Prolog

18.5K 929 42
                                    

Tadaaaaaa!!!!! Karena pada banyak minta sequel jadi aku membuat nya untuk kalian para fans Jungri couple. Aku ngga bikin epilog di 'I choose to love you.' karena aku buat sequel dan akan ada epilog di sequel ini.

Buat yang minta cerita baru Jungri aku sudah buat tapi belum aku publish, aku akan publish nanti setelah sequel ini sampai part 10 atau mungkin lebih. Otak aku cuma satu, takut sequel ini ke ganggu dengan cerita yang lain. Jadi aku satu-satu akan menyelesaikan semua nya.

Aku buat prolog dulu biar kalian ngga penasaran karena udah aku kasih tau kalau aku mau buat sequel. Doakan supaya aku tidak lama update.

Don't forget to Vote, Comment and Share.

Langsung aja cussssss
Happy reading guyssss

.
.
.
.
.

Yeri POV

Hari ini adalah hari kebahagiaan ku, kenapa? Karena setelah bertahun-tahun hari ini yang sangat aku nantikan, hari dimana aku memakai pakaian wisuda dan memakai toga kebanggaan. Yaps, hari ini adalah hari wisuda ku, setelah lulus dengan nilai yang cukup memuaskan akhirnya aku terbebas dari yang namanya skripsi.

Dan hari ini adalah hari impian ku, dimana disaat aku lulus semua yang ku sayangi datang dan bonus nya adalah suamiku, Jeon Jungkook, tapi pria itu belum terlihat sejak acara kelulusan berlangsung. Di impian ku tidak ada bayangan Jungkook sama sekali jika dia akan hadir di acara kelulusan ku, yang aku bayangkan hanya Jimin. Jimin memang hadir tapi ia bersama dengan Seulgi.

"Congratulations Honey." Aku pun tersadar dari lamunan ku saat mendengar suara nya dari belakang ku, ia memberikan ku bucket bunga dan kecupan di pipiku. Aku pun tertawa melihat tingkah nya.

"Thanks. Aku pikir kau tidak akan datang mengingat kau sibuk belakangan ini." Ucapku dan ia tersenyum tipis, ia memutar tubuh ku untuk menghadapi nya. He's handsome, Jungkook memang selalu tampan. Hari ini ia memakai pakaian formal dan rambut yang ia tata dengan rapih memperlihatkan kening nya sedikit.

"Aku harus datang di acara kelulusan istriku. Kau bilang sendiri jika hari kelulusan adalah hari kebahagiaan mu." Ucapnya mengusap pipiku dengan lembut.

"Ya walaupun kau sangat terlambat. Bahkan ini sudah selesai dan sekarang sesi pemotretan." Ucapku datar ia pun tersenyum merasa bersalah dan langsung memeluk ku dengan erat, aku pun tersenyum di dalam rengkuhan nya.

"Walaupun kau terlambat aku senang, karena akhirnya kau datang dan mengusahakan nya. Terimakasih." Ucapku dan mendapatkan anggukan kepala darinya. Entahlah aku merasa Jungkook aneh, pelukan ini tidak seperti biasanya.

"Yeri, Jungkook!! Ayo foto jangan asik berpelukan saja. Kalian ini tidak tau tempat." Aku dan Jungkook pun tertawa kecil mendengar ucapan ketus Irene, kami pun mulai membuat moment yang indah di hari kelulusan ku.

Terimakasih Tuhan, aku bahagia.

.
.
.
.

Malam ini keluarga ku mengadakan makan malam dirumah mereka untuk merayakan kelulusan ku, setelah dari kampus kami langsung berangkat kerumah orangtua ku. Semua pun ikut termasuk orangtua Jungkook.

Ibuku dan Ibu Jungkook pun menyiapkan makan malam bersama Irene dan Seulgi yang membantu nya, aku ingin membantu pun di larang karena mereka bilang ini perayaan untuk ku jadi aku hanya perlu menyiapkan perut kosong ku saja. Aku pun naik ke lantai atas menuju kamarku menghampiri Jungkook yang ingin mandi dan mengganti pakaian nya.

"—aku yang akan menghampiri mu disana." Aku pun mengernyitkan dahi ku bingung, Jungkook berbicara dengan siapa? Aku pun langsung masuk ke dalam kamar ku dan melihat nya terkejut ketika melihat ku.

"Akan ku hubungi nanti." Ucapnya lalu memutuskan panggilan nya, ia menghampiri ku dengan senyuman tipis di bibirnya.

"Kau menelepon siapa?" Tanyaku saat ia sudah ada di hadapan ku.

"Kolega ku yang berada di New York." Ucapnya datar, aku pun mengangguk.

"Aku baru tau jika New York memakai bahasa Korea." Ucapku lalu melewati nya menuju kamar mandi dan menguncinya. Aku pun duduk di pinggir bathub dan bersandar di dinding memikirkan gelagat Jungkook yang menurut ku aneh.

Entahlah aku merasa Jungkook menyembunyikan sesuatu dariku, apa ia memiliki wanita lain? Bukankah ia hanya setia pada Seulgi dulu? Atau ada wanita lain lagi? Aku harus memastikan nya, aku harus berpikir positif kalau Jungkook hanya setia padaku. Aku tidak boleh berpikir negatif terhadap nya.

Aku pun membasuh wajahku dengan air dingin untuk menjernihkan pikiran ku, mengeringkan nya dengan handuk dan keluar dari kamar mandi.

"Astaga!" Aku pun memejamkan mataku lalu membuka nya kembali, melihat Jungkook berada di depan pintu dengan kedua tangan yang berada di saku celana dan menatap ku dengan wajah datar.

"Kenapa kau di depan pintu? Untung saja aku tidak punya penyakit jantung." Ucapku kesal pada Jungkook, aku pun melewati nya tapi ia menahan lengan ku, aku pun menatap tangan nya yang menahan ku lalu menatap mata nya dengan tatapan bertanya.

"Ada apa?" Tanyaku saat ia tidak kunjung berbicara, ia pun melepaskan tangannya dan menggelengkan kepalanya. Aku mengernyitkan dahi ku dan memutar bola mataku malas.

"Aku mandi dulu." Ucapnya lalu melangkah masuk ke dalam kamar mandi, aku pun hanya diam melihat tingkah Jungkook yang aneh. Aku pun melangkah kearah pintu kamar ku untuk keluar dari kamar, baru saja beberapa langkah aku mendengar dering telepon Jungkook yang berada di meja rias ku. Aku pun menatap pintu kamar mandi lalu menatap ponselnya.

Akhirnya aku melangkah kearah meja rias untuk melihat siapa yang menelepon nya, tapi saat aku ingin mengambil ponsel milik Jungkook dering telepon sudah berhenti. Aku pun mengambil ponsel Jungkook dan menyalakan kunci ponselnya, aku tersenyum saat melihat wallpaper ku bersama dengan nya saat pesta pernikahan kami yang kedua, kami terlihat bahagia disana.

Dering pesan masuk ponsel Jungkook berbunyi, aku pun memutuskan untuk melihat nya dari notifikasi bukan dari aplikasi pesan langsung.

From : Rose

Aku di Melbourne, aku akan menunggu mu.

Rose? Siapa rose?

TBC

Sedikit ya? Iyalah kan baru prolog.
Gimana gimana gimana?? Ada yang mau sequel ini lanjut? Kalau mau aku akan update part 1 nanti malam.

Akan ada banyak konflik disini, ada orang baru juga yang membuat konflik semakin panas, aku suka banget sama novel yang konflik nya greget soalnya. Gimana??

Hurt [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang