7. Aku Kembali, Ia Kecewa

20 7 1
                                        

Setelah menghabiskan dua Minggu di rumah sakit, membuat Lea amat sangat jenuh dan stres. Karena selama di rumah sakit ada Devan yang menjaga dan mengurusnya. Jadi Lea tidak bisa pergi kemana-mana, bahkan sampai ke taman yang berada di rumah sakit pun ia harus tetap di temani oleh Devan. Dan bila Devan tidak ada di rumah sakit karena urusan, maka ia akan menyuruh seorang suster untuk mengawasi gerak-gerik Lea, dan bila ia bertingkah macam-macam maka sester itu langsung melaporkan nya pada Devan.

Pernah sekali saat Devan sedang keluar, Lea mencoba melarikan diri. Namun saat sudah berada di tengah koridor rumah sakit aksinya itu kepergok oleh seorang suster, sang suster pun langsung menekan nomor seseorang di ponselnya yang Lea yakini itu adalah nomor Devan. Dan ternyata dugaannya benar bahwa suster tadi menelpon Devan. Alhasil Lea pun di ancam oleh Devan kalau ia berani mengulanginya lagi maka Devan akan menyuruh Kevin yang berjaga bila ia tak ada. Karena ancaman itulah Lea menuruti kemauan Devan.

Yah sekarang ini adalah hari Lea pertama Lea masuk ke sekolah setelah kecelakaan yang dialaminya.

Lea kini sedang menaiki tangga untuk menuju kelasnya yang berada di lantai tiga. Ia mengenakan headset di telinganya untuk menghilangkan rasa jenuh yang ia rasakan. Sambil menaiki tangga dan mendengarkan musik dari headset, ia juga menghitung berapa banyak tangga yang ia lewati untuk mencapai lantai tiga. Padahal ia sudah hapal benar berapa banyak jumlah tangga itu karena setiap menaiki tangga ia selalu menghitung nya.
Entah kenapa itu sudah menjadi kebiasaan nya saat bosan.

Kini Lea sudah berada di lantai dua. Tetapi ia sudah lelah dan nafasnya pun sudah engos-engosan karena menaiki tangga tersebut. Ia pun bersandar di tembok sebentar untuk menghilangkan lelah dan engos-engosannya.

Saat Lea sedang mengistirahatkan tubuhnya, ia pun tersentak saat seseorang menghampirinya.

"Emang bener-bener udah sembuh kamu?" Tanya Brian.
Yang dijawab anggukan olehnya.
"Hari ini kamu aku traktir makan yah nanti pas jam istirahat. Soalnya kamu itu kan baru sembuh dari sakit, yah Karna itu aku jadi seneng dan pengen ngerayain nya dengan traktir kamu makan di kantin" Ajak Brian dengan alasan yang panjang.

Devan pun datang dengan berjalan sesantai-santai nya orang santai sambil membenahi rambutnya yang berantakan.

"Nggak usah sok traktir-traktiran dah lu. Duit masih dari ortu aja" sahut Devan dengan senyum kecut nya.

Lea yang mendengarkan perkataan Devan menaikan sebelah alis nya "Emang duit lo juga dari mana kalo bukan dari ortu? Emang lo udah mampu nyari duit sendiri?" Ucapnya dengan nada mengejek.

"Gue emang beloman bisa nyari duit sendiri untuk sekarang, tapi setidaknya gue nggak hambur-hamburin duit gue buat bayarin orang makan. Apalagi orang itu bukan siapa-siapa kita" ucap Devan. "Oh iya emang lo itu siapanya Lea sih? Bukan siapa-siapa nya kan? Kayanya perhatian banget." Devan bertanya pada Brian.

"Kata siapa Lea bukan siapa-siapa gue?" Tanya Brian sambil menatap Lea mata Lea dan kemudian ia pun merangkul Lea.

Pada saat itu pula Lea langsung serasa melayang di awan. Serius kak Brian kaya gini ke gue- gumam Lea dalam hati. Lea sudah sangat berharap bahwa Brian akan mengatakan bahwa ia adalah pacarnya.

Lea membalas senyuman Brian dan mengaitkan lengannya ke pinggang Brian. Lalu mengalihkan pandangannya ke arah Devan sambil tersenyum.

"Lea itu adek gue di sekolah. Yah jadi udah sepatutnya dong gue kasih perhatian lebih buat orang yang udah gue anggep adek" tegas Brian.

Lea yang mendengar perkataan Brian langsung kaget, seketika senyum manis di wajahnya hilang, lalu ia melepaskan rangkulan tangannya di pinggang Brian dan juga melepaskan rangkulan tangan Brian di pundaknya.

LEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang