Kring...kring...
Terdengar bunyi lonceng di hari senin. Para siswa kini berbaris dengan rapih. Tak seperti biasanya... Tisa sudah tidak terlambat lagi masuk sekolah. Barisan 11 Ipa 1 berdampingan dengan 11 ips 1. Tisa sedari tadi menengok ke arah Vila. Dilihatnya Vila yang sedang berdiri tegap, tatapannya lurus ke depan, rambut lurusnya dikuncir ke samping.. Tisa terus mengamati Vila.
Dia sangat cantik.. jauh beda denganku.
Tisa kembali menatap lurus ke depan. Namun sekali lagi dilihatnya Vila.. dari bawah sampai ke atas. Gadis itu benar-benar beda jauh dengannya. Vila adalah gadis yang ramah.. mempunyai senyum yang menawan dan banyak yang menyukainya.. Tisa memikirkan itu.. kemarin dan hari ini.
Ia lalu memandangi dirinya sendiri. Mulai dari kaki, tangan dan mengambil beberapa helai rambutnya yang dikuncir satu tapi ke belakang. Ditatapnya sekilas. Ia baru sadar.. selama ini ia jarang sekali merawat diri. Kemudian terpikir olehnya untuk membeli shampoo dan conditioner sepulang sekolah nanti. Sekalian ia akan meminta bantuan Vila jika hari ini sahabatnya itu tidak sedang ada urusan.
***
"Vila!" Suara keras Tisa membuat Vila menoleh di antara kerumunan siswa.
"Ya?" Vila berlari kecil mendekati Tisa.
"Kamu lagi ada urusan?" Tanya Tisa.. ekspresinya memelas.
"Iya, bantuin bu Vina koreksi nilai ulangan yang tadi." Guru-guru sangat sering meminta bantuan Vila. Vila juga adalah siswa kesayangan guru-gurunya di sekolah. Ini karena sikap Vila yang sopan dan juga karena ia adalah salah satu siswa teladan di sekolahnya.
"Oh gitu, yaudah.. aku duluan ya!" Belum sempat Vila bertanya kembali, Tisa sudah berlari kecil meninggalkannya di antara kerumunan siswa.
Tisa mau kemana sih, buru-buru amat..
***
Matahari begitu terik hari ini, Tisa berjalan kaki ke minimart dekat sekolahnya. Dilapnya keringat yang menetes dari dahinya. Saat menyeberangi jalan, Tisa sempat melihat seorang adik kecil yang menangis tersedu-sedu di pinggiran jalan membawa ukulele. Saat mendekati anak itu ia mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam kantong tasnya."Dek, udah.. ini buat kamu." Tisa tersenyum pada anak kecil itu. Dia berhasil menghentikan tangis anak itu. Kemudian anak kecil itu berlalu setelah berterima kasih. Tisa tersenyum melihat anak kecil itu pergi sambil melambai padanya.
"Ternyata kamu baik juga ya.." Suara yang tiba-tiba itu mengagetkan Tisa. Ia berbalik untuk melihat siapa yang berbicara barusan.
"Rafa?" Tisa mengernyitkan kening.
"Mau kemana kamu?" Rafa bertanya.
"Ke minimarket."
"Vila belum pulang sekolah ya?" Rafa tersenyum kepadanya. Ya, dia tersenyum kepada Tisa. Rafa memang memberikanku senyum.. tapi ia menanyakan gadis lain. Tisa membatin.
"Hei! Kok melamun." Rafa melambai-lambaikan tangannya.
"Eh.. em, kok kamu di sini?" Tisa bertanya dengan gagap.
Rafa menunjuk bengkel di seberang jalan."Ban motorku kena paku."
"Oh, itu pasti kerjaan mereka juga.. biar dapat uang!" Kata Tisa dengan nada marah.
"Haha, hidup memang gitu sih. Kadang-kadang harus berbuat sesuatu yang menyimpang dari sesuatu yang baik. Kalau tidak ya-"
"Tidak setuju!" Tisa memotong pembicaraan.
"Loh kenapa?"
"Ya, kalau tidak baik ya tidak baik. Kalau sudah menyimpang ya tidak baiklah."
"Hahaha.. yaudah serah dah." Rafa tertawa melihat tingkah Tisa.
"Btw, duluan yah!" Tisa melambai pada Rafa yang kemudian dibalas oleh Rafa.
Entah kenapa tingkah gadis itu selalu membuatku ingin tertawa dan kesal diwaktu yang bersamaan.. Rafa membatin.
________
Loh-loh.. ini kayaknya si Rafa sudah mulai...
Mulai
..
Yah you know lah :v
Mulai ada r a s a.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lihat Aku di Sini
RomanceSebuah kisah cinta yang rumit. Disaat dua orang sahabat jatuh cinta pada orang yang sama. Namun siapakah yang sebenarnya dicintai lelaki itu?