Part 5_Perubahan Sifat yang Drastis

107 11 10
                                    

_Perubahan Sifat yang Drastis ....

-oOo-

Ayah Edward mendekati anaknya dengan tatapan curiga karena melihat tingkah Edward yang sedikit aneh.

Sang ayah kembali mengulang pertanyaan, "Apa yang kamu lakukan di sini?" Ia mengernyitkan dahinya sambil menunggu jawaban dari Edward.

"A-aku ... aku ...." Edward tampak sangat gelisah, ia takut kalau ayah melihat apa yang dilakukannya tadi.

"Kamu kenapa bingung sekali menjawab pertanyaanku? Tidak susah, kan."

"Aku hanya menghirup udara sore, Yah," ucap Edward cengengesan.

"Oohh ... jangan pulang kesorean, nanti kejadian malam itu bisa terulang lagi. Kamu tidak mau kan hal itu terjadi lagi?" kata ayah dengan nada mengancam, tapi memasang ekspresi wajah bercanda.

"Siap Ayah." Edward memasang ekspresi wajah yang serius sambil hormat bak tentara yang menerima perintah.

"Bisa saja kamu." Ayah Edward mengacak-acak rambut anak kesayangannya. "Ayah masuk dulu." Ia pun berjalan memasuki pekarangan rumah dan hilang ditelan pintu.

Edward langsung bernapas lega dan detak jantungnya pun kembali normal. Tak dapat ia bayangkan jika sampai ayahnya melihat perbuatan buruk Edward. Apalagi boneka itu sepertinya sangat disukai oleh ayahnya. Mungkin saja boneka tersebut adalah pemberian dari seseorang yang sangat disayangi oleh sang ayah.

Saku celana Edward bergetar dan timbullah suara nada pemberitahuan bahwa ada seseorang yang menelepon melalui ponselnya. Ia pun merogoh sakunya untuk mengambil ponsel yang berdering itu. Sebuah nama bertuliskan 'Lolipop Alicia' pun tertera di muka ponsel.

"Hai, Lol, ada apa? Kangen ya?"

Dari ujung telepon terdengar suara Alicia yang berteriak kegirangan. Setelah beberapa detik mengeluarkan suara nyaringnya, ia pun berkata, "Sudah lama kamu tidak memanggilku Loli lagi. Aku senang sekali, berarti kamu sekarang sudah sehat! Horreeeee ...." Setelah pekikan itu, terdengar bunyi suatu benda yang terjatuh di lantai.

Prang!

"Suara apa itu? Apa maksudmu aku sudah sehat? Sejak kapan aku sakit?" Tampaknya Edward bingung dengan kalimat Alicia. Terlebih lagi telinga Edward seketika berdengung mendengar Alicia yang tak henti-hentinya berteriak.

"Oohh ... tadi itu hanya piring saja yang jatuh. Tidak sengaja aku lempar karena spontan dengar kamu yang kembali memanggilku Loli lagi. Kemarin-kemarin kan kamu sedikit kurang waras dengan tingkahmu yang  sedingin es itu."

"Maksudmu ... aku gila?" Edward menaikkan intonasi suaranya.

"Bukan aku yang bilang, ya. Ed, jalan, yuk. Sudah lama kita tidak melakukannya lagi," ajak Alicia.

"Hmmm ... baiklah, aku ke rumah kamu sekarang. Sampai jumpa." Edward pun menutup telepon lalu berjalan masuk ke pekarangan rumah dan mengambil motor. Deru mesin pun terdengar dan gas ditancap hingga motor melesat menjauhi rumah bak pembalap internasional yang terkadang ia tonton bersama ayahnya.

***

Setelah beberapa menit menghabiskan waktu di perjalanan, Edward pun sampai di sebuah taman yang dipenuhi oleh rumput hijau dan bunga-bunga yang menghiasi sisi-sisi jalan setapak. Ia menarik tangan Alicia dan membawanya ke sebuah tempat makan terbuka di dekat kolam air mancur.

Setelah memesan beberapa makanan favorit mereka, Alicia pun mulai menceritakan hidupnya yang membosankan selama berada di rumah. Terutama ibunya yang jarang memberikan kasih sayang lagi sejak kematian ayahnya.

The Dark Side of the Doll (Sisi Gelap Boneka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang