Mata Kevin kini sudah terlihat lelah karena terlalu lama menyetir.
Sandra dan Aya kini sibuk menelepon nomor Lea. Begitu juga dengan Devan dan Brian.
Hari sudah mulai siang. Tetapi Lea belum juga di temukan.
"Aduh kita mesti nyari kemana lagi ini? Udah siang pula. Kalian belom pada makan kan? Mending sekarang makan dulu biar gue nggak ngantuk" Tawar Kevin "yuk biar gue fokus nyetir nya. Lagian juga kalo kalian nggak makan dulu nanti lemes, dan nggak fokus buat nyari Lea nya"
"Iya juga. Bener tuh kata si Kevin" Sandra menyetujui tawaran Kevin.
"Halah itu mah alesan lu aja biar bisa makan dan nunda-nunda waktu buat nyari Lea." Brian menyindir Sandra.
Sandra melirik kearah Brian dengan sinis dan ia pun mulai membalas sindiran Brian "Maksud lo apa bilang gue nunda-nunda waktu? Lea itu sahabat gue dan gue khawatir sama dia. Tapi kita juga nggak boleh egois sama badan kita yang butuh makanan" Balasnya. "Percuma aja kita nyari Lea kalo perut kita laper, nggak bakalan fokus. Lo ngertikan yang gue omongin? Jadi berenti nyari masalah sama gue"
"Udah Vin sekarang kita cari tempat makan dulu" Perintah Aya.
⚡
Karin kini panik memikirkan Sandra dan Aya yang tidak masuk-masuk ke dalam kelas, padahal kini sudah pergantian jam pelajaran ke tiga. Karin sibuk mengirim pesan Line kepada Aya dan Sandra, namun tidak ada balasan.
'Gimana sih Sandra sama si Aya di chatnya nggak di bales' -batin Karin.
Karin melongo saat melihat Bagas yang masuk ke dalam kelasnya saat ada pak Roji, guru sejarah yang hobinya mencatat kejadian-kejadian masa lalu di papan tulis. Teman-teman sekelasnya juga ikut memperhatikan Bagas. Namun itu hanya sesaat.
Bagas kemudian duduk di samping Karin karena kursi tersebut adalah tempat Lea dan kebetulan kosong.
"Rin, gawat!" Bagas memberi kabar pada Karin. "Sandra, Aya, Devan, sama Kevin keluar dari sekolah" Jelasnya.
Karin yang mendengar penjelasan dari Bagas tidak mengerti "maksud lo apaan sih?"
"Jadi mereka semua keluar buat nyari Lea" Perjelasnya lagi.
"Mereka beneran keluar sekolah buat nyari Lea?" Karin bertanya untuk memastikan, dan di jawab oleh Bagas dengan anggukan. "Kenapa mereka nggak bilang gue sih?"
"Udah lo telpon aja coba" saran Bagas. "Tapi ntar dulu tunggu gue keluar. Lo gue tunggu di taman belakang sekolah. Cepetan" perintahnya.
Karin pun menyetujui perintah Bagas. Setelah Bagas berhasil melewati pak Roji yang sedang asyik mencatat, Karin pun meminta izin pada gurunya tersebut untuk pergi ke toilet lebih tepatnya bukan toilet tapi taman belakang. Toilet hanyalah alasannya saja.
⚡
Karin langsung menghampiri Bagas yang sudah berada di bangku taman belakang sekolah yang teduh karena tertutup oleh pohon besar. Di sekolahnya itu banyak pohon-pohon besar jadi suasananya cukup sejuk.
"Udah cepetan telpon si Sandra apa nggak si Aya" perintah Bagas.
Karin mulai muak karena ia dari tadi di perintah terus oleh Bagas.
Entah lah tapi dia mau saja?
Mungkin dia lelah."Iya sabar dulu, lu dari tadi nyuru-nyuru gue Mulu." Omelnya, Bagas pun hanya menyengir.
"Eh,eh ini Lea nelpon gue." Karin menjadi heboh karena Lea menelpon nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LEANDRA
Dla nastolatków"Maaf bila sikap saya menyebalkan. Saya seperti ini karena ingin melihat seberapa jauh perjuanganmu" - Leandra Maira.