It's out of my hand

91 4 6
                                    

Manusia banyak tidur karena mereka lelah ataukah karena mereka ingin melarikan diri dari sesuatu ?

_________________________________________________

"Bodoh sekali orangtuamu meninggalkanmu padaku," Senyuman sinis terukir diwajahnya.

"Apa maksudmu ?" Aku perlahan melangkah menjauh darinya.

"Harusnya mereka tidak mudah percaya pada pria sepertiku." Dia berjalan mendekat. Matanya memancarkan sorot yang pernah kulihat sebelumnya, pada mata seseorang yang menjadi mimpiku yang buruk. Pria Psikopat Yang Aneh.

"Berhenti disana !" Kataku dengan panik.

"Kamu sedang apa ?" Dia bertanya dengan heran. "Aku hanya ingin menghentikan taksi,"

"Oh. Aku juga ingin menghentikan taksi." Aku berbohong karena demi apapun aku sangat malu sekali.

"Dengan berjalan mundur ?" Dia tersenyum kecil.

"Terserah aku ingin berjalan seperti apa ! Toh semua ini bukan urusanmu." Aku berusaha bersikap seperti biasa dan sok berkuasa.

Dia mengamatiku dengan serius, "Apa kamu takut padaku ?" Dia tertawa kecil.

"Tidak," Aku menyangkal," Bukankah aku sudah berkata padamu bahwa aku akan pergi sendiri ?" Aku mengalihkan topik pembicaraan.

"Tapi ayah dan ibumu dengan jelas mengatakan padaku untuk menjagamu, tidak dengar ?" Dia mempersempit jarak sehingga hanya tersisa dua langkah dariku.

"Tidak perlu. Aku akan pergi sendiri. Aku akan mencari hotel dan pulang ke Korea sendiri." Aku menyilangkan tangan di perutku.

"Kenapa ?"

"Kamu bertanya kenapa ? Tentu saja karena aku tidak mau bertemu denganmu !" Aku berkata geram.

"Dengar, yang perlu kita lakukan adalah mencari hotel dan paginya pulang, apa susahnya ?" Dia mendekat satu langkah.

"Masalahnya aku tidak mau bersamamu ! Aku tidak mau menuruti keinginan mereka !" Aku berusaha menjaga tinggi suaraku agar tetap tenang walaupun gagal.

"Tolonglah, ini sudah jam dua belas malam. Mau berdebat sampai kapan ?" Dia hendak meraih tanganku tapi aku menepisnya.

"Dengar ya, aku tidak mau ikut denganmu. Jadi sekarang menyingkir dari hadapanku."

Dia menangkap pundakku, "Aku tidak bisa meninggalkanmu di sini. Dan aku akan ikut kemanapun kamu pergi saat ini. Like or not, I'll go with you." Tangannya mencengkram erat bahuku.

Aku menyingkirkan tangannya dan berteriak keras, "I don't wanna be with you ! Get it ? How much I must say that I don't like you and I tell that I have a plan for myself ? Go away from me !"

" Excuse me ?" Suara itu membuat kami berdua menoleh. Seorang pria asing sedang mengamati situasi yang terjadi diantara kami.

"Do you need help, Miss ?" Dia bertanya kepadaku dengan pandangan menuduh pada Sean.

"Yes," Aku menyambarnya.

"Sorry, Sir. You can't take advantage of this girl. She won't be there with you." Pria Asing itu kini berdiri di depanku dan menatap galak pada Sean.

"Sir, this girl is my sister. Right now, we're looking a taxi to comeback home, but she won't. I just wanna be with her, but you see, she's not appreciate my presence." Sean mengatakan kalimat yang penuh kebohongan. Pria Asing itu lalu menatapku, meminta kepastian.

"He's lies !" Kataku.

" I tell the truth." Sean berkata dengan tegas.

"Sorry, but I trust this girl, Sir. So, may be you should have to leave early. Because, if you still with your stonehead, I'll call the police." Pria Asing itu mengancam.

Marry ?  Are You Kidding ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang