Part 7_Hari Tanpa Orang Tua

134 9 61
                                    

Sisi Gelap Boneka

#Hari_Tanpa_Orang_Tua

-oOo-

Edward menatap boneka yang merebut semua kebahagiaannya dari sang ayah. Ia makin membenci boneka itu. Samrick sama sekali tak membantu. Bukannya menenangkan hati, ia hanya menambah masalah Edward.

Kening Edward mengerut melihat darah boneka yang tampak masih baru, walaupun sudah sedikit mengering. Ia bangkit untuk duduk memerhatikan darah boneka itu dengan saksama. Ia mengusap jempolnya ke tangan boneka yang memerah.

'Apa darah ini adalah darahku yang menempel di tangan Samrick? Tapi, semalam boneka ini sama sekali tak menyentuh tubuhku saat aku dicambuk. Meskipun, Ayah sempat melempar boneka ini ke arahku, tapi boneka ini tidak jatuh ke bagian tubuhku yang berdarah. Lantas, dari mana boneka ini mengambil darah? Apa mungkin Kak Armand yang melakukannya lagi untuk membuatku bingung? Tidak diragukan lagi, dia memang sering melakukan itu.'

Edward menatap bibir boneka. Datar, padahal malam kemarin bibirnya terlihat tersenyum. Namun, Edward tak ingin mempermasalahkannya, ia berusaha untuk tetap berpikir positif.

'Mungkin semalam aku hanya salah lihat karena pandanganku sudah kabur.'

Edward mengarahkan pandangannya ke arah pintu yang terbuka lebar. Tak biasanya pintu itu terbuka, mungkin saja semalam ibunya lupa menutup pintu sebelum keluar.

Tiba-tiba sepintas ingatan pun berlalu di kepalanya. Setelah ibunya pergi, Edward mendengar ada seseorang yang masuk ke kamarnya. Edward yakin orang itu yang lupa menutup pintu dan membaringkan Samrick di dekat Edward. Tapi, siapa orang itu?

'Apa Ayah yang sengaja masuk untuk meletakkan boneka ini? Tapi, Ayah tidak pernah lupa menutup pintu.'

Edward menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak mungkin ayahnya terbangun pada dini hari hanya untuk menaruh Samrick di kamar. Biasanya ayah memang sering masuk ke kamar Edward di malam hari untuk memberikan kasih sayang, tapi setelah amarah yang sedahsyat itu, sangat tidak mungkin ayahnya melakukan hal itu lagi.

'Apa itu Kak Armand? Dia memang selalu mengerjaiku saat Ayah tidak melihatnya, bisa saja dia masuk ke kamarku dan lupa menutup pintu. Tapi, aku tahu kalau Kak Armand tidak pernah bangun sebelum matahari terbit.'

Edward kembali menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia masih bingung, bukan karena pintu yang terbuka, melainkan seseorang yang bangun dari tidur hanya untuk menaruh boneka itu di dekat Edward.

Edward berusaha untuk membuang jauh-jauh segala pikirannya. Kepala masih terasa sakit setelah ayahnya menendang  beberapa kali malam kemarin. Ia pun juga masih sulit untuk keluar kamar karena kaki yang masih sangat sakit.

Untung saja hari ini hari Sabtu, sekolah tentu diliburkan agar para siswa maupun guru bisa menikmati weekand bersama keluarga. Sayangnya, kesenangan itu tak dapat dirasakan oleh Edward karena ia harus terperangkap di dalam kamar bersama dengan boneka mengerikan. Mungkin hari ini tidak akan suram jika seandainya kedua orang tua Edward tidak harus keluar kota.

Seketika ia mengingat ayah dan ibunya. Apa mereka sudah berangkat tanpa memberitahu Edward? Mereka sungguh tega jika meninggalkan anaknya dalam kondisi seperti ini.

Edward mendengar suara Armand yang sedang mengoceh di koridor lantai 2. Pupilnya mengikuti tubuh Armand saat Armand berjalan melewati muka pintu kamar. Tampaknya ia hendak menuju kamar. Ocehannya tidak terlalu jelas, tapi Edward sempat mendengar kalau Armand sedang mengumpati ayahnya.

The Dark Side of the Doll (Sisi Gelap Boneka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang