Sebelas

23 4 0
                                        

'Kita memang saling sayang, aku sayang kamu, kamu sayang dia. It's okay!'
-saw.

Setelah pulang sekolah, Sarah dan Caca memutuskan untuk memata-matai Rian. Sarah sengaja tidak mengasih kabar selama sehari. Kini, Sarah dan Caca berada tepat didepan apartemen yang Rian tempati. Sudah 15 menit mereka menunggu Rian untuk keluar dari apartemennya tapi batang hidungnya tidak kelihatan juga.

"Lama nih pacar lo." gerutu Caca seraya menyenderkan kepalanya pada stir mobil.

"Palingan sebentar lagi keluar." jawab Sarah.

Line!

"Punya gue atau punya lo?" tanya Caca.

"Punya gue kayaknya." jawab Sarah.

Sarah melihat nama pengirim pesan itu, tapi dia tidak mengenalnya.

A : nggak usah nunggu dia di apartemen, dia lagi di Cafe daerah Jakarta Utara.

Sarah menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Dia bingung pesan itu dari siapa dan darimana pengirim pesan itu mengetahui id line Sarah.

"Kenapa, Sar?" tanya Caca.

"Ada yang ngirim pesan ke gue, nih lihat." Sarah menyodorkan ponselnya ke tangan Caca.

"Nggak usah nunggu dia di apartemen, dia lagi di Cafe daerah Jakarta Utara." Caca mengulang isi pesan itu. "Loh? Kok dia tahu?"

"Ha? Tahu apaan?"

"Ck, tahu id line lo, tahu Rian lagi di Jakarta Utara, dan tahu kita lagi nungguin Rian disini."

"Iya juga ya, udah ikutin aja. Siapa tahu benar."

Caca mulai menancap gas mobilnya. "Eh, tanya deh ke pengirim pesan itu, dia siapa."

"Oke, oke."

Sarah Alicia : maaf? Lo siapa ya?

Send!

"Udah, Ca."

"Yaudah, kita turutin aja siapa tahu benar."

Baru menikmati perjalanan yang lancar selama 15 menit, mereka sekarang sudah terjebak macet. Karena bosan dimobil, dia menyalakan radio.

🎶 You made plans and I, I made problems
We were sleeping back to back
We know this thing wasn't built to last 🎶

Tin! Tin!

"Kenapa harus macet sih?!" gerutu Caca.

"Biarin ajalah, tapi ini kok nggak dibales sama pengirim pesan itu ya." ucap Sarah mengalihkan amarah Caca.

"Bodoamat deh."

                                ***

Caca memarkirkan mobilnya tepat dipintu keluar cafe. Mereka bergegas turun dan memastikan ucapan pengirim pesan tersebut. Mereka melihat Rian sedang menyeruput orange juice miliknya.

"Dia sendiri?" tanya Sarah.

"Mana gue tahu, Sar. Tapi yang jelas pengirim pesan itu benar." ucap Caca.

Tidak lama, seorang perempuan datang dan duduk di depan Rian. Sarah ingin menangis kala melihat Rian memeluk perempuan itu.

"Loh, Sar. Itukan Agnes!" seru Caca.

"Hah? Serius lo?" tanya Sarah. "Kok beda sama diakunnya dia?"

"The power of makeup."

Sarah hanya ber-oh-ria. Posisi mereka terlalu jauh hingga tidak mendengar percakapan Rian dan Agnes.

Line!

Sarah mengambil ponselnya dan melihat isi pesan itu.

A : lebih baik kalian pulang dan nggak usah nanya siapa gue. karna gue nggak akan kasih tau gue siapa.

"Ca! Ca!" Sarah menepuk pundak Caca.

"Apa sih ah?!" omel Caca.

"Lihat nih." Sarah menyodorkan ponselnya ke arah Caca.

"Pelit amat sih, cuma ngasih tahu nama doang apa susahnya."

"Y-yaudah. Pulang ajalah. Nggak dengar juga mereka ngomong apa."

                          
                            ***

Tok! Tok! Tok!

Sedari tadi, Azka berdiri di depan pintu rumah Sarah. Sudah 30 menit ia menunggu, tapi masih tetap menginjak lantai yang sama.

Kemana ya?, tanyanya dalam hati.

Tok! Tok!

Tidak lama setelah ia ketuk kembali, ia mendapati Sarah yang baru memasuki pagar rumahnya. Sarah terlihat sehabis menangis.

"Loh? Kok lo disini?" tanya Sarah.

"Gu-gue mau lihat lo." ucap Azka.

"Oh. Yaudah masuk dulu."

Sarah mempersilahkan Azka duduk di ruang tamu. "Udah lama?" tanya Sarah sembari menyodorkan minuman.

"Udahlah, udah 30 menit gue disini." ucap Azka yang bisa dibilang ngegas.

"Eh! Ada calon adik ipar. Wassup, bro?" tanya Gibran yang tiba-tiba saja muncul.

Sarah membuka mulutnya lebar-lebar seolah melihat hantu. "Kok lo disini?" tanya Sarah.

Gibran menutup mulut Sarah dengan tangan kanannya. "Jangan mangap-mangap, nanti sebelah lo mesum."

"Anjir banget lo, Bang." ucap Azka.

Sarah melepaskan bekapan Gibran tadi. "Kok lo disini? Terus kok lo berdua akrab banget?"

"Orang ini rumah gue, ya gue disinilah." ucap Gibran santai.

"Kita akrab karena sering mabar ml." sahut Azka.

Sarah ternganga lagi. "HAH? LO BERDUA MAKAN BARENG TERUS MAKING LOVE?! ASTAGA!!"

Gibran dan Azka tertawa kala mendengar ucapan Sarah.

"Udah, ah. Gue mau makan dulu. Bye!" Gibran meninggalkan mereka.

Sarah mengambil ponselnya dan mengirim pesan untuk Rian.

Sarah Alicia : Aku kangen.

Dia beralih ke Instagram, dilihatnya followers milik akunnya semakin bertambah. Azka melirik Sarah sekali-kali.

Cantik!, puji Azka.

"Lo ngapain lihatin gue terus?" tanya Sarah tapi tidak melirik Azka.

"Geer banget sih lo. Cantik-cantik geer." ujar Azka.

Haihaii! Tinggalkan vote and comment ya, laflaf.

You Belong With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang