3. Jungleland Part 1

41 16 0
                                    

Lea and the geng kini sudah sampai di Jungleland, dan mereka kini sedang berada di salah satu tempat duduk.

"Rin! Toilet yuk, kebelet nih." Ajak Sandra.

"Yuk" Karin pun Setuju.
Lalu Karin dan Sandra pun berdiri, dan merapihkan pakaian.

"Ih gue ikut,, sekalian mau fix the make up" Aya pun langsung berdiri.

"Trus gue sendiri gitu di sini, gak gue gak mau." Lea pun langsung berdiri juga, untuk ikut ke toilet.

"Yaudh ayu, cepetan." Lalu Karin pun langsung berjalan duluan dan di ikuti ketiga sahabatnya.

×°×°×°×°×°×°

Suasana toilet yang tidak terlalu ramai, hanya ada Lea and the geng dan beberapa orang saja. Hal itu memudahkan mereka untuk bebas berinteraksi tanpa merasa ada gangguan.

"San!! Cepetan, lama BGT dah lo." Teriak Aya dengan kesal dari arah cermin yang berukuran lumayan besar karna terlalu lama menunggu Sandra yang buang air. "Gue tinggal nih."

"Ih tungguin ini gue lagi mules banget. Jangan jahat apa Ama temen." Sahut Sandra.

Karena merasa bosan menunggu Sandra, Aya pun memakai lip tint nya lagi, Karin pun terfokus pada ponsel nya, dan Lea yang sibuk memakai softlens. Hal itu pun menimbulkan keheningan di antara mereka.

Bicara soal Lea yang memakai softlens, ia memang sangat suka memakai softlens karena menurutnya memakai softlens dapat memperindah mata. Dan hari ini Lea memakai softlens warna hitam yang ukurannya sekitar 16,5 mm.

"Lea, Karin lo berdua mau pake lip tint gue gak." Tawar Aya pada dua orang yang sedang terfokus pada urusan nya masing-masing. Dan itu pun berhasil mengalihkan fokus dua orang itu.

"Gue udah pake" jawab Lea sambil meneteskan air softlens ke matanya.

"Mana sini gue mau pake." Karin pun langsung menyambar lip tint yang di pegang Aya dan langsung memakai nya.

Beberapa detik kemudian Sandra pun muncul dari salah bilik toilet. "Aduh lega. Udah yuk." Sandra pun langsung berjalan menuju ke tiga sahabatnya.

"Ntar dulu, bentar lagi. Tungguin gue." Karin pun dengan buru-buru memakai lip tint.

"Oke." Jawab Sandra sambil membenarkan baju nya yang sedikit berantakan.

Setelah semua selesai dengan urusan nya masing-masing, akhirnya mereka pun keluar dari toilet.

"Mau kemana lagi nih kita?" Tanya Karin.

"Naik rollercoaster aja yuk." Ajak Sandra.

Seketika Karin, Aya, dan Sandra langsung melirik pada Lea. "Hmm... Gak deh makasih." Lea pun memberikan cengiran bodoh nya.

"Gak,, pokonya kali ini Lo harus ikut kita." Sandra pun langsung melipat tangannya di dada tanda bahwa ia tidak peduli pada omongan Lea.

"Iya tuh bener, kalo lo gak pernah coba lo gak bakal tau seberapa serunya naik rollercoaster. Dan satu lagi kalo lo gak pernah mau coba ilangin rasa takut Lo, lo gak akan pernah bisa." Aya pun membenarkan ucapan Sandra dan juga memberikan kata-kata motivasi pada Lea.

Lea pun langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat "gak,gak,gak dah. itu tuh tinggi banget, dan gue gak mau mati konyol gara-gara naek begituan."

"Haha,, mati. Lo tau gak betapa serunya naek begituan. Lo gak akan bisa bayangin." Ucap Karin rada sinis. Dan ucapannya itu pun berhasil menyinggung perasaan Lea. "Alay lo naek begituan aja takut."

Lea pun kini menjadi emosi dan ia pun mendorong bahu Karin "Maksud lo apa sih sebenarnya ngomong kaya gitu?"

Nada bicara Karin rada sedikit meninggi"Gue gak ada maksud apa-apa. Gue cuma mau ingetin sama lo, kalo lo mau sampe kapan takut sama ketinggin?" Dan kini mulai mereda, "Dan lo mau sampe kapan inget-inget kejadian itu?"

Lea pun kini menatap ke arah karin dengan tatapan kecewa, "Selamanya Rin,, selamanya kalo bisa."

Hening.

Sandra kini menertawakan kedua sahabatnya yang sedari tadi bertengkar "hahahaha" dan perlahan tawa nya kini berubah menjadi kata-kata sinis "Udah? Udah puas kalian berantem nya Hah?"

Aya pun berusaha menenangkan Sandra yang kini sedang marah dengan mengelus-elus punggungnya "udah san, udah. Tenang dulu yah."

Sandra pun hanya melirik ke arah Aya dan melepaskan tangan Aya yang ada di punggungnya "udah cukup, kalian jangan ingetin itu lagi. Gue jadi ngerasa bersalah lagi."

Lea pun menatap ke arah Sandra dan langsung meraih kedua tangannya dan berkata "semua ini bukan salah lo san. Kalo aja gue gak berusaha deketin lo sama Arya pasti semuanya gak akan terjadi." Perlahan air mata turun dari mata indah Lea.

Sandra pun spontan langsung mengusap air mata Lea dan ia pun ikut menangis "Udah kita harus lupain semua itu. Di antara kita semua punya kesalahan masing-masing."

Karin pun mendekat ke arah Lea dan Sandra "maafin gue yah, kalo aja gue gak egois kaya tadi mungkin kalian gak akan ingin kejadian itu lagi."

Lea pun melirik sinis ke arah karin, lirikan sinis itu pun perlahan berubah menjadi senyuman tulus "Ga papa kok, gue ngerti." Lea pun menarik Karin dan Sandra lalu memeluk nya. "Sorry yah buat semuanya."

Aya pun kini menekuk mukanya karna ia tidak di ajak berpelukan. "Kalian apa-apaan si masa pelukan bertiga doang, sedangkan gue di sini jadi nyamuk."

Sandra pun langsung melepaskan pelukan, lalu merentangkan tangan nya ke arah Aya "Uluh-uluh. Sini, sini ayu ikutan." Lalu Aya pun langsung ikut berpelukan.

"Woy! Pelukan di tempat umum gak malu apa kalian." Devan pun kini muncul dengan dua orang di belakangnya.

Dengan spontan mereka pun melepaskan pelukan dan menatap Devan dengan penasaran.

Karena penasaran kenapa Devan bisa ada di sini, Sandra pun bertanya "loh Devan kok lo bisa ada di sini? Ngapain. Jangan-jangan lo buntutin kita."

"Gak, nggak" Devan pun menggelengkan kepalanya kuat-kuat "Gue cuma lagi maen aja ke sini, lagi juga gue nguggu temen, tapi kayanya dia gak bisa dateng." Devan pun menjelaskan kedatangan. Lalu ia pun memperkenalkan dua orang yang ada di belakangnya. "Oh iya kenalin nih temen gue Bagas dan yang satu lagi Kevin." Lalu mereka saling bersalaman.

"Dia bedua temen sekelas Lo kan Van?" Tanya Sandra dan hanya di jawab anggukan oleh Devan.

Lea pun merasa sedikit tegang karena Devan kini sedang menatap nya.

"Hai Lea, lo baik-baik aja kan?"
Devan pun menyapa Lea. Devan pun merasa bingung karena sapaannya tidak di jawab. "Lea lo ga papa kan."

Lea pun merasa sedikit tersentak karena suara Devan "Ah,, iya gue.. gue baik-baik aja kok." Lea pun langsung mengalihkan tatapannya ke Aya "ya temenin gue ke toilet yuk, please..."

"Loh, bukanya kita barusan aja dari toilet yah. Kenapa kesana lagi??" Tanya Aya polos.

Lea pun dengan susah payah memikirkan alasan yang tepat untuk menghindari Devan, setelah beberapa detik muncul lah sebuah alasan, "em... Air softlens gue ketinggalan. Udah ayu buruan nanti keburu ilang." Tanpa menunggu Jawaban dari Aya, Lea pun langsung menarik tangan Aya. "Oke, gue ke toilet dulu yah."

Secara spontan Devan pun menarik tangan Lea dan langsung membalik badan Lea lalu menatap matanya "Lea kita bisa ngomong bentar ga?"

Seketika Lea pun menjadi gugup karena di tatap Devan. Setelah beberapa detik saling menatap, akhirnya Lea pun mengalihkan pandangan ke arah lain. "O... Oke. Tapi nanti." Lea pun kembali menarik tangan Aya "ayo,, ya."

LEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang