Enam

31 12 1
                                    

'Aku nggak mau jatuh cinta lagi, aku belum siap untuk disakiti.'
-saw.

Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, tetapi Caca dan Sarah memilih berdiam di kelas. Sementara Gina tidak masuk karena dia harus test di SMA Cakrawala di Bandung. Vira sudah tidak pernah lagi terlihat semenjak kejadian itu. Kalau Lia, dia masih sering mengobrol.

"Sar, nama pacar lo siapa sih?" tanya Caca penasaran. Tentu saja dia penasaran, Sarah tidak pernah memberitahu nama pacarnya itu.

"Rian." jawabnya singkat.

"Nama lengkapnya maksud gue.."

"Adrian Mahendra."

"HAH? SERIUS LO? ITU KAN MANTAN GUE." ucap Caca histeris.

"Bohong."

"Serius, Sar. Dia yang pewaris perusahaan Mahendra kan?" tanya Caca. Sarah mengiyakan. "Iya benar, itu mantan gue."

"Mantan dari kapan? Emang pernah ketemu?"

"Pernah. Waktu itu dia pernah nyari jodoh lewat line, terus ketemu kontak gue. Kita chatan kan, dia minta gue buat ketemuan. Pas kita ketemuan dia nembak gue." jelas Caca panjang lebar.

"Kapan tuh? Terus kenapa putus?"

"Itu sih sekitar 1 setengah tahun lalu. Gue mutusin dia gara-gara dia pernah ketangkep basah sama gue, dia lagi ciuman sama selingkuhannya. Nih gue ada foto ceweknya." Caca mencari-cari foto cewek itu diponselnya, lalu setelah ketemu, dia menyodorkan foto itu ke tangan Sarah. "Parah kan Sar? Untungnya gue udah bisa moveon."

"Nanti gue mau ke apartnya. Nanti temenin gue ya."

"Ih enggak ah! Nggak sudi gue liat mukanya lagi. Bayangin aja, Sar. Gue lagi sayang-sayangnya tiba-tiba disakitin gitu aja. Nggak punya hati banget."

"Lo harus siap buat jatuh cinta. Disaat lo lagi cinta-cintanya pasti ada aja yang buat lo jatuh. Makanya jatuh cinta cuma buat orang kuat menahan sakit."

Bel masuk sudah berbunyi. Para murid mulai memasuki ruang kelas masing-masing.

"Sarah." ucap Azka.

"Hm?" tanya Sarah.

"Sarah Alicia Wijaya. Nama yang bagus."

"Baru tahu lo?"

"Kalau diganti jadi Sarah Alicia Reynand lebih bagus, Sar."

"Ih ogah!"

15 menit menunggu alhasil Pak Aldo mulai mengajar. Guru itu sudah berkepala 3 tapi tidak menikah juga. "Ayo kumpulkan pr yang bapak kasih kemarin." ujar Pak Aldo. Satu per satu murid maju dengan membawa buku yang depannya bertuliskan. 'Pr/Latihan Fisika.' Setelah mengumpulkan buku, Pak Aldo menghitungnya.

"Siapa yang tidak mengerjakan PR?" tanya Pak Aldo. "Ini kurang satu, siapa?"

"Lihat aja pak nama yang belum ada." ucap Tio sebagai ketua kelas.

"William Azka Reynand! Kenapa kamu tidak mengumpulkan PR?" tanya Pak Aldo.

"Saya nggak ngerti pak pelajaran kayak gitu. Ngehitung-hitung vektor, dll. Saya nggak ngerti pak." jawab Azka santai.

"Cepet keluar kamu dari kelas! Besok kamu harus mengumpulkan tugasnya 2 kali lipat."

                              ***

You Belong With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang