2

85 5 7
                                    

"Hahahah... iklan macam apa tuh. Ga jelas tapi lucu juga."

Tisa yang kalau lagi sendirian di rumah emang suka nonton sambil ngomong sendiri. Tisa anak tunggal soalnya. Mamanya Tisa adalah wanita karir. Sedangkan papanya Dokter hewan. Tisa jadi lebih sering sendirian di rumah, itu juga salah satu alasan dia dan Vila bisa bersahabat. Keduanya sering kesepian kalau di rumah. Meskipun Vila punya kakak, tapi Aldy itu introvert.

"Elah, si cewek manja banget. Ga seru.. enakan nonton film action di bioskop! Eh..." Kentang goreng Tisa berjatuhan di lantai.

"Duh... ga seru nih ga ada kentang goreng." Tisa beranjak dari sofa tempatnya menonton.

Delivery apa langsung makan di tempatnya aja ya?
Ah.. ke sana aja deh lagian juga deket. kok.

Tisa mengambil dompet dan jaketnya di kamar lalu berangkat ke penjual kentang goreng kesukaannya, di seberang kompleks.

"Bang, kentang goreng biasa ya."

"Oke dek." Tisa nungguin kentangnya di goreng sambil mengedarkan pandangan ke arah langit.

Tiba-tiba..

"Bang, kentangnya dua trus yang pedes ya."

"Oke dek. Bentar ya."

Mendengar suara seseorang yang memesan kentang juga... Tisa menoleh ke arah suara itu.

"Tapi saya lagi buru-buru. Bisa tidak.. kentangnya buat saya dulu."

Eh ni orang. Main potong antrian aja.

"Em, kak. Mohon antri ya. Lagian cuma kita doang yang lagi antri" Tisa berusaha menahan diri.

"Lah, tapi saya. Buru-buru ini."
Kata orang itu.

Buset ni orang.

"Ini dek, kentangnya." Kata penjual sambil menyodorkan sekotak kentang goreng ke Tisa.

"Makasih pak. Nih, buat kakak aja." Kata Tisa menyodorkan kentangnya.

"Serius? Makasih ya." Belum sempat kentangnya diambil sama orang itu.. Tisa menarik sekotak kentang itu.

"Eh, tidak jadi."

"Loh kenapa?" Orang itu kebingungan.

"Siapa suruh mau potong antrian ."

"Argghh." Orang itu memegang kaki kanannya yang diinjak Tisa.

"Bang, yang bayar orang ini ya" Kata Tisa lalu kabur.

"Woi!" Orang itu teriak memanggil Tisa tapi Tisa hanya menoleh ke belakang dan menjulurkan lidahnya sambil terus berlari.

Dia! Dia siapa sih. Ah sial!

"Yaudeh deh bang. Saya yang bayar. Eh.. abang kenal sama cewek yang tadi?" Orang itu bertanya sambil terus melihat jalan yang dilalui Tisa tadi.

"Oh, namanya Tisa. Dia langganan saya. Hampir tiap hari ke sini" Kata penjual kentang goreng lalu menyodorkan sekotak kentang goreng.

"Oh. Yaudah deh, makasih ya bang. Ini uangnya."

Hmm, Tisa ya. Dasar bocah tengil.

***

"Hahahah... dasar." Tisa memasuki rumahnya sambil terus tertawa mengingat kejadian tadi.

"Tisa? Kamu kenapa?" Suara itu membuat Tisa menoleh.

"Eh, mama. Baru pulang? Tisa habis beli kentang. Mama mau?" Tisa masih menampakkan ekspresi ingin tertawa.

"Tidak usah, mama masih kenyang. Eh, kok kamu senyam senyum begitu? Lagi jatuh cinta ya." Mama Tisa memegang pipi Tisa dengan kedua tangannya. Tapi langsung ditepis lembut oleh Tisa.

"Tidak kok ma. Rahasia. Pokoknya kejadian lucu. Tisa naik dulu yaa." Kata Tisa lalu ngeloyor pergi ke kamarnya.
Mama Tisa hanya menggelengkan kepala dan tersenyum.

Di kamar Tisa langsung mengeluarkan handphonenya. Lalu diketiknya sebuah nomor panggilan cepat.

"Eh, Vila! Ke sini dong. Aku habis beli kentang goreng. Enak, masih hangat."

"Iya sa, bentar. Lagi bersihin kamar nih."

"Yaudah. Tapi nanti ke sini yah!"

"Oke."

Tut..tut..

Ternyata Tisa menelpon Vila.

Tak lama kemudian, seseorang mengetuk pintu kamar Tisa.

"Eh kamu. Cepet juga ya." Tisa membuka pintu dan yang mengetuk ternyata Vila.

"Ada apa sa? Ekspresi kok gitu." Tanya Vila sambil membuka topinya. Dan menyambar kotak penuh kentang goreng.

"Lucu aja. Tadi habis injak kaki orang." Tisa tertawa mengingat kejadian tadi.

"Ih, kenapa emang? Gaje ah." Sambil memakan kentang Tisa yang sudah setengah.

"Ga deh. Lagi males cerita. Btw, bantuin aku kerja tugas English ya." Tisa beranjak dari tempat tidur dan mengambil buku paket Englishnya.

"Yah... ini mah gampang." Vila memutar bola matanya.

"Serah kamu dah. Eh, kentangnya sisain dong." Tisa merebut sekotak kentang itu dari tangan Vila.
Dengan sigap Vila merebutnya kembali.

"Serius?" Kata Tisa sambil nyengir.

"Yeee apa yang sudah dikasih ke orang tidak boleh diambil lagi." Kata Vila menjulurkan lidahnya.

"Kata siapa?"

"Kata aku. Budek ya." Vila tertawa. Tisa berusaha merebut kentangnya kembali. Namun Vila berdiri di atas tempat tidur Tisa.

"Buset nih anak."

Tisa ikutan naik di tempat tidurnya menirukan gaya Bruce Lee untuk mengalihkan perhatian Vila yang ternyata berhasil, karena Vila melongo... lalu meraih kentang goreng itu. Dan berhasil!

Mereka tertawa bersama.

Dan berbaring di atas tempat tidur menatap langit-langit kamar Tisa yang penuh dengan origami berbentuk burung.
Mereka berdua membuat origami itu sewaktu SD.

"Tisa, jangan pernah lupain aku. Aku ingin kita kayak gini terus."
Vila menatap lekat langit-langit kamar.

Tisa menatap Vila lalu ikut menatap langit-langit kamarnya.

"Ya." Tisa tersenyum.

"Janji ya." Kata Vila mengangkat jari kelingkingnya dan Tisa juga.

Ya. Aku berjanji Vila.

Lihat Aku di SiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang