Where are you?

937 88 8
                                    

Preview :

Dan ia pun sampai di jalanan yang bercabang itu. Langkahnya terhenti, dan ia mulai berfikir.
Ia mengerjapkan matanya, ia harus berbelok ke arah mana?

Jika ia berbelok ke kanan, jalan akan yang dilaluinya terlalu gelap. Seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di jalan itu. Lampu yang menyala di jalan itu gelap. Bangunan yang berada di samping jalan itu kebanyakan bewarna-warni, tetapi sangat gelap jika ia melewati jalan itu. Ia bahkan tidak menemukan orang-orang yang berlalu lalang disekitar tempat itu.

Akan lebih baik jika ia berbelok ke kiri, di jalan itu terdapat lampu yang cukup terang, tetapi jalannya lebih kecil dibanding dengan jalan yang disebelah kanan. Terdapat tembok tinggi disamping jalan itu, lagipula ia juga mendengar suara beberapa orang yang terdengar sedang berbincang-bincang.

Berfikir sejenak. Dan ia pun mulai melangkahkan kakinya, berjalan menuju jalan yang akan ia pilih.



Chapter 14

Seungri merasakan bulu kuduknya meremang, ia melihat lampu yang menemaninya terlihat meredup. Berjalan sendiri, terlebih pada malam hari di membuat keberaniannya perlahan terkikis.
Ia tidak berani memejamkan matanya, lama-lama.

Sejauh ini, ia biasa saja saat menonton film. Terkadang ia berteriak, bukan karena takut melainkan karena banyak yang berteriak secara tiba-tiba. Jadi ia juga ikut berteriak secara reflek.
Dan sebanyak-banyaknya film horror yang ia tonton, sama sekali tidak membuatnya mulai ketakutan seperti ini.
Memang, terkadang ekspetasi tidak sesuai dengan realita.


PATS.

Tiba-tiba jalan yang dilaluinya menjadi gelap, ia terlonjak kaget. Jika saja ada selokan di pinggir jalan itu, ia yakin ia sudah masuk ke dalam selokan itu.
Karna secara reflek ia terkaget, saat ia berjalan dikondisi yang membuat bulu kuduknya meremang, tiba tiba lampu yang redup yang hanya satu satunya dijalan itu,menurutnya, itu mati. Dan membuat jalannya menjadi gelap.

Ia mengeluarkan seribu langkah tercepat yang ia punyai. Dengan secepat mungkin ia berlari dari tempat itu setelah terlonjak kaget, dan mendapati sekelilingnya menjadi gelap.

Ia jadi memejamkan matanya, sembari terus berlari dengan kecepatan penuh.

Ia takut.

Sungguh.

Ia sangat takut.


Sendiri, gelap, hening.

Semuanya itu membuatnya berlari terbirit-birit, berharap langit segera menjadi terang, atau mungkin ia mendapati ujung dari jalan yang tiba-tiba menjadi gelap ini.

Seharusnya ia memilih jalan disebelah kanan. Tidak seharusnya ia terbuai dengan terang lampu, dan juga suara beberapa orang. Yang nyatanya kini lampu itu tiba-tiba mati, membuatnya terlonjak kaget ditambah ia juga tidak menemukan suara orang-orang tadi.

Entahlah mungkin semuanya itu hanyalah khayalannya atau apa.

Yang pasti kini ia sangat takut.

BRUGHH

"Ap-appoo!!" Erangnya.

Ia jatuh terduduk dengan manis di aspal. Saat bokongnya mencium aspal itu secara langsung semua bagian tubuhnya terasa sakit, ditambah kepalanya yang sepertinya tadi menabrak sesuatu yang cukup keras.

Just look at me[GRi] ; slow updateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang