Beberapa cahaya tampak menghiasi di sepanjang jalan, seperti bintang yang berkelip jika di lihat dari jauh. Ini belum terlalu malam, tapi Sehun bertekat untuk pergi kesuatu tempat. Ia melewatkan makan malamnya dengan berjanji akan pergi tak lama pada sang ibu.
Sehun menghela nafasnya ketika mobil yang ditumpanginya telah sampai, mengingat kemarin dia tak yakin Namjoon akan menerimanya. Dia memang sedang berada di aprtmen Namjoon sekaligus temannya. Dengan mantapkan hati ia melangkah, meninggalkan sopirnya sendiri.
Menunggu beberapa menit sampai pintu itu terbuka, Sehun tersenyum karena Namjoon sendiri yang membukakan pintu itu. Berbanding terbalik dengannya, Namjoon malah nampak geram.
"Ada apa lagi? "
Sehun sedikit membenarkan posisi berdirinya. "Soal kemarin_"
"Ya. Kau itu bodoh atau tuli eoh?! Aku sudah bilang berapa kali padamu. "
"Hyung, kau belum melihat kemampuanku bukan? "
"Sudahlah pulang sana. " pintu itu tertahan karena kungkungan Sehun yang bersi keras.
"Andwe-o, akan tetap disini sampai kau mengizinkanku iku. " Namjoon mendengus.
"Ada apa ini? Eoh Sehun-ah kenapa tidak masuk? " itu suara Jongin yang mengiterupsi, tadi dia sibuk dengan soal fisika yang Namjoon paksa untuk mengerjakannya dikamar. Sampai telinganya mendengar suara ribut didepan. Dan dia tercengang melihat kakak sepupunya itu menutup pintu begitu saja.
"Hyung. Apa yang kau lakukan? Dia masih diluar. "
"Biarkan saja. " Namjoon beranjak, sampai terhenti sedetik kemudian karena cengkraman Jongin dilengannya.
"Ada apa sebenarnya? "
"Dia memaksa menunggu disana, sampai aku mengizinkannya ikut. " Jongin membulatkan matanya sempurna.
"Dan kau biarkan? "
Namjoon mencengkram lengannya "tetap disini atau kau juga keluar dari sini selamanya. "
Ini tidak boleh terjadi, Jongin memutar otaknya memikirkan cara untuk membuat kedua pihak mendapat keuntungan. Dia tidak bisa jika harus membiarkan Sehun di luar, ini malam hari. Bukan hal yang bagus tentunya.
Namjoon tetap duduk santai dengan laptop yang menyala, tak memperdulikan adik sepupunya yang sajak tadi mondar mandir di depan pintu dengan menggigit jarinya sendiri. Sampai akhirnya dia kesal melihatnya, membuat perutnya mual.
"Minggir ." Jongin terpaku beberapa menit "aku ingin buka pintunya. " dan dia tersenyum kemudian. "Masuklah. " Sehun tersenyum senang, hampir 3 jam dia berdiri di depan pintu itu. Dia akui kakinya sangat kebas sekarang, Namjoon sedikit membantu Sehun untuk melangkah lalu menghela nafas kemudian.
"Khamsahamnida hyung-nim. " beberapa kali pemuda kurus itu menunduk berterima kasih pada Namjoon.
"Kau tau, pilihanmu itu adalah sesuatu yang berat. Jadi kusarankan agar kau lebih melatih meningkatkan kekebalan tubuhmu. Jangan menghilangkan kepercayaanku. " lalu setelahnya ia memilih meneggelamkan diri dibalik pintu kamarnya. Meninggalkan dua orang yang saling berteman, Sehun menapakkan gerigi putihnya dibalik rona bibirnya yang sedikit memucat karena kedinginan.
"Aku akan pulang sekarang Jong."
"Wae?"
"Aku butuh istirahat untuk esok hari, sampai besok Jong..."
Jongin berjalan di belakang temannya itu seperti anak ayam yang mengikuti induknya, meskipun Sehun mengelak untuk terlalu dihawatirkan. Sesampainya di lobi aprtmen sederhana itu, Jongin menunduk menyapa sopir yang selalu mengantar sekaligus menjaga sahabat karibnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
souls (end)
Fanfiction[Amazing cover by: @me] "Aku hanya ingin 'cinta' ayahku kembali."