Mulai ada rasa

803 99 1
                                    

Dan semenjak hari itu Keynal semakin berani mendekati Veranda, dia tidak peduli dengan lelaki yang selalu bersama dengan Veranda. Bahkan Keynal selalu mengganggu hari Veranda dengan meneleponnya dan menceritakan hal tak penting tentang kehidupannya pada Veranda.

Sedikit banyak Veranda terganggu oleh kehadiran Keynal tapi dengan adanya Keynal membuat hidup  Veranda sedikit lebih berwarna karena lelaki itu selalu tak memperdulikan apa yang terjadi, jika dia ingin melakukan hal yang menurutnya harus dia lakukan dia akan melakukannya, dia akan berusaha meskipun itu sulit untuk dilakukan.

From : Keynal

Aku akan menjemputmu kak Ve 😉

Veranda tersenyum membaca pesan dari Keynal , kemudian menyimpan ponselnya kembali fokus bekerja.

“why Veranda?” tanya Shania dan mengejutkan Veranda

“kau mengejutkanku Shan”

Veranda mengelus dadanya yang terasa berdetak lebih kencang karena Shania mengejutkannya.

“aku melihat kau senyum senyum sendiri, ada apa?”

“tidak ada”

“aku tidak yakin, setelah melihat ponselmu kau tersenyum, hal yang aneh”

Shania melirik ponsel Veranda, menyadari lirikan Shania, dengan segera Jessica mengambil ponselnya dan memasukkannya ke dalam sakunya.

“tidak ada”

“apa karena lelaki muda itu?’

“lelaki muda?’

“ah aku lupa siapa namanya, tapi yang jelas lelaki itu masih sangat muda dan aku baru tahu kalau ternyata kau pedofil”

“hanya berbeda 4 tahun, kau berlebihan sekali” sangkal Veranda

“jadi kau menyukainya?” goda Shania

“tidak”

“tapi bahasa tubuhnya seolah mengatakan Ya”

“terserah, aku tak pernah tertarik dengan orang yang lebih muda dariku”

“lalu kenapa kau selalu bersama dengannya”

“karena dia kakak dari temannya Shani”

“aku tidak yakin jawabannya itu”

“kalau kau datang kesini hanya untuk menginterogasiku dengan hal-hal yang tak penting lebih baik keluar, pekerjaanku masih banyak” usir Veranda

Veranda  dan Shania saling menatap, Shania menggoda Veranda, dia tahu Veranda menyukai Keynal karena kalau tidak, tidak mungkin Veranda berani berbuat hingga sejauh itu,

Waktu terasa cepat sekali, jam kantorpun berakhir, Veranda membereskan barangnya kemudian keluar dari ruangannya, begitu keluar dia melihat Shania menghampirinya.

“pulang bersama?”

“tidak aku dijemput Keynal” ujar Veranda dan keceplosan

Veranda  mengutuk dirinya yang sudah mengatakan itu, Shania kembali tersenyum menggoda Veranda.

“jadi benar kau menyukainya?”

“tidak”

Veranda berjalan meninggalkan Shania, dia tak ingin Shania terus bertanya padanya.

“ayolah Ve jangan menyangkal”

Shania berusaha mengejar Veranda.

“aku yakin kau menyukainya”

“tidak”

“jujur saja”

“no Shan”

“tidak ada salahnya kau menyukainya Ve”

“kau tahu aku tidak mungkin menyukainya, dia lebih muda dariku”

“memangnya kenapa kalau dia lebih muda darimu? Bukankah cinta tak mengenal umur?”

“shut up”

“ayolah Ve, tidak ada salahnya kau jujur kalau kau menyukainya, lagipula kalau memang kau tidak menyukainya kenapa kau terus meladeninya, bukankah itu buang-buang waktumu saja”

“aku tidak menyukai Shan, dia hanya anak kecil, aku hanya merasa kasian padanya yang mungkin kesepian” tegas Veranda

“oh oke, semoga kau tak menyesal dengan apa yang kau katakan”

“ah Boby sudah menjemput, aku duluan”

Shania pamit dan meninggalkan Veranda, Veranda menghela nafasnya, akhirnya terbebas dari godaan Shania.

Diluar sana Keynal mendengar semua apa yang dikatakan Veranda pada Shania, dia sedikit kecewa begitu mendengar Veranda hanya menganggapnya anak kecil yang kesepian.

Veranda membalikkan badannya dan sedikit terkejut saat melihat Keynal yang berdiri disana, Veranda berharap Keynal tidak mendengar apa yang dia katakan pada Shania.

“hei kau sudah menunggu?” ujar Veranda setenang mungkin

“tidak aku baru saja tiba”

Veranda bernafas lega.

“ah ayo pulang”

Veranda menghampiri Keynal, Keynal tersenyum simpul meskipun dalam hati dia begitu kecewa dengan Veranda.

Kak Ve, I LOVE YOU (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang