Kecewa

815 104 2
                                        

“akhir-akhir ini aku tidak melihat Steve, kemana dia?”

Veranda dan beberapa rekan kerja berjalan keluar dari kantor, jam kerjanya sudah selesai.

“dia ada perjalanan bisnis ke China”

“apa kau masih berhubungan dengan bocah itu?”

Veranda mendelik

“Keynal, namanya Devin Keynal Putra  dan dia bukan anak kecil”

“kau menyukainya? Dia jauh dari Steve”

“tidak, aku tahu dia sangat jauh dari Steve”

“dia bukan seleramu tapi kenapa kau masih bersamanya?”

“salah?”

Veranda menatap temannya dengan tajam, apa yang salah dirinya dekat dengan Keynal.

“tidak, hanya saja sedikit membuang waktu untuk seseorang dewasa sepertimu, kalaupun kau menjalin hubungan serius dengannya kau harus sedikit sabar, menunggunya beberapa tahun lagi mungkin tidak seperti Steve yang sudah matang dan siap kapanpun”

Veranda tersenyum kecut.

“this is my life dan dia sedikit menghiburku saat aku suntuk”

“that’s right, kadang anak kecil selalu menghibur kita”

Mereka tersenyum dan kemudian senyum Veranda pudar saat menyadari Keynal yang ada di hadapannya, dia yakin Keynal mendengarnya. Teman Veranda menyentuh pundak Veranda dan meninggalkan Veranda lebih tepatnya kabur setelah pembicaraan mereka yang mungkin menyakiti Keynal.

Keynal tersenyum getir melihat Veranda, dia hanya dianggap sebagai hiburan saat Veranda sedang suntuk, dirinya tak beda jauh dari badut yang siap kapan saja saat dibutuhkan.

“Keynal”

Keynal berbalik, sudah cukup untuknya, segala usahanya untuk Veranda percuma, hanya membuang-buang waktu. Bunga yang dia pegang dia buang ke tempat sampah, niatnya datang untuk menyatakan cinta pada Veranda memberanikan diri mengungkapkan apa yang selama ini dia rasakan tapi belum apa-apa Veranda sudah menolak dengan perkataannya membuat Keynal menyerah.

“Keynal” panggil Veranda dan mengejar Keynal yang sudah meninggalkannya

“hei”

Veranda menyentuh lengan Keynal saat berhasil menyusulnya, Keynal membalikkan badannya, matanya berkaca-kaca. Mereka saling bertatapan dan Veranda menyesal dengan apa yang sudah dia katakan pada temannya yang sudah menyakiti perasaan Keynal mungkin sudah merendahkan harga dirinya.

“Kenapa?”

“aku..”

“sudahlah kak Ve, aku hanya anak kecil”

Keynal melepaskan tangannya dari Veranda dan kembali meninggalkannya, airmatanya jatuh, mungkin dia memang anak kecil melihat dirinya begitu rapuh saat Veranda menolaknya.

“Keynal stop”

Keynal tidak bergeming, dia terus berjalan menjauh dari Veranda.

“Keynal” teriak Veranda dan menghentikan langkah Yuri

Veranda mendekat pada Keynalnkembali menyentuh lengannya, perlahan membalikkan badan Keynal dan Veranda kembali menyesal karena membuat Yuri menangis.

“maaf” lirih Veranda

Keynal menyusut airmatanya.

“aku menyukaimu kak Ve, tidak. aku mencintaimu tapi aku sadar aku tidak lebih dari anak kecil jadi aku harap kita tak pernah bertemu lagi dan aku akan melupakan perasanku padamu”

Keynal melepaskan tangannya dari Veranda kemudian berlari menuju motornya meninggalkan Veranda yang masih diam mematung, mendengar Keynal yang mengungkapkan perasaannya.

Kak Ve, I LOVE YOU (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang