikalahkan oleh Syech Atas Angin serta telah memeluk Islam, maka para pengawalnya yang berjumlah 4 orang termasuk Lukita telah bercerai berai. Sebagai mahluk siluman, tentu kondisi Lukita berbeda dengan kondisi mahluk dunia nyata ini. Hampir dikatakan mahluk siluman itu imortal ( abadi ), meskipun mahluk siluman bisa juga mati atau dibunuh. Sehingga 100 tahun kemudian, setelah R Mundingwangi meninggal dunia sebagai Syech Jambukarang,  keadaan Lukita masih saja seperti keadaan ketika ia ditugaskan oleh Prabu Lingga Karang dahulu.

Kini sampailah pengembaraan Lukita ke Dukuh Sikemplang dan jatuh cinta ketika melihat Nini Sedi sedang mencuci di sungai Lumeneng bersama dua orang kawannya.
Perlahan Lukita menunduk, ketika lelaki didepannya berkata : " Aku adalah Ki Singa Truna, ayah dari Sedi gadis yang kamu tolong kemarin. Siapakah namamu anak muda, serta dari mana asalnya?.
Lukita sendiri heran mengapa sekarang hatinya tergetar ketika berhadapan dengan Ki Singa Truna. Sebab selama ini tak ada manusia satupun yang pernah menggetarkan hatinya, meskipun manusia itu manusia yang sakti. Biasanya ia cukup menggeram dengan dahsyat kemudian menunjukkan taringnya, selanjutnya ia menerkam dengan satu kali loncatan. Sekarang ia menyadari bahwa berhadapan dengan Ki Singa Truna ia tergetar karena ia tidak ingin diketahui bahwa dirinya adalah seorang siluman.

Begitu cintanya kepada Nini Sedi, sehingga Lukita berharap bisa menjadi manusia yang wajar. Kemudian Lukita menjawab dengan perlahan : " Iya Kyai, nama saya Lukita. Maafkan saya Kyai, saya adalah manusia kabur kanginan. Seorang pengembara dari Tanah Pasundan, suatu tempat yang cukup jauh dari sini ".
" Tidak apa2 anak muda, maafkan kalau saya juga keliru. Saya ingin berterus terang saja, adakah engkau hanya sekedar ingin berkenalan saja dengan anakku atau memang engkau memiliki niat yang lebih dari itu ", Ki Singa Truna melanjutkan lagi : " Perlu engkau ketahui bahwa umur anakku sudah masanya untuk berumah tangga, bahkan kalau sekarang sudah kelewat masanya. Jadi kalau engkau hanya ingin berkenalan saja, sebaiknya engkau hentikan saja. Karena sebentar lagi Sedi akan melaksanakan perkawinan ".

Kalau saat itu ada halilintar yang menyambar diatas kepalanya, mungkin Lukita tidak akan sekaget itu. Hampir saja ia tidak bisa mengendalikan dirinya ketka mendengar perkataan ayah Nini Sedi tentang rencana petkawinan itu. Rasanya Lukita ingin menggeram hebat serta menerkam manusia didepannya itu. Namun Lukita masih bisa menahan diri, dengan lembut meskipun terasa bibirnya bergetar Lukita berkata : " Maaf Kyai, bolehkah saya mengetahui siapa calon suami Nini Sedi itu? "
" Anak muda, itulah yang akan aku bicarakan! " jawab Ki Singa Truna, " Seperti sudah aku katakan tadi, jika engkau hanya ingin berkenalan saja maka hentikan. Namun jika engkau mempunyai niat yang sungguh2 untuk tidak sekedar berkenalan saja, engkau harus mengikuti sayembara tanding yang akan aku selenggarakan pada purnama yang akan datang ". Tiba2 Lukita merasa ada beban yang terlepas sebagian, cepat2 Lukita bertanya : " Maaf Kyai, maksud Kyai bagaimana? " .
" Lukita ", lanjut Ki Singa Truna : " Perlu engkau ketahui bahwa saat ini ada dua orang yang telah melamar Nini Sedi. Sesuai adat disini, apabila ada dua orang yang melamar seorang gadis maka jalan keluarnya adalah sayembara tanding. Apabila engkau memang sungguh2 berniat lebih dari berkenalan saja, maka engkau kuterima untuk mengikuti sayembara tanding tersebut. Siapa yang menang, dialah yang berhak mengawini anakku. Maka mulai sekarang engkau bersiaplah, agar purnama depan siap mengikuti sayembara tanding iti ".

Sekarang Lukita benar2 merasa terlepas dari beban yang menghimpit dadanya. " Terima kasih Kyai, saya akan berusaha sebaik2nya untuk mempersiapkan diri. Lalu dimanakah tempat sayembara tanding akan dilaksankan? ".
" Sayembara tanding akan dilaksanakan purnama depan di Pengasinan, ditepi sungai Lumeneng Pekuncen " demikian Ki Singa Truna menjelaskan. " Baiklah Kyai, saya telah mengerti semua yang Kyai maksudkan. Saya sampaikan terima kasih atas penerimaan Kyai terhadap diri saya, sekarang saya pamit " jawab Lukita.

Dalam pada itu, Ki Singa Truna sudah memberi kabar kepada Ki Suta Blonos dan Ki Setra Wungkal bahwa sayembara tanding akan dilaksanakan di Pengasinan Pekuncen nanti pada purnama depan yang jatuh pada hari Respati Cemengan ( Kamis wage ) atau pada malam Sukra Kasih ( malam Jum'at kliwon ) ,dimulai persis pada waktu purnama bulat. Sampai dengan pelaksanaan sayembara tanding, masih ada sekitar 28 hari lagi.

Bersambung......

Perkawinan Dua DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang