< Author POV >
Sekelebat bayangan berjubah merah gelap berjalan ke ujung tebing batu yang ada di tepi jurang, suara air menghantam bebatuan dapat terdengar jelas dari atas sana dan banyak bayangan berjubah merah yang menunggu dibawah jurang.
"Malam saudaraku, pada malam purnama ini kita akan memulai revolusi kita. Tidak ada pilihan lain, kita memang HARUS melakukannya. Demi saudara - saudari kita yang telah dilenyapkan oleh 'Nyonya'. Malam ini... Nyonya Rhowena akan mati!"
""YA"" suara teriakan dibawah menciptakan getaran pada bebatuan.
Bruur...
Akibatnya banyak bebatuan yang jatuh ke dasar jurang.
"Saatnya bergerak, saudaraku!" orang bertopeng skin putih dengan mata hitam mengangkat tangannya.
Para bayangan lain mulai keluar dari jurang, menggunakan kekuatan mereka untuk menghancurkan bebatuan tebing, membakar hutan dan... Menyerang penduduk.
< SKIP POV >
Seorang perempuan berambut hitam panjang berjalan masuk dari beranda kastil, manik birunya sejenak melirik sudut gelap.
"Kau yakin akan menghadapi mereka?" pertanyaan keluar dari sudut gelap itu.
"Pertanyaan yang bodoh. Aku pemimpin mereka, dan aku yang akan menghukum mereka.."
"Nyonya Rhowena memang hebat.." suara tepuk tangan terdengar dari asal suara.
Perempuan itu-- Rhowena berjalan masuk ke kamarnya yang gelap. Kilatan putih terbang ke arah kepalanya, dari sudut gelap tadi meleset sebuah katana putih yang mementalkan pisau yang mengarah pada Rhowena. Dua sosok mereka keluar dari persembunyian mereka dikamar, berlari kencang sambil memegang sepasang pisau.
Teleport
Seorang pria berambut coklat tua tiba - tiba muncul disamping katana putih yang baru saja dilemparkan tadi, pria itu mengambil katana, melesat ke depan dan menebas kedua kepala bayangan berjubah merah tadi.
"Haaa!!" dari gorden beranda melompat keluar bayangan berjubah merah lainnya. Ia mengarahkan pisau ke wajah Rhowena.
Tangan kiri Rhowena terangkat dan berhasil mencengkeram wajah bayangan itu.
"Serangan diam - diam itu dilakukan tanpa suara. Bukankah aku sudah mengajarkannya kepada kalian?"
Kepala bayangan itu terbakar di genggaman Rhowena, kepalanya lepas dari tempatnya dan Rhowena membuang kepala itu keluar kamarnya.
"Aku terkejut kau menolongku tadi, Osamu.." seru Rhowena tersenyum.
"Akan merepotkan jadinya jika aku harus melawan mereka semua sendirian.."
"Itulah kenapa kau meminjamkan tanganmu agar aku juga meminjamkan tanganku, begitu!?" Osamu hanya mengangguk.
Rhowena mendengus geli lalu berjalan melewati Osamu, Osamu mengikutinya dari belakang sambil membawa payung yang ia sulap jadi dua katana putih tadi. Mereka keluar dari kamar pergi ke ruang depan kastil, disetiap sudut anak tangga dan lorong sudah bersiaga banyak bayangan berjubah merah dan bertopeng skin putih.
< Another POV >
Seorang gadis bersurai biru malam kehitaman tengah mengenakan pakaiannya di dalam tenda yang terlihat mewah, kemeja putih dan seragam berjaket biru malam adalah pakaian seharinya(?). Dan juga ada sebuah pedang mine sebesar kaki sampai dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(SPQEr) - [1]Supernatural Powers QuoteEr : Tournament For Beginner
Fantasia[ Cerita I dari Seri SPQE ] Reza N(Nugroho), bocah berumur 14 tahun yang ingin lulus sekolah menengah dasar. Bocah dengan kekuatan supernatural setelah dirinya merangkai beberapa kata menjadi suatu kalimat yang bijak. Yang mana kalimat itu memberika...