Part 8_Tak Masuk Akal

88 7 10
                                    

_Tak Masuk Akal ....

_Tak Masuk Akal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-oOo-

Tatapan Harold membuat Edward merasa risih. Ia pun mengalihkan pandangannya dari Harold.

Harold mengambil kembali kucingnya yang sedang menikmati hangatnya kasur Edward. Ia memalingkan wajahnya ke arah boneka itu lalu menatapnya dengan tatapan kosong. "Tadi dia bernyanyi."

"Halusinasimu tinggi juga ya," ucap Edward yang mengambil sepotong cake lagi.

Harold menatap Edward. "Aku tidak berhalusinasi."

"Iya ... percaya," Edward memberikan secangkir teh pada Harold, "kamu minum dulu agar pikiranmu jernih."

Harold mengambil cangkir itu lalu meminumnya. Setelah meneguk beberapa kali teh itu, ia pun berkata, "Aku benar-benar mendengarnya dengan mata kepalaku sendiri."

Edward menatap Harold sambil mengernyitkan dahinya. "Mata?"

"Eh, maksudku perut."

"Perut? Kan aku sudah bilang, pikiranmu sedang kacau, makanya sampai mendengar suara boneka."

"Emm ... maksud aku, perutku sakit. Pinjam toilet ya." Harold pun bangkit dan hendak berjalan menuju toilet kamar. Namun, Edward langsung menghentikannya.

"Har," panggil Edward yang membuat Harold membalikkan badan.

"Iya?"

"Apa kamu tidak membenciku?" tanya Edward.

"Atas dasar apa?"

"Aku kira kamu percaya perkataan Stanley."

"Oohh yang itu, antara percaya dan tidak percaya. Tapi yang jelas, kau anak yang baik. Kalau masalah pembunuhan itu, aku masih tidak yakin seratus persen padamu. Tapi, jika memang bukan kau yang membunuhnya, kau tak perlu khawatir. Tanpa kau suruh juga, pembunuhnya akan mengaku sendiri. Kebenaran tidak akan bisa disembunyikan terlalu lama." Harold tersenyum lalu melanjutkan langkahnya menuju toilet.

Terima kasih, Har.

Edward mengalihkan pandangannya pada boneka yang tergeletak di lantai. Ia hanya mencoba menutup raut wajah kebingungannya pada Harold. Antara percaya dan tidak percaya, ia pun mengambil boneka itu dan menatap wajahnya.

Bernyanyi? Apa boneka ini punya speaker di mulut? Atau di sisi lain?

Edward kembali menyimpan boneka itu di atas meja belajar. Lalu mengambil garpu dan menusukkannya di sisi atas potongan cake.

The Dark Side of the Doll (Sisi Gelap Boneka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang