Lima

23 13 1
                                        

'Lo itu bukan sekedar suka sama dia, tapi udah terlalu obsesi.'
-saw.

Saat sampai di sekolah, Sarah memarkirkan mobilnya di bagian tengah depan. Dia meraih Zaranya dan menuju kelas.

"Hai!" sapa Andre yang menyamakan langkah Sarah. Sarah hanya memutar bola matanya malas. "Kalau disapa jawab dong." Sarah membiarkan Andre yang mengikutinya. "Tuli atau bisu? Sampai nggak jawab sapaan gue." Langkah Sarah seketika berhenti. Dia memutar badannya dan menghadap Andre. Plak! Tamparan mendarat mulus mendarat dipipi kanan Andre. "Kok malah nampar sih?" tanya Andre sembari memegangi pipi kanannya. "Selain hobi nyari masalah ternyata lo hobi ngejek orang ya." ucap Sarah. Dia langsung melanjutkan langkahnya dan meninggalkan Andre yang meringis kesakitan.

                               ***

Vira baru saja memarkirkan motornya. Dia melepas helm dan menaruhnya dijok motor. Saat dia akan masuk ke kelas, dia melihat Andre yang terus menerus mengikuti Sarah. Vira berniat mendatangi mereka, tapi niatnya tertunda saat dia melihat Sarah menampar Andre. Vira yang melihat itu seketika emosi.

"Kak Andre nggak apa?" tanya Vira saat Sarah pergi. "Enggak kok." jawab Andre lalu meninggalkan Vira. Otomatis Vira berdecak sebal. Dia menuju kelasnya yang ada diatas di paling ujung untuk menaruh tas Diornya.

"Vir, mau kemana?" tanya Lia.

"Kepo banget sih lo!" bentak Vira. Lia heran melihat kelakuan Vira yang tidak seperti biasanya. Lia menyusul Vira. Ternyata Vira menuju kelas Sarah, Gina dan Caca.

Sesampainya di kelas Sarah, Vira langsung menuju meja Sarah yang ada dipojok kanan.

"Eh, kenapa kesini Vir?" tanya Gina.

"Iya tumben banget lo kesini." ujar Sarah.

"Lo kenapa nampar kak Andre?" tanya Vira to the point. Sarah mendengar pertanyaan Vira mengernyitkan alisnya.

"Lo tahu darimana?" tanya Sarah.
"Gue tadi lihat, lo kenapa nampar dia?!" tanyanya lagi. Kali ini dia menaikkan satu oktaf

"Jangan emosi, Vir." tenang Lia.

"Kenapa sih kenapa?" tanya Caca yang baru saja sampai.

"Vira tiba-tiba datang, terus nanya kenapa Sarah nampar kak Andre." bisik Gina.

"Kok lo jadi emosi, sih? Lo nggak tahu masalahnya, Vir. Please shut up." balas Sarah.

"Iya, Vir. Lo nggak tahu apa masalahnya. Diam aja deh." sambar Caca.

"Lo nggak usah ikutan, Ca. Masalahnya dia nampar orang yang gue suka." balas Vira dan tiba-tiba saja dia menampar Sarah.

"Loh, kok lo jadi nampar gue sih?!" Sarah mulai emosi.

"Itu balasan." jawab Vira santai. Sarah berusaha tidak menamparnya balik.

"Whatever." Sarah memutar bola matanya malas. "Pergi deh cepet, daripada lo disini, semua orang ngeliatin lo."

Vira mulai melihat sekelilingnya yang terbilang ramai. Dia langsung pergi dan disusul oleh Lia.

Selama jam pembelajaran, Sarah hanya diam. Tidak mengucapkan satu kata pun. Azka yang sedari tadi melihat perilaku Sarah, akhirnya memulai pembicaraan.

"Sar, ngomong dong. Diam mulu." ucap Azka. Sarah hanya menoleh satu detik dan detik berikutnya dia kembali memperhatikan Bu Dewi.

Tingg! Tingg!

Bel pertanda untuk istirahat pun berbunyi. Azka yang daritadi tidak balik ke kelas ternyata sudah ke kantin terlebih dahulu. Gina yang tempat duduknya jauh dari Caca dan Sarah pun menghampiri mereka.

"Sar, mau ke kantin nggak?" tanya Gina. "Enggak deh." jawab Sarah. Lalu Gina dan Caca pun pergi meninggalkan Sarah.

Dikantin, sudah mulai ramai. Caca melihat geng Azka dipojok kantin seperti biasa. "Kebiasaan banget tuh anak, belum bel, udah ke kantin duluan." ucapnya pelan. Gina datang ke meja dengan membawa 2 mangkuk bakso. Gina menyuruh Caca untuk membeli es teh manis untuk mereka. 2 menit kemudian, Caca datang. Saat mereka sedang makan tiba-tiba saja, Azka dan Alex menghampiri mereka.

"Eh, ada Gina nih. Nanti pulang bareng yuk." goda Alex.

"Nggak jelas." ucap Gina.

"Udah, Lex. Gina emang susah peka sama kayak sahabatnya." ujar Azka.

"Hah? Siapa? Sarah?" tanya Caca.

"Kepo banget sih lo." ucap Azka lalu mereka pergi.

                            ***

Dikelas, Sarah memainkan ponselnya. Sudah 3 hari semenjak hari Sabtu Rian tidak menghubunginya. Dia berniat untuk menghampiri Rian ke apartemen di daerah Kelapa Gading besok. Dia mengambil earphonenya dari saku roknya. Disetelnya lagu milik Taylor Swift yang berjudul Everything Has Changed.

🎶 Come back and tell me why
I'm feeling like I've missed you all this time
And meet me there tonight
And let me know that it's not all in my mind 🎶

Baru saja Sarah ingin bernyanyi, earphonenya dilepas oleh Andre. Sarah langsung berdecak sebal. Andre memang terlihat tampan saat ini. Rambut yang dipomade, hidung mancung, dan bibir yang tipis. Baru saja Andre ingin bicara, Sarah langsung memotongnya.

"Ngapain sih lo kesini? Gue udah muak lihat muka lo." ucap Sarah. "Lo nggak tahu kan fans setia lo itu nampar gue gara-gara gue nampar lo?"

"Siapa? Siapa yang berani nampar lo?" tanya Andre yang bisa dibilang sok peduli.

"Fans setia lo. Lo tahu sendiri. Nggak usah peduli deh. Pergi dari kelas gue!" pinta Sarah.

Andre meraih tangan Sarah dan menatapnya dalam.

"Gue suka sama lo." ucap Andre.

"Tapi gue nggak suka sama lo. Bahkan gue udah terlanjur benci sama lo." jawab Sarah.

"Kenapa lo nggak suka sama gue? Gue kan ganteng dan pintar."

"Percuma wajah lo ganteng, otak lo pintar, tapi suka maksa orang. Cewek-cewek mana ada yang mau sama lo kalau udah pada tahu kelakuan lo."

Pedes banget nih cewek, batin Andre.

Andre langsung keluar diiringi bel masuk. Selama pelajaran, Sarah hanya tidur. "Gue sayang sama lo, Sar." gumam Azka.

"Tuh kan! Gue bener!" ucap Caca tiba-tiba.

"Sst.. Mulut lo jangan comel!" balas Azka.

Bel yang dinantikan murid pun tiba. Bel yang suaranya bisa dibilang lebih merdu dari suara Raisa. Dengan lemas, Sarah meraih Zaranya dan menuju parkiran. Dia menyalakan mobilnya dan melaju cepat membelah jalan raya.

Dia membuka pintu rumahnya. Ternyata Daniel dan Miranda ada di rumah tidak seperti biasanya.

"Kok tumben banget papa sama mama nggak kerja?" tanya Sarah sembari salim dan cium tangan.

"Iya. Istirahat dulu." jawab Miranda.

Setelah itu, Sarah langsung menuju kamarnya. Dia menjauhkan ponselnya dari hadapannya agar konsen saat mengerjakan pr. Sudah satu jam dia menjawab soal fisika yang diberikan Pak Aldo akhirnya selesai juga. Dia langsung berbaring di tempat tidurnya dan tertidur begitu saja.

You Belong With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang