Pertemuan 2

7.8K 402 5
                                    

Duak!

"Aduh!!"

"Auwhh!!"

Sai yang sedang menggambar di bawah pohon, terkejut dengan seseorang yang tiba tiba menabraknya, atau lebih tepatnya ia di tabrak dengan lutut seseorang pas sekali hinggap di hidungnya

"Hei! Apa yang-"

Ino langsung membekap mulut Sai tanpa melihatnya dan Ino bahkan tak menyadari ia membekap Sai bukan mulutnya saja, tapi juga hidungnya. Membuat Sai mengap mengap kehabisan nafas. Ino tidak melihat Sai karena fokus pada orang yang tadi mengejarnya.

Sai yang sudah kehabisan nafas sudah tak tahan lagi. Sai langsung menjambak rambut Ino hingga membuat kepala Ino tertarik

"Aduuuhh!!" Ino merasakan sakit pada kulit kepalanya. Refleks Ino melepaskan be kapan tangannya dan menoleh pada Sai 'Ini cowok pucat amat. Kayak mayat!' batin Ino

Sai yang melihat Ino mengernyit pun menjadi bingung "Apa?"

"Heh mayat! Kenapa kau menjambak rambut ku?" Ino jadi naik darah saat Sai mengatakan apa bukankah harusnya mengatakan maaf setelah menjambak rambutnya?

"Salah sendiri yang membekap mulut dan hidungku hingga aku mengap mengap kehabisan nafas, mana kau menabrak wajah ku dengan lutut mu! Harusnya kau minta maaf"

Ino menatap Sai aneh "Normalnya sih Di mana mana yang minta maaf itu cowok. Bukan cewek"

"Ya, kalo ceweknya normal"

"Apa? Jadi kau mau bilang aku ini tidak normal?!"

Sai merespon ucapan Ino dengan senyum palsu andalannya. Lalu Sai mengambil kuas nya yang tadi sempat terjatuh. Sai mulai berjalan menjauhi Ino

"Sampai jumpa lagi pig"

Ino melotot saat Sai mengatainya Pig dengan penekanan pada kata 'pig'

"Mayat Sialaaaaannnn!!!"

Dan teriakan Ino sukses membuat orang orang di sekitarnya menutup telinganya

--------------

Hinata sedang duduk di pojok kantin, sambil menunggu teman temannya Hinata sibuk dengan ponselnya. Biasa, dia kan Maniak Game. Tiba tiba...

"Maaf, ini meja aku dan teman temanku. Bisa kah kau pindah meja nona?" seseorang dengan rambut pirang jabrik layaknya durian tiba tiba menegor Hinata. Membuat Hinata mengalihkan pandangannya dari ponselnya dan menatap sepasang mata biru Safir yang menatapnya, tak lupa dengan 3 goresan di pipinya di tambah cengiran lima jarinya

"Memang tak ada meja lain?" tanya Hinata pada Naruto, orang yang tadi menegor nya

"Tunggu! Rasanya aku kenal kau... Hm.." Naruto memasang wajah berfikir "Akh! Aku ingat, kau pasti Indigo-chan ya?"

Hinata mengernyit kan alisnya "Kau Ramen Boy?"

"Akhhh!!!! Akhirnyaaaa aku menemukan mu Indigo-chan!" teriak Naruto heboh membuat seisi kantin menatapnya "Akhirnya aku menemukan partner game!"

"Aku? Partner game mu? Akh maaf atas penawaran mu.. Ramen Boy, tapi kau adalah pemain game terpayah yang pernah ku kenal"

"Huh?! Sombong sekali kau! Kau takut kalah main dengan ku ya?" tanya Naruto mengejek

"Aku takut pada mu? Haha.. Maaf ya Duren busuk, aku tak takut pada mu"

"Hah? Apa?! Duren busuk? Enak saja. Dasar kau si buta dari gua hantu"

"Apa? Kau memanggil ku apa?!" Hinata memicingkan mata lavendernya "Pergi kau! Durian busuk. Mulai hari ini, Ini adalah meja milik ku dan teman temanku! Camkan itu" Hinata sedikit mendorong Naruto agar menjauh darinya

Love? are you kidding? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang