Kau tau apa yang lucu ? Dengan segala hal indah yang ada di dunia, aku merasa menderita.
Bukankah terlihat sangat jelas ? Kalian kan sudah melihat keadaanku akhir-akhir ini. Apa perlu aku mengatakannya lagi ?
Menilik dari kehidupanku sejauh ini, aku tak terlalu optimis.***
Pernikahan kakakku berlangsung dengan meriah dan mewah. Menyewa sebuah hotel, undangan yang datang kebanyakan adalah kolega bisnis keluarga Lucas serta temannya, teman-teman kakakku juga ada. Bagiku mereka terlalu berisik dan itu membuatku tidak nyaman, itulah sebabnya kenapa aku menjauh dari mereka, berusaha tak terlihat.
Aku berhasil melewati adegan yang mengharu-biru, yaitu ketika Janji Suci. Ibu, ayah dan orangtua Lucas menangis bahagia. Lisa bahkan menangis sesegukan. Hanya aku yang paling kuat melihat sesi penuh drama ini.
Iya deh, aku mengaku ; tadi mataku sempat berkaca-kaca sedikit, tapi tak sampai menangis kok, aku kan strong.
Aku sedang meminta pelayan untuk membawakanku air mineral biasa, aku tak berani mengambil minuman apapun disini karna jelas sekali kalau semua minuman ini adalah anggur, tentu saja aku belum dan tak boleh serta tidak mau meminumnya. Tapi aku menggasak habis segala macam dessert yang keseluruhannya lezat sekali, walau tadi sempat diberi tatapan aneh oleh orang-orang, mungkin mereka mengira aku cewek rakus. Tapi siapa peduli ? Toh ini kan pernikahan kakakku sendiri, jadi misal aku merampok semua makanan ini, nggak papa dong !
Dan bagus juga kalau mereka semua menganggapku aneh, kan tak ada yang akan mengajakku bicara.
Tapi semua itu tak lantas membuatku bahagia dan menikmati resepsi ini, aku malah kesal setengah mati karena orang yang berada disampingku sekarang ini.
"Kalau tahu bahwa kakakmu yang menikah, aku tidak akan kesini." Katanya datar sambil meminum anggurnya.
"Seharusnya anda bertanya dulu pada ayahmu, Mr. Sean Lawrence." kataku sinis.
"Ayahku mengatakan jika aku datang kesini, maka aku akan dapat menunda pernikahan. Aku tak punya pilihan lain."
Aku mengutuk dalam hati.
Well, aku hampir terkena serangan jantung ketika ayah mengatakan bahwa Sean ada disini. Dan nyaris mati berdiri saat tiba-tiba ibu muncul dengan menyeret Sean yang terlihat ogah-ogahan.
"Rachel !" kata ibu kelewat bahagia. " Coba lihat siapa yang datang jauh-jauh kesini ? Calon suamimu !" Senyum tak lepas dari wajah ibu yang kontras dengan ekspresi sengsaraku.
"Oh, terserah !" Aku hanya menatap Sean yang balas menatapku.
"Ehem.. Ayo kita tinggalkan mereka, biarkan mereka saling melepas rindu." Ayah menggamit tangan ibu dan menuntunnya ke tempat Lisa dan Lucas yang sedang menari heboh diiringi rap dari salah satu tamu.
Dan inilah akhirnya, aku mau tak mau harus bersama Sean.
"Tapi nyatanya tak ada perubahan sama sekali !" Kataku dengan kesal.
"Lalu bagaimana dengan orangtuamu ? Apa mereka bisa di bujuk ?" Tanyanya dengan kalem.
"Enggak sama sekali. Mereka sangat keras kepala dan aku tak tahu lagi harus ngomong apa !" Sengitku dengan merana.
"Well, ternyata orangtuaku masih cukup baik, setidaknya aku masih bisa membuat kesepakatan."
"Ngomong-ngomong tentang kesepakatan, seingatku saat itu kau mengatakan membuat kesepakatan tentang tanggal kan ? Apa yang membuatmu melakukannya ?"
Dia tak menjawab.
"Jangan-jangan kamu menyukaiku ya ?" Tebakku sambil menyipitkan mata yang membuatnya tersedak anggurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry ? Are You Kidding ?
Teen FictionBetapa tak keren cara mereka membahagiakanku. Apa kau akan bahagia jika dijebak oleh keluargamu sendiri dalam pernikahan yang membuatmu frustasi ? A/N : Mencoba genre baru. Semoga kalian suka 🙏