Cahaya matahari pagi masuk ke dalam kamar Tisa yang masih berantakan. Tampaknya gadis itu kurang tidur, lebih tepatnya.. semalaman dia tak bisa tertidur. Pikirannya masih melayang-layang. Berusaha untuk tak menerima kenyataan bahwa kini ia merasakan hal aneh.. perasaan yang tak seharusnya dia rasakan.
"Hoammm.." Mata Tisa perlahan terbuka menatap silaunya matahari pagi yang menerpa wajahnya. Ia bangkit dan menarik gorden jendela yang semalam dibiarkan terbuka.. lebih tepatnya, Tisa lupa menutupnya kembali sesaat setelah mendengar suara mobil yang baru tiba di depan rumah Vila dan ia mengintip melalui jendela kamarnya. Ada rasa yang mengganjal dalam hatinya ketika melihat Rafa memeluk Vila..Tisa kembali merebahkan tubuh di atas tempat tidurnya. Namun matanya tak terpejam. Ditatapnya sebuah foto yang tergantung di dinding. Seorang gadis kecil berseragam putih merah merangkul seorang gadis yang juga memakai seragam putih merah.. mereka tampak sangat bahagia.
Tisa bangkit dari tempat tidurnya lalu mengambil foto yang tergantung di dinding. Tisa membalik foto itu dan menemukan sebuah tulisan yang agak berantakan di sana.
Vila akan selalu menyayangi Tisa!..
Tisa juga akan selalu menyayangi Vila!
-24 Maret 2008Begitu yang tertulis di sana. Tisa tersenyum getir, mengingat kenangan masa kecil mereka. Di mana Tisa yang dulunya pemalu bertemu dengan Vila yang begitu ramah dan ceria. Mereka sekelas, dan juga jadi sering pulang dan berangkat bersama ke sekolah.. apalagi rumah mereka yang berdekatan. Semenjak itu pula mereka menjadi sahabat karib.
Namun, semenjak munculnya Rafa di antara mereka berdua... rasa cinta yang timbul di hati Vila juga ternyata timbul di hati Tisa.
Tisa bingung, sejak kapan perasaannya pada Rafa timbul? Apakah sejak Rafa memberikannya senyum yang membuat hati Tisa luluh seketika?
Tisa menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Berharap beban pikirannya dapat berkurang.
Teng...teng..
Jam besar di rumahnya berbunyi dan terdengar begitu keras sehingga terdengar sampai ke kamar Tisa. Ia melirik jam tangannya..
Astaga! Sudah pukul dua belas siang??
***
Bip...bip...bip...
Mobil-mobil yang terjebak macet menekan klaksonnya berulang kali membuat suasana macet menjadi sangat bising.
"Kak, korannya?"
Vila membuka kaca mobil dan memberi penjual koran itu selembar uang seratus ribu.
"Kembaliannya ambil aja ya." Vila kemudian mengambil koran itu. Meski ia tak membutuhkannya tapi setidaknya Vila senang sudah membantu anak kecil penjual koran tadi.
"Kamu terlalu baik ya.. bikin aku melting tahu ga." Rafa berkata sembari mengacak rambut Vila.
"Kasihan aja, masih kecil sudah harus menghadapi kerasnya kehidupan." Vila menunduk lesu.
"Hidup emang berat sih. Cobaan dalam hidup emang ga ada henti-hentinya. Tapi yahh dalam cerita wattpad Scared To Be Alone, bilang kalau dalam hidup ini segalanya baik-baik saja dan terasa indah maka ini bukan dunia lagi, tapi surga la." Rafa menerangkan.
"Eh, karya siapa itu? Kamu juga suka baca wattpad?" Vila tampaknya tertarik.
"Karya Valentien Natalya Matande. Iya aku suka baca wattpad."
"Sama donggg.." Vila tertawa.
"Jodoh kali ya." Rafa tercengang sendiri.
"Yeeee mau aja." Vila menjulurkan lidahnya.
Ini membuat Rafa tertawa dan Vila pun tertawa juga.
Rafa tiba-tiba teringat akan pertemuan pertamanya dengan Tisa yang juga menjulurkan lidah padanya setelah menginjak kakinya...
'Tunggu .. Kenapa akhir-akhir ini gadis itu selalu muncul di pikiranku?'
------------ Bersambung-----------

KAMU SEDANG MEMBACA
Lihat Aku di Sini
Любовные романыSebuah kisah cinta yang rumit. Disaat dua orang sahabat jatuh cinta pada orang yang sama. Namun siapakah yang sebenarnya dicintai lelaki itu?