Malam ini begitu indah... lampion berwarna biru bergantungan di langit-langit, bunyi musik klasik yang indah.. menghiasi malam Rafa dan Vila. Mereka sedang makan malam di restoran prince.
"Jadi, kabar mama kamu gimana?" Raut wajah Vila terlihat sangat khawatir.
"Mama sudah baikan. Tapi kata dokter tidak boleh kecapekan. Soalnya jantung mama lemah." Rafa melihat ekspresi Vila yang masih menunjukkan ekspresi khawatir
"Udahlah.. makan aja dulu. Besok kita jenguk mama aku." Rafa tersenyum untuk menghilangkan kekhawatiran Vila.
"Eh udah mau jam 9 nih. Mama kamu bilang batas waktu kamu keluar malam sampai jam 9. Cepet habisin makanan kamu dulu."
"Yaudah. Kamu makan juga dong.. dari tadi lihatin aku mulu. Aku pasti jelek ya." Vila memanyunkan bibirnya. Ini membuat Rafa tertawa.
"Astagaa Vila.. kamu.." Rafa menahan tawanya.
"Kamu itu cantik!" Rafa membuat pipi Vila merona. Untuk menyembunyikan rona pipinya ia menunduk dan pura-pura serius makan.
"Vila, kamu tidak rindu pulang ke rumahmu?" Pertanyaan Rafa membuat Vila mengangkat kepalanya.
"Hah?" Vila tampak kebingungan.
"Iya.. kamu udah berapa tahun di bumi? Tidak rindu sama khayangan?"
"What?" Vila masih belum paham.
"Bidadari kalau kelamaan di bumi masa tidak rindu sama khayangan?"
"Yakali.. bidadari dari mana coba.." Vila tertawa terbahak-bahak.
"Di mata aku kamu itu bidadari la."
"For your information nih ya.. Vila tidak suka sama yang gombal."
"Jadi Vila tidak suka sama Rafa nih.." Rafa cemberut.
"Bukan gitu.."
"Hehe, tenang.. Rafa ngerti kok."
"Kamu playboy." Vila menatap Rafa dengan tatapan menyelidik.
"Kok gitu?" Rafa kebingungan.
"Soalnya kamukan suka gombal."
"Hahaha.. tahu tidak-"
"Apa?" Ekspresi polos Vila terlihat imut sekali bagi Rafa.
"Kau akan selalu jadi yang pertama dan terakhir buatku. Tidak peduli jika ada yang berusaha mendekatiku. My heart is belong to you my dear-"
"Benarkah itu?" Vila memotong perkataan Rafa.
"That's true my dear." Rafa tersenyum, Vila menjadi tersipu dibuatnya.
"Promise me you will never fall in love with someone else." Vila mengacungkan jari kelingkingnya.
"Yes. I promise.. how about you?" Rafa membalasnya.
"Me too."
Detik berikutnya Rafa mengecup tangan Vila.
Malam ini sungguh malam yang tak terlupakan bagi Vila dan Rafa. Tuhan.. biarkan waktu ini tak cepat berlalu.. Vila membatin.
"How lucky i am to have you in my life.. Vila Naufal Avandi."Rafa mengatakannya setelah mengeluarkan bunga mawar yang diselipkan di balik setelan jasnya.
"Oh my..." Vila tercengang.. Rafa.. kamu sangat romantis. Batin Vila.
"For you my dear Vila." Rafa menyodorkan bunga itu kepada Vila.
"Thnkss Rafa! Kamu tahu dari mana aku suka bunga mawar?" Vila mengambil bunga itu.
"Kan kita ketemunya pertama kali di toko bunga harapan.. trus kamu bilang kalau kamu suka bunga mawar, soalnya kamu suka nonton film beauty and the beast."
"Aahh.. Rafa.. you're so georgeus!" Vila mengedipkan kedua matanya berulang kali. Rafa tertawa melihat tingkah Vila. Aku berharap waktu tak cepat berlalu.. rasanya aku ingin terus menatap wajahnya. Batin Rafa.
Setelah mereka makan malam Rafa mengantar Vila pulang. Mereka tidak sempat lagi menonton film di bioskop karena kini sudah jam 9 malam. Mama Vila pasti akan khawatir bila anak gadisnya pulang melebihi batas waktu yang diberikan.
Sepanjang perjalanan, mereka terus saja tertawa. Ini karena mereka saling bercanda. Baru kali ini Vila merasa tidak canggung berada dekat dengan lawan jenisnya. Begitupun juga dengan Rafa. Namun, Rafa tiba-tiba teringat akan gadis lain yang membuatnya tidak canggung ketika berhadapan juga. Tisa. Mungkin karena pertemuan pertama kali mereka yang menjengkelkan mencairkan suasana setiap kali Rafa dan Tisa bertemu. Ya, mungkin saja.
_______________
Don't forget to Vomment (vote and comment) ya! :)
Biar Valentien lebih semangat ngarang ceritanya! :)
(^_^)
_______________
Buat yang nungguin Tama kapan munculnya...
Nanti akan ada kok :)
Baca aja cerita LADS tiap muncul part baru ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lihat Aku di Sini
RomansaSebuah kisah cinta yang rumit. Disaat dua orang sahabat jatuh cinta pada orang yang sama. Namun siapakah yang sebenarnya dicintai lelaki itu?