Dumb

1.5K 109 4
                                    

- Jiyong POV-

Aku terus membalas perkataannya dengan tetap bersikeras dengan fikiranku,dan pandanganku.
Terserah apa yang mau ia fikirkan, aku memang keras kepala.

Lagipula apa sulitnya sih cukup panggil aku dengan sebutan itu, lalu kenapa sekarang mengapa ia membawa-bawa appa YG? Sudahlah tidak bisakah ia tidak ikut campur dengan masalahku. Masalahnya juga?
Aku benar benar ingin menutup mulutnya.

Dimarahi appa? Aku sudah tidak peduli lagi.
Mencari masalah? Bahkan tidak perlu ia mencarinya, masalahnya sudah ada sejak awal, yaitu sejak ia memilih grup ini sebagai pilihannya untuk merintis masa depannya.

"HENTIKANN!!!" Teriak hyung ku satu satunya. Aku sedang memojokkan bocah ini kenapa harus ada yang menggangguku? Aku benar benar ingin menghabisinya saat ini, tapi lagi lagi kenapa ada yang menahanku?

Aku mengacak rambutku kasar, keluar dari tempat memuakkan itu. Aku mengambil syal, topi yang tergeletak begitu saja di sana. Dan berjalan pergi

"Ji. Hei kau mau kemana?" Tanya salah seorang asisten yang sedari tadi mengurusi masalah pakaian.

"Pergi, katakan saja pada manager aku akan kembali nanti malam ke dorm. Aku pinjam mobilnya. " ujarku yang segera pergi dari tempat itu dengan menggunakan mobil managerku.

Aku benci pria itu.

Entahlah tapi yang pasti dipikiranku saat ini hanya ada dua, melarikan diri dari mereka, dan bagaimana caranya mengungkapkan betapa kesalnya diriku.

Aku benci saat pria itu menatapku.
Aku benci saat pria itu menunjukkan wajahnya.
Aku benci saat pria itu terus menerus dibela oleh yang lainnya.
Kenapa dia yang dibela? Seakan akan akulah orang yang seratus persen bersalah.

Siapa yang mengizinkannya memanggilku hyung? Siapa yang menyuruhnya memanggilku oppa? Itu adalah salah satu hal konyol yang ia lakukan. Sayangnya hal konyol itu membuatku seribu persen malu dihadapan yang lainnya. Lalu siapa dia yang seenaknya menilai pakaianku? Dan terakhir apa? Takut aku dimarahi oleh appa?

Cih, pernyataan kurang sialan apa coba?

Kenapa harus dia?? Seperti tidak ada pria lain saja. Kenapa harus diriku?? Seperti tidak ada orang lain saja. Dan ia dengan beraninya memelukku. Memelukku!!!!!

Aku memukul klakson kencang kencang begitu melihat ada mobil yang langsung menyebrang tepat didepan mobilku. Aku pun melihat lampu lalu lintas dan melihat lampunya yang berubah merah.

Untung saja aku tidak menabraknya.

Ah ini gara gara si bocah itu. Kenapa ia bisa memecahkan fikiranku saat ini? Hampir saja nyawaku dalam bahaya karna memikirkan hal itu.

Ah sudahlah lebih baik aku kembali ke dorm saja. Sudah mulai malam. Aku juga sudah mulai mengantuk.

::

Aku membuka pintu kamar dan menyalakan lampu yang mati, aku segera menuju ke ruang ganti,mengganti bajuku dan memakai piyama. Setelah itu aku ke kamar mandi untuk mencuci wajahku.

Aku pun keluar dari kamar mandi, dan melihat kamar yang masih sepi, aku pun tidak memperdulikannya, berjalan menuju ranjang dan menghempaskan badanku dan menarik selimut. Serta memejamkan mataku.

Just look at me[GRi] ; slow updateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang