Empat

32 16 1
                                    

'Aku nggak mau kejadian yang sama terjadi pada orang yang sama juga.'
-mrnd.

"Dimana Azka?" tanya Sarah saat bertemu Caca. "Didalem. Ayo kesana. Gue temenin." jawab Caca.

Bugh!

Tonjokan keras berhasil mendarat dipipi mulus Azka. "Lo mau apa sih, Ndre? Gue udah turutin permintaan lo." ucap Azka pasrah. Tubuhnya berbalik menimpa Andre. Bugh! Hantaman kini berbalik pada Andre. Dengan sigap, Andre berdiri dan memberi hantaman tajam. "Gue udah bilang. Lo harus tanggung jawab. Gara-gara lo, gue diusir sama orang tua gue." ucap Andre. Bugh! Hantaman itu berhasil membuat bibir Azka berdarah dan pelipisnya berdarah. Bugh! Satu tonjokan lagi membuat Azka lemas.

"Udah, Ndre." ujar Septian.

"Iya, Ndre. Dia udah lemas. Gak mungkin kan lo bunuh dia." ucap Zaki.

"Gue harus habisin dia. Dia yang buat gue diu---" belum sempat Andre melanjutkan kata-katanya, Sarah datang.

"Cukup! Gue nggak habis pikir sama lo ya Andre. Seorang kapten basket, pintar, disenangin banyak guru ternyata kayak gini." ucap Sarah sembari memegangi tubuh Azka.

"Lo nggak usah ikut campur! Ini urusan gue sama Azka. Siapa yang bilang kalau gue sama dia disini, hah?!" tanya Andre.

"Gue. Kenapa? Lo nggak suka kalau gue bongkar rahasia lo? Lo dulu udah bongkar rahasia gue, sekarang kita impas." ucap Caca santai. Ya. Caca pernah berhubungan dengan Andre selama sebulan. Tapi karena Andre membocorkan rahasianya, Caca mengakhirinya.

"Sa--rah.." ucap Azka.

"Iya, Ka. Ayo pulang." ajak Sarah.

"Pulang? Gue sama dia belum selesai." sambar Andre.

"Lo nggak bisa nyelesaiin masalah pakai otot. Harus pakai otak! Kalau lo begini terus, dewasa lo mau jadi apa? Gue akuin, lo cuma pintar di pelajaran, tapi nggak pintar buat nyelesaiin masalah."

Skakmat!

Omongan Sarah berhasil membuat semua orang yang ada disana diam. Sarah merangkul tubuh Azka dan membawanya keluar. "Pakai mobil gue aja, Sar. Nanti motor lo gue yang bawa. Motor Azka nanti gue suruh orang." ucap Caca. Sarah berterimakasih pada Caca lalu pergi.

Gue anterin kemana ya? Ke rumah gue atau ke rumah dia?, batinnya.

Alhasil, karena dia tidak tahu rumah Azka, dia mengantarnya ke rumah dia.

Ting! Ting! Ting!
Bel rumahnya berbunyi. "Iya sabarr.." ucap Gibran dari dalam. Dia membukakan pintu dan betapa kagetnya melihat adiknya merangkul cowok yang babak belur. "Astaga, itu siapa dek?" tanya Gibran panik.

"Temen gue, bantuin dong." ucap Sarah. Gibran menggendong Azka ke ruang tamu. Sarah mengambil kotak P3K di dapurnya. Saat Sarah kembali, Gibran mengambil segelas air putih dari dapur.

"Duh.. Kenapa sih harus berantem segala?" tanya Sarah kesal. "Nggak guna tahu nggak?!" Sarah kali ini membentak.

"Woi, lagi sakit bukannya lo lembutin, malah lo bentak." ucap Gibran.

"Hehe, abisnya kesel bang." jawab Sarah. Sarah menaruh Betadine dikapas dan diletakkannya di pelipis Azka. "Udah ah, gue mau tidur. Kalau udah bangun lo ajak ngobrol aja." ujar Sarah.

"Yeee.. Dasar kebo!"

Sarah tidur hanya 15 menit. Pikirannya tidak tenang. Terdengar jelas suara orang mengobrol dari ruang tamu.

You Belong With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang