Part 4_Kawan Baru

142 17 39
                                    

_Kawan Baru ....

_Kawan Baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-oOo-

Melihat boneka pemegang pisau terbaring di depan kamar mandi, Edward seketika mengernyitkan kening. Ia mengambil boneka itu lalu menatapnya.

'Kenapa bisa ada di sini? Bukannya tadi ada di atas meja?'

Pikiran aneh pun mulai menyeruak di otak. Edward masih tak mau ambil pusing memikirkan boneka itu. Intinya besok ia harus membuang boneka tersebut selepas pulang sekolah. Sebenarnya pembuangan boneka itu ia jadwalkan hari ini, tapi entah kenapa Edward benar-benar lupa akan hal tersebut.

Setelah meletakkan Samrick di atas meja, Edward pun menaikkan seluruh badannya ke atas kasur. Di saat ia mendaratkan kepalanya di atas bantal, ia merasa ada sebuah benda keras yang bersembunyi di dalam sarung bantal. Edward kembali bangkit lalu mengeluarkan benda itu—sebuah kapak.

'Siapa yang menaruh kapak boneka itu di dalam sarung bantal?'

Pikiran yang kacau akan kejadian aneh di kamar mulai membuat kepala pemuda itu sakit. Ia memaksa otaknya untuk mengosongkan pikiran agar dirinya bisa tertidur.

Setelah cukup lama berjuang melawan pikiran kacau itu, akhirnya Edward bisa tertidur juga. Namun, sekitar pukul satu dini hari, telinganya kembali mendengar suara deritan pintu kamar yang terbuka. Ia kembali berpikir bahwa ayahnya ingin mengecek keadaan anaknya yang belakangan ini sangat dingin. Seperti biasa, Edward tak membuka mata karena rasa kantuk yang benar-benar menguasainya.

Edward menunggu ayah untuk datang menghampiri dan mencium pipi. Ayahnya memang sering datang tengah malam untuk mencium pipi Edward di saat anaknya itu tertidur karena ia merasa malu jika ada orang lain yang melihatnya.

Namun, hal itu tidak setiap hari ia lakukan. Hanya di hari-hari tertentu saja, mungkin hanya saat ayahnya tiba-tiba merindukan anaknya. Edward tetap merasa senang karena kasih sayang seorang ayah untuknya tak terbatas.

Namun, tak ada sentuhan apa pun di pipi. Deritan pintu kembali terdengar, sepertinya pintu kamar sudah tertutup kembali.

Tap ... tap ... tap ....

Langkah kaki pun perlahan terdengar menjauhi kamar. Edward merasa kecewa karena ayahnya tak masuk ke kamar untuk mencium pipinya seperti biasa.

***

Fajar telah menyingsing, sedangkan cahaya matahari telah menerangi langit Amerika ini. Edward terbangun dengan ekspresi terkejut melihat bonekanya punya lebih banyak bercak darah daripada kemarin. Edward merasa heran dengan boneka itu, ia mulai berprasangka kalau boneka itu memang memiliki banyak cairan darah di dalam tubuhnya sehingga sekali-kali boneka itu mengeluarkan darah untuk menambah kesan horor. Jika memang seperti itu, berarti pembuat boneka Samrick benar-benar sangat hebat dalam merancangnya. Namun, siapa sangka kalau darah pada boneka itu memang asli.

The Dark Side of the Doll (Sisi Gelap Boneka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang