Dengan tergesa-gesa Rafa berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Ia melirik jam tangannya sesaat sebelum memasuki ruangan bernomor 24 di ujung lorong koridor. Rafa merapikan kerah, mengetok pintu dan membukanya.
"Ma, Rafa datang.." Wanita yang dipanggil menoleh ke arah Rafa. Dan kembali lagi menoleh ke arah jendela.
Rafa berjalan pelan mendekati wanita itu dan menggengam lembut tangan kanannya.
"Rafa di sini ma.."
Mama Rafa menoleh dengan cepat,
"Papa kamu.. kenapa tidak datang?"
"Sedang meeting untuk proyek baru."
"Selalu saja sibuk. Dia harusnya menjenguk mama hari ini."
"Tapi papa baru datang kemarin kan ma?" Rafa berusaha menenangkan mamanya. Dikecupnya tangan wanita itu dengan lembut.
"Ma, tadi Rafa bertemu dengan gadis yang mirip bidadari."
"Jadi, siapa namanya?"
"Vila. Tahu tidak, suaranya.. perawakannya.. dan caranya menatap aku sama dengan seseorang yang pernah kutemui."
Mata Rafa menerawang mengingat kejadian yang telah lewat."Gadis yang bersamamu saat kecil?" Mama Rafa tampaknya tertarik dengan apa yang diceritakan Rafa.
"Ya, tapi aku bahkan tidak tahu nama gadis yang bersamaku saat kecil, aku hanya menyebutnya bidadari. Yang aku ingat adalah caranya tersenyum.. juga tatapan itu." Rafa tersenyum kembali.
Ia mengingat gadis yang pernah ditemuinya sewaktu masih sangat kecil (5 tahun). Itu berarti 15 tahun yang lalu.. karena kini Rafa sudah berumur 20 tahun.
Ia bertemu dengan gadis itu di toko bunga, saat mama Rafa singgah untuk membeli bunga. Disaat itulah Rafa bertemu dengan gadis itu. Gadis yang sedang memainkan salah satu bunga.. dan tanpa sadar tatapan Rafa bertemu dengannya cukup lama. Gadis itu begitu berani.. ia mendekati Rafa dan mengajaknya berkeliling sebentar di antara rak bunga. Namun, gadis itu harus pergi setelah mamanya memanggilnya untuk pulang. Gadis itu... Rafa selalu mengingatnya semenjak itu. Cinta pertamanya."Apa itu?"
"Ini kentang goreng."
Tiba-tiba Rafa teringat akan gadis yang tadi... yang menginjak kakinya.
"Itu buat mama?"
Rafa tersentak dari lamunannya.
"Ya, tapi hanya boleh sedikit. Kata dokter tidak boleh terlalu banyak. Dan jangan sering-sering."
Rafa membuka kotak penuh dengan kentang goreng, mama Rafa lalu mengambil satu potong kentang goreng itu.. memasukkan dalam mulutnya sambil memejamkan mata.
"Sudah lama sekali mama tidak makan kentang goreng. Terakhir sekali waktu mama belum sakit."
"Jadi, mama senangkan?"Wanita itu membuka matanya, menoleh untuk menatap wajah anaknya.
"Mama ingin mengatakan sesuatu." Mengabaikan pertanyaan anaknya dan memegang lembut tangan anaknya.
"Katakan saja ma."
"Melihatmu saja sudah membuat mamamu senang."
"Aku akan selalu mengunjungi mama dan mungkin.. suatu saat nanti aku akan mengunjungi mama bersama dengan bidadariku."
Mama Rafa tersenyum.
"Mama akan menunggu."
Setelah dilanjutkan dengan obrolan tentang keseharian Rafa..
Ia kemudian pamit kepada mamanya dan pulang.***
Sesampainya di rumah, Rafa langsung menuju kamar. Diambilnya sebuah gitar yang terletak di atas meja.
Lalu mulai memainkan chordnya."senyumnya selalu terbayang-bayang
caranya bicara ooo aku suka
dia punya semua pesona
dia punya semua yang ku damba
sosok yang cantik anggun menarik gerak menawan
tutur cemerlang hati yang tulus tak bisa aku lewatkan.."Rafa menyanyikan lagu kesukaannya (Tulus-Jatuh cinta) yang hampir tiap hari ia nyanyikan saat mengingat gadis itu.
Diletakkannya kembali gitar itu pada tempatnya. Kemudian beralih ke tempat tidur.
Dimanakah kau sekarang? Apakah kau juga sedang memikirkan aku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lihat Aku di Sini
RomanceSebuah kisah cinta yang rumit. Disaat dua orang sahabat jatuh cinta pada orang yang sama. Namun siapakah yang sebenarnya dicintai lelaki itu?