Tujuh

21 9 0
                                    

'Gue nggak akan biarin adik gue disakiti sama orang kayak lo'
-gnw.

Azka menuju kelas dengan sedikit berlari. Sesampainya dia di kelas, dia melihat ada beberapa orang disana. Salah satunya Sarah. Dilihatnya Sarah sedang menidurkan kepalanya diatas meja. Caca yang sedari tadi melihat Azka berniat untuk menghampirinya.

"Tumben. Ada apa?" tanya Caca.

"Dia kenapa?" Azka menunjuk Sarah. Caca menarik tangan Azka keluar. Dia berniat menceritakannya diluar dengan alasan 'Diluar aja, nanti Sarah denger.'

Setelah diluar, mereka memilih untuk duduk di kursi panjang yang ada di depan kelasnya.

"Dia pacaran sama mantan gue. Nah mantan gue itu, seorang 'playboy'", ucap Caca seraya membentuk tanda kutip pada jari-jarinya. Azka yang mendengar hal itu menjadi teringat akan ucapan Vino kala itu.

"Terus?" tanya Azka.

"Nah, gue udah bilang kalau mantan gue itu pernah ciuman sama orang lain waktu pacaran sama gue. Tapi, Sarahnya cuma diem. Tiba-tiba, Sarah nanyain cewek itu lewat Line. Gue kasih namanya dan username ignya."

"Terus?"

"Terus, tadi dia cerita ke gue. Katanya dia ngelihat snapgram cewek itu. Katanya, isi snapgram cewek itu... Rian lagi nyium kening si cewek itu. Ya namanya juga cewek, langsung nangis deh."

"Terus?" Azka yang masih setia dengan pertanyaan itu membuat Caca kesal.

"Lo daritadi pertanyaan cuma terus-terus. Awas ya lo bilang ke Sarah. Gue kutuk lo jadi batu!" ucap Caca lalu mereka masuk kelas karena bel sudah berbunyi.

Setelah mengikuti pelajaran selama 8 jam, akhirnya murid-murid SMA Merdeka pulang ke rumahnya masing-masing. Sarah memasukkan buku ke tasnya, lalu menggendongnya.

"Caca, Azka gue pulang ya." ucap Sarah. Baru ingin melangkah selangkah, tangan Sarah diraih oleh Azka.

"Kenapa?" tanya Sarah.

"Eh gue pulang ya! Dadahhh!!" teriak Caca.

"Gue mau ngomong sama lo." ucap Azka.

"Ngomong tinggal ngomong, susah amat."

"Lo putus sama pacar lo itu?"

Sarah yang mendengar hal itu sontak kaget. Dia kembali duduk dikursinya dan menatap Azka bingung.

"Haloo!!" ucap Azka. "Jawab pertanyaan gue dulu."

"Eh? E-enggak." jawab Sarah terbata-bata.

"Yaudah deh.. Pulang sana."

"Dadahh!!"

"Hati-hati!" ucap Azka setengah teriak.

Kini dia sendirian dikelasnya. Dia memutar lagu lewat ponselnya. Azka melihat dikolong meja Sarah ada kertas yang sudah diremukkan. Dilihatnya tulisan Sarah yang bagus tertera di kertas itu. Seperti ini, isinya

Untuk hujan,
Biasanya, saat kamu turun, aku bahagia. Saat kamu turun, aku merasa tenang. Tapi mengapa kali ini tidak? Kali ini, aku merasa kamu adalah saksi bisu untuk sakit hatiku. Sakit hati yang membuat dada sesak dan air mata yang keluar dari tempatnya. Aku ingin sekali seperti kamu. Selalu datang, meskipun saat kamu turun akan merasa sakit.

Azka memasukan kertas itu kedalam tasnya. Dia merasakan ponselnya bergetar dalam sakunya.

Gilang Ariaputra is calling...

Dia menekan tombol hijau pada ponselnya.

"Apaan?" tanya Azka.

"Dimana lo? Tumben gak keliatan."

You Belong With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang